Mohon tunggu...
Viane Suwasa
Viane Suwasa Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Novelis, Ilustrator, dan suka menulis puisi.

Banyak hal positif yang bisa dipelajari dalam hidup. Semangat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Disabilitas, Ketekunan, dan Pengharapan

20 Desember 2020   21:24 Diperbarui: 20 Desember 2020   21:34 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada tahun 1880 di Tuscumbia, Alabama, lahirlah seorang anak perempuan dalam keadaan normal. Namun saat berusia 19 bulan, dia diserang penyakit yang menyebabkannya buta dan tuli. Karena itu, dia tumbuh menjadi anak yang frustrasi, mudah marah dan sangat sulit diajar karena tidak bisa berkomunikasi. 

Akhirnya, pada usia tujuh tahun, orang tuanya memanggil guru khusus untuk membimbing gadis kecil tersebut. Dengan kesabaran dan ketekunan dari gurunya serta kedua orang tuanya, gadis itu bisa tumbuh menjadi wanita yang sukses. 

Dia menjadi orang tuna rungu dan tuna netra pertama yang lulus dari Universitas. Menghasilkan 12 buku dan berbagai artikel, bahkan bukunya yang berjudul "The World I Live In" dan "The Story of My Life" diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. 

Dia banyak membantu orang yang senasib dengannya dengan mendirikan yayasan khusus orang-orang buta dan tuli. Ya, dialah Hellen Adams Keller, seorang penyandang disabilitas yang luar biasa menginspirasi banyak orang di dunia hingga sekarang. 

Namun jangan pernah lupa, bahwa dibalik kesuksesannya ada sosok-sosok yang mendukungnya secara penuh. Orang tua Hellen tak pernah putus asa mendukungnya hingga sukses. Lalu, ada sang guru yang luar biasa, Anne Sullivan yang dengan sabar mengajarkan Hellen membaca dan menulis. Dialah yang pertama kali memperkenalkan Hellen dengan huruf Braille. 

Nick Vujicic adalah seorang motivator besar yang terlahir cacat. Dia lahir tanpa kedua tangan dan tanpa kedua kaki, hanya ada dua jari kecil di kaki kirinya. Dia mengidap gangguan Tetra-amelia langka. Sempat berniat bunuh diri di umur delapan dan sepuluh tahun dengan menenggelamkan diri di bak mandi. Hidupnya penuh olokan dan hinaan. Namun, kasih kedua orang tuanya yang menghangatkan hatinya. 

Akhirnya melalui lagu  berjudul "Something More", Dia menyadari bahwa Tuhan punya rencana lain dalam hidupnya. Dia berlatih menulis dengan dua jari kecil di kaki kirinya lalu mulai belajar menulis dan menggunakan komputer dengan alat bantu khusus. 

Singkat cerita, kehidupannya menjadi berkat bagi banyak orang. Inspirasi kisahnya adalah bahwa di balik kekurangan, Tuhan justru bekerja dan memakai orang-orang seperti dia untuk mengajarkan kepada orang lain agar lebih bersyukur. 

Di Indonesia banyak juga kisah sukses para disabel. Salah satunya Irma Suryati yang menderita lumpuh sejak usia empat tahun akibat Polio. Dia membuka usaha pada tahun 1999 sebagai pengrajin keset. Mendapat penghargaan dari Bupati Kebumen dan dari Pemerintah Jepang sebagai penyandang disabel berprestasi. 

Setiap anak yang lahir kedunia ini tidak pernah meminta untuk dilahirkan seperti apa dan bagaimana. Yang mereka tahu, pada saat mereka lahir, mereka pasti mendapat kasih sayang berlimpah dari lingkungan mereka, terutama dari orang tua. 

Tapi, masih banyak orang tua yang tidak terima dengan keberadaan mereka, seorang anak yang terlahir cacat atau dalam masa pertumbuhannya karena sesuatu hal menjadi cacat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun