Mohon tunggu...
Vian Jamaludin
Vian Jamaludin Mohon Tunggu... -

Seduluran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ucapan Natal: Antara Fatwa, Toleransi dan Kebhinekaan

22 Desember 2014   00:30 Diperbarui: 24 Desember 2015   19:16 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14191586972083744398

Toleransi

Didalam Al-Quran pun dianjurkan untuk memuliakan dan berbuat baik kepada kerabat, saudara, teman dan tetangga. Apa salahnya kita mengucapkan natal kepada teman atau tetangga sekedar untuk menghormati meraka. Hal terpenting didalam kehidupan beragama adalah toleransi. Toleransi harus selalu dijaga, jika kita menghorrmati orang lain insayaallah orang lainpun akan menghormati kita. Bukan hanya dalam beragama tapi juga dalam bermsayarakat, berbangsa dan bernegara, toleransi antar sesama harus diutamakan.

Kita harus menghormati setiap kepercayaan dan keyakinan. Jika ada muslim yang meyakini untuk tidak mengucapkan natal itu harus kita hormati baik oleh sesama muslim sendiri maupun orang nasrani yang merakayakan. Orang nasrani harus menghormati hal tersebut sebagai sebuah keyakinan terhadap sebuah agama, dan bukan berarti orang muslim yang tidak mengucapakan berarti tidak menghormati, tidak. Begitupun dengan muslim yang meyakini bahwa mengucapkan natal itu diperbolehkan, hal ini harus dihormati oleh semua pihak, baik dari orang nasrani ataupun orang muslim yang tidak mengucapkan natal.

Seorang muslim yang mengucapakan natal menurut saya bukan berarti dia mengimani Yesus sebagai Tuhan dan bukan berarti dia kafir. Menurut saya, iman itu adalah kepercayaan dan keyakinan hati dan jiwa, serta keteguhan hati untuk meyakini dan mempercayai suatu keyakinan atau kepercayaan. Iman bukan dari ucapan, iman bukan dari apa yang dikenakan, iman bukan dari apa yang dilakukan tapi iman adalah dari niat tentang apa yang diyakini dan apa yang dipercayai dalam hati, lahir dan batin.

Seorang muslim yang mengucapkan natal tapi dalam hatinya dia tetap berpegang teguh pada iman dan keyakinannya atas Islam, dia masih tetap seorang muslim dan dia masih tetap islam. Toh dia hanya berniat semata-mata untuk sekedar mengucapkan, memberikan selamat dan menghormati orang nasrani yang sedang merayakannya. Tak ada sedikitpun niat dalam hatinya untuk mengimani Yesus, mengakui Yesus sebagai Tuhan, tidak ada, tidak ada niat apalagi kepercayaan sedikitpun.

Hal yang salah adalah jika kita saling memusihi satu sama lain, saling menghujat, saling menyalahkan, mengkafir-kafirkan dan menjustifikasi orang lain. Akan lebih baik jika kita berkaca pada diri sendiri terlebih dahulu, melihat diri kita jauh labih kedalam, melihat sejauh mana kita telah berbuat baik kepada orang lain, berpikir sebelum bertindak, berkaca sebelum melihat, dan berbuat agar lebih manfaat.

"Agama adalah akhlak. agama adalah perilaku. agama adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih dan cinta kasih sesama. Bila kita cuma puasa, sholat, baca al-qur'an, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, menyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama" - Ehma Ainun Nadjib

Mengharamkan ucapan Natal, tapi kalo pas tahun baru pada maksiat, mabuk, zinah dan sebagainya. Ingat itupun bukan tahun baru Islam, hal ini bukan berarti membolehkan maksiat pada pada tahun baru Islam, bukan! Ingatkah kalian kapan tahun baru Islam? Tahun Baru Hijriyah? 1 Muharam? Ingatkah kalian?

Mari kita renungkan bersama, berhentilah saling menyalahkan, sudah saatnya kita belajar dan berkaca, kembali ke jalan yang banar tanpa harus menyalahkan.

"Kita berbeda kerana kita sama: sama-sama berbeda" - Candra Malik

Selamat merayakan Natal bagi semua yang merayakannya.

Wassalamu'alaikum wr.wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun