Udara Minim Asap
Tidak ada kendaraan bermotor di tiga desa yang ditinggali Suku  Baduy Dalam, yaitu Cikeusik, Cikertawarna, dan Cibeo. Mereka biasa menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki. Jangan tanya kecepatan langkah kaki mereka. Kaki-kaki itu kuat dan ringan melewati jalanan berbatu yang ditata rapi.
Lalu saya membayangkan seandainya jalan-jalan di seluruh pemukiman masyarakat masih menggunakan bongkahan batu yang ditata  seperti di Desa Baduy. Semua orang berjalan kaki dan kendaraan bermotor hanya boleh dipakai di jalan raya saja. Mungkin kita tidak perlu menghadapi banjir dan polusi udara yang semakin tak terkendali.Â
Para aktivis kebugaran juga tidak perlu koar-koar mengenai pentingnya berolahraga. Hemat energi, hemat waktu, plus hemat pikiran. Tapi, apakah batu-batu yang ada di alam mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jalan kita yang semakin meluas?
Rumah Panggung Sederhana
Suku Baduy membuat rumah mungil dari kayu atau bambu. Mereka bahkan tidak memakai paku untuk perekat, melainkan kayu yang diruncingkan. Bagaimana jika rumah-rumah modern juga terbuat dari kayu dan anyaman bambu seperti Suku Baduy? Kalau sudah tak terpakai lagi tinggal bongkar dan bisa dimanfaatkan untuk rumah yang lain.Â
Jadi, tidak ada lagi bekas rumah sakit, sekolah, rumah mewah, bahkan perumahan yang tak laku. Tembok-tembok permanen yang terbengkalai itu seringkali membuat hati saya sakit. Berapa dana yang dihabiskan untuk membuatnya dan kemudian tidak bermanfaat. Sementara, di luar sana banyak rumah penduduk atau rumah sosial yang kurang layak.
Tapi jika seluruh manusia modern disuruh menggunakan bambu atau kayu untuk bahan rumah, hutan kita bisa benar-benar punah. Masalahnya manusia modern ini punya tingkat keserakahan jauh diatas penduduk Baduy. Manusia modern mana betah tinggal di rumah kecil yang efisien tempat dan bahan seperti orang Baduy? Â
Makanan Simpel Nan Alami
Satu hal lagi yang penting dari lifestyle masyarakat Badui, yaitu makanan mereka yang sederhana. Cukup dengan lauk ikan asin dan sayuran rebus. Toh, mereka terlihat sehat-sehat saja meski tidak pernah menikmati aneka olahan yang menghabiskan gas alam. Apalagi makanan-makanan yang dikemas dalam plastik sekali pakai. Sudah menghabiskan gas alam, lalu mencemari lingkungan dengan sampah plastik.
Hidup Damai Tanpa Listrik dan Ponsel Cerdas
Masyarakat Baduy ini tidak mau dijamah oleh aliran listrik dan seluruh peralatan yang membutuhkannya. Konon kabarnya, orang yang datang juga tidak boleh mengambil foto. Tapi, mereka terlihat baik-baik saja tanpa peralatan untuk meringankan hidup. Berbeda sekali dengan kita yang mati lampu satu jam saja sudah mengeluh seolah tak bisa berbuat apa-apa lagi di dunia ini.