Teh merupakan salah satu minuman yang banyak digandrungi, terutama oleh masyarakat Indonesia. Bahkan di beberapa tempat makan, es teh selalu menjadi minuman andalan di dalam menu yang tidak pernah terlewatkan.
Maka dari itu, melihat masyarakat Indonesia menkonsumsi teh setelah makan bukanlah hal yang aneh, justru penampakan tersebut terlihat sangat lazim. Padahal, tahukah kompasianers bahwa kebiasaan minum teh setelah makan sebaiknya dihindari? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Banyak penelitian menyebutkan bahwa minum teh setelah makan merupakan kebiasaan yang sangat tidak dianjurkan oleh Ahli Gizi.
Karena perlu kompasianers ketahui bahwa di dalam teh terdapat asam fitat, di mana kandungan tersebut dapat mengganggu penyerapan zat besi, jika dikonsumsi setelah makan.
Akibatnya, kandungan gizi dari makanan yang kompasianers konsumsi pun menjadi sia-sia. Sebab, tubuh setelah kita makan seharusnya bertugas untuk mencerna dan menyerap seluruh manfaat dari makanan yang dikonsumsi.
Namun, sayangnya interaksi asam fitat yang ada di dalam teh justru dapat menghambat penyerapat zat besi (Fe), seng (Zn), dan Magnesium (Mg). Sehingga minum teh setelah makan dapat meningkatkan risiko kekurangan zat besi dalam tubuh.
Jika kebiasaan ini dilakukan secara terus menerus, maka dikhawatirkan kompasianers akan rentan terkena anemia atau kekurangan zat besi dalam tubuh.
Selain itu, kebiasaan minum teh setelah makan juga dapat meningkatkan asam lambung yang dapat memicu GERD (gastroesophageal reflux disease).
Lantas, apakah minum teh itu tidak diperbolehkan?
Bukan tidak diperbolehkan, tentu saja boleh. Tetapi, sebaiknya tidak dikonsumsi langsung setelah makan.