Mohon tunggu...
fia rachim
fia rachim Mohon Tunggu... Mahasiswa - tuangkan semua yang ada dalam fikiranmu dalam bentuk tulisan-tulisan yang bernilai dan berkualitas

Bismillah pasti bisa !!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan Sistem Saraf Otak pada Anak

24 April 2022   23:17 Diperbarui: 24 April 2022   23:21 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak merupakan mesin penggerak yang memiliki banyak fungsi dan aktivitas pada tubuh manusia. Otak juga memiliki fungsi yang lebih penting lagi seperti sebagai mesin kecerdasan manusia, emosi, ingatan dan gerak pada tubuh manusia. Pada artikel saya sebelumya pernah saya singgu bahwasanya otak pada manusia sudah mulai berkembang sejak dalam kandungan, yakni tepat pada minggu ketiga  hingga minggu keempat setelah terjadinya pembuahan.  Pada pembahasan kali ini pembahasana saya mengacu tentang tahapan perkembanagan saraf tahun pertama kelahiran, kemudian sistem otak anak usia dini, dan stimulasi saraf anak usia dini.

Pembahasan yang pertama yakni tahapan perkembangan saraf tahun pertama kelahiran:

Otak manusia sudah mulai berkembang sejak berada dalam kandungan ibunya. Tepatnya yaitu sejak minggu ketigga hingga keempat setelah pembuahan. Pada saat itu alur saraf yang terbentuk sejak embrio mulai menutup menjadi sebuah tabung yang kemudian disebut dengan tabung saraf berkembang menjadi otak, sedangkan sisanya berkembang menjadi sumsum tulang belakang. Sementara sel-sel puncak saraf menjadi sistem saraf tepi. Diujung depan tabung saraf, tiga area otak utama terbentuk, yaitu otak belakang, otak tengah, dan otak depan. Nah dari sini dapat dilihat bahwa perkembangan saraf pada anak saat dalam kandungan mulai berkembang sesuai dengan umur kehamilan sang ibu. Dan pada masa ini lah perkembangan otak pun sudah mulai berkembang dengan sempurna.

Sistem otak anak usia dini

Kita tahu bahwa perkembangan otak pasa masa bayi (infancy) berkembang sangat pesat. Pada masa kelahiran anak, otak anak berkembang masih sekitar 25 % dari berat otak orang dewasa, namun memasuki usia dua tahun peningkatan berat otak pada anak dapat mencapai 75 % dari berat otak orang dewasa. cepatnya perkembangan otak yang terjadi pada anak yang terjadi pada saat anak lahir hingga anak memasuki usia 2 tahun orang tua atau guru perlu memberikan stimulus yang tepat untuk anak, yang gunanya agar otak anak berkembang dengan maksimal. Perkembangan otak yang terjadi pada anak juga cenderung dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Oleh karena itu orang tua harus memberikan rancangan sedemikian untuk lingkungan tempat tinggal guna memberikan dampak positif dan perkembangan otak yang maksimal kepada anak. Perkembangan otak pada anak usia dini melalui 3 tahapan, yaitu mulai dari otak primitif (action brain) yakni yang mengatur fisik kita untuk bertahan hidup selain itu juga berfungsi sebagai gerak motorik, memantau fungsi tubuh dan memproses informasi yang masuk dari pancaindra, kemudian otak limbik (feeling brain) yang memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Baagian otak ini berguna sebagai penghubung antara otak pikir dan otak primitif, dan yang terakhir adalah otak pikir (thought brain), merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan.

Stimulasi saraf anak usia dini

Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Setelah anak lahir kegiatan otak dipengarhi dan tergantung pada kegiatan sel saraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antarsel  saraf. Stimulasi yang tepat yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan semakin berkembang apabila stimulus yang diberikan semakin banyak. Anak juga perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalu mendapatkan stimulasi psikososial. Stimulasi sosial secara mudah dapat diberikan pada anak dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain. 

Stimulasi sangat membantu dalam mestimulasi otak untuk menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan. Stimulus tersebut dapat diberikan dengan berupa memberikan kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang tua. Selain itu orang tua juga dapat memberikan pengalaman lansung dengan menggunakan panca indranya.

Nah demikian tadi artikel yang dapat saya tulis pada kesempatan kali ini semoga bermanfat ya gays..

Sampai bertemu diartikel selanjutnya…

Selamat membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun