Disgust dan Shame
Kita pasti pernah merasakan rasa jijik dan malu bukan ?
Ya.. pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas tentang disgust dan shame yaitu rasa jijik dan malu. Jijik, pasti semua orang pernah merasakan jijik itu gimana, entah jijik terjadi karena melihat penampilan, bau sesuatu yang dibenci dan lain sebagainya. Â Sedangkan rasa malu merupakan suatu perasaan yang muncul pada diri seseorang sehingga ia merasa dirinya kecil, tidak berharga, serta ketidak berdayaan.
JijikÂ
Jijik merupakan salah satu emosi dasar asli yang dijelaskan oleh Eckman. Jijik dapat ditmpilkan dalam beberapa ekspresi seperti, bahasa tubuh seperti memalingkan badan atau muka dari objek yang membuat jijik , kemudian reaksi fisik ditandai dengan mual atau muntah, kemudian ekspresi wajah yaitu seperti mengerutkan hidung, dan melengkukan bibir atas.Â
Rasa jijik muncul disebabkan oleh sejumlah hal, termasuk rasa, pemandangan, atau bau yang tidak mengenakan. Â Seperti misalnya ketika kita berjalan dengan santai, tiba-tiba tanpa disadari ternyata kita menginjak kotoran hewan sepontan pasti tubuh kita akan memberikan respon jijik kepada hal tersebut bukan.
Lalu mengapa kita bisa merasa jijik terhadap sesuatu ?
Jijik merupakan suatu perasaan yang alami yang muncul pada diri seseorang, dan setiap orang pasti pernah merasakannya, karena kita sebagai manusia mempunyai naluri untuk merasakannya. Ketika seseorang merasa jijik ternyata peran otak disini juga berperan memproses perasaan ini, yaitu insula anterior. Selain bisa memproses perasaan, bagian otak ini juga memproses empati serta bagaimana tubuh melindungi diri dari hal-hal yang membuat kita tidak nyaman.Â
Rasa jijik yang muncul pada diri kita sebenarnya bisa kita kendalikan. Bagaiamna caranya ? sebagai contoh ketika kita merasa jijik terhadap sesuatu seperti luka dikaki yang sampai bercucuran darah , kita bisa mencoba untuk berempati pada diri kita sendiri sehingga rasa jijik tersebut bisa kita kendalikan.Â
Dengan  memberikan empati terhadap perasaan yang dapat memicu munculnya rasa jijik tersebut, kita bisa termotivasi untuk membuat diri kita menjadi lebih baik, dan kita pun menjadi berani untuk membersihkan dan mengobati luka tersebut agar cepat sembuh.Â
Perasaan empati ini juga berlaku bila kita merasa jijik terhadap orang lain. Seperti merasa jijik pada orang mengamputasi kakinya, nah disitu cobalah untuk berempati dan membantu orang tersebut.Â
Dengan demikian lama kelamaan perasaan jijik tersebut akan menghilang dengan sendirinya dan hubungan kita dengan orang lain tidak renggang, karena pada dasarnya rasa jijik yang berlebihan juga memberikan dampak yang negativ pada diri kita khususnya ketika kita berada dilingkungan sekitar kita, pasalnya bila perasaan jijik tersebut tidak dikendalikan maka akan menyebabkan kecenderungan untuk mengabaikan atau bahkan menyakiti orang lain.Â
Oleh karena itu pentingnya memposisikan diri dan juga menumbuhkan rasa empati pada diri kita sendiri.
Malu (shame)
Selanjutnya ialah rasa malu. Semua orang pasti pernah merasakan rasa ini. Dari contoh sederhana ketika kita disuruh maju didepan kelas untuk presentasi atau hal lainya. So rasa malu ini sangat wajar dimiliki oleh setiap orang, tapi bukan berarti rasa ini dibiarkan mengendap pada diri kita ya guys.., hal tersebut harus dicegah, dan perasaan malu terhadap suatu hal tertentu juga harus segera dilupakan agar tidak mempengaruhi diri kita kedepannya.
Apa itu rasa malu ?
Rasa malu merupakan rasa yang keluar pada diri seseorang yang ditandai dengan gerakan tubuh seperti, wajah yang memerah, mata terbelalak kaget akibat malu. Sehingga menimbulkan rasa ingin bersembunyi, menghilang, atau parahnya ingin bunuh diri. Bentuk rasa malu bermacam-macam. Rasa malu muncul ketika kita melakukan kesalahan yang sebenarnya tidak salah secara moral atau norma sosial, misalnya jatuh tersandung didepan umum atau salah kostum.
Lalu bagaimana seseorang dapat berdamai dengan rasa malunya ?
Sebenarnya rasa malu berguna untuk mencegah seseorang melakukan hal-hal yang melenceng dari norma dan nilai sosial. Â Akan tetapi jika memiliki rasa malu yang berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan jiwa dan mental kita, karena rasa malu yang berlebihan juga bisa membawa dampak negativ pada diri kita. Ada beberapa cara agar kita bisa berdamai dengan rasa malu, contohnya seperti :
- Memperhatikan apa yang memicu rasa malu itu datang
- Yang pertama yakni dengan mencoba mengevaluasi diri sendiri, seperti memahami diri sendiri. Sehingga dengan mempelajari pemicu yang menyebabkan rasa malu itu muncul dapat memecahkan dan membantu kita dalam menghadapi kegelisahan yang muncul.
- Ubah pikiran kita
- Ubah pikiran-pikiran negatif yang muncul pada diri kita. Karena terlalu berfikir negatif dapat membuat kita bukan menjadi orang yang lebih baik melainkan kita malah makin malu dan terpuruk. Jadi merubah pola pikir ini sangat penting agar kita dapat mengolah rasa malu dengan menentang pikiran-pikiran negativ pada diri kita.
- Menerima diri ketika merasa malu
- Ketika kita merasa malu maka akuilah hal tersebut, dan jangan menyangkal dan menggap diri baik-baik saja. Fungsi menerima rasa malu tersebut agar kita dapat melawanya, dengan demikian akan menumbuhkan rasa percaya diri dan positif  pada diri kita. Karena penerimaan diri sendiri itu lebih penting daripada terus meerus menutupi rasa malu yang dirasakan.
- Jauhi orang-orang yang membuat rasa malu itu muncul lagi
- Memaafkan diri sendiri
- Memaafkan diri itu penting untuk diri kita. Karena dengan memaafkan diri sendiri maka kita akan melupakan hal-hal yang membuat kita malu dan merupakan jurus jitu untuk berdamai dengan perasaan malu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H