Mohon tunggu...
Novia Irianti
Novia Irianti Mohon Tunggu... -

Seorang yang sering berhujan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Tidur, Rasa

27 September 2012   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:36 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat malam, teras kamar.

Aku kembali mendiami teras kamar yang selalu menjadi tempat akhir pembuangan hasil perenungan ku. Mungkin bukan hanya sekedar tempat akhir, tapi juga tempat memproses renungan hati yang terkadang irasional untuk dikelola menjadi hal-hal yang setidaknya lebih rasional. Ini adalah malam kesekian dalam sebulan terakhir. Tepatnya, malam kesekian tentang dia yang kucurahkan di tempat ini, di teras ini, di sudut ini.

Kalau harus menganut aliran bahwa cinta tak datang dengan tiba-tiba, maka aku dengan terpaksa menamakan ini adalah sebuah rasa terpesona, meski aku sebenarnya lebih suka menamakan ini cinta. Karena aku tahu ini memang cinta. Tapi biarlah, biarlah aliran tersebut membuat ku sedikit tidak merasa bersalah tentang rasa yang ku ukirkan dalam benda bernama hati.

Ini adalah malam kesekian. Malam kesekian untukku meminta hati agar terbangun dari sapaan hangat kata cinta. Karena sungguh, aku takut akan rasa bersalah yang aku tahu pasti akan tumbuh bersamaan dengan rasa. Aku jatuh cinta. Atau entah apalah itu namanya. Tak pernah ada yang salah dengan cinta. Yang salah adalah tempat cinta itu jatuh, karena jatuh pada orang yang terlanjur memiliki label "sahabat".

Dia hadir, jauh sebelum rasa ini hadir. Dia hadir dalam bentuk yang jauh berbeda. Dia adalah orang yang kuyakini tak akan mampu menjadi pengukir bagi hati. Itu, dulu. Saat ini, rasa menyajikan dia dalam bentuk lain. Bentuk keabstrakan meski bisa ku lihat dengan jelas. Saat ini, dia bukan hanya pemahat handal dalam hati. Dia bahkan pengukir lihai yang mampu dengan sempurna menyempurnakan bentuk dari bagian-bagian kecil hati.

Tapi, lagi-lagi aku harus ingat. Bahwa di teras ini adalah tempat merasionalkan hal-hal yang irasional. Keyakinan nya adalah cinta tak boleh menggantung dalam tali persahabatan. Keyakinan nya adalah, cinta dan sahabat adalah hal yang harus tumbuh dalam alur masing-masing. Cinta dan sahabat adalah jalan dua arah yang terlarang untuk disatukan.

Sudahlah. Aku akan mengakhiri. Bukan untuk mengakhiri dia, tapi untuk mengabadikannya, meski dalam bentuk yang lain. Aku akan berhenti. Bukan karena lelah, tapi untuk meneruskan yang seharusnya.

Selamat tidur, Rasa.

Tolong jangan terbangun lagi.

http://viairianti.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun