Beberapa waktu belakang ini, istilah self healing terdengar kian akrab di telinga. Bahkan, ketika mendengar kata self healing, mungkin yang akan terlintas di pikiran sebagian orang adalah pergi ke luar rumah, liburan, shopping, atau berkunjung ke tempat-tempat tertentu guna menyembuhkan diri dari berbagai macam tekanan hidup yang dirasakan sehari-hari.
Sebab, sesungguhnya menjalani rutinitas harian yang monoton, ditambah tuntutan sosial sering kali membuat pikiran kita kewalahan, tertekan, stress, bahkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental.
Dengan begitu, pikiran-pikiran negative pun akhirnya muncul satu persatu. Mulai dari perasaan gelisah, cemas, merasa diri tidak berharga, sulit merasa bahagia, dan banyak hal buruk lainnya.
Maka dari itu, dibutuhkanlah self healing atau bisa dibilang, jeda sesaat untuk menjernihkan pikiran dan mental. Tapi, sebenarnya apa itu self healing?
Self healing adalah sebuah proses penyembuhan luka batin. Di mana, prosesnya dilakukan dengan cara melepaskan emosi terpendam serta energi negative yang telah bersarang di tubuh dan pikiran kita.
Namun perlu diingat, self healing bukanlah sebuah tindakan yang bertujuan hanya untuk mendapat kesenangan sesaat, berfoya-foya, atau lari dari tanggung jawab. Self healing ini merupakan cara atau upaya agar bisa mengatur yang ada di dalam diri, seperti, lebih memahami diri sendiri, menghindari pikiran-pikiran negative, serta menerima kekurangan mau pun kelebihan yang ada di dalam diri kita.
Ada berbagai cara dalam melakukan self healing, di antaranya, meditasi, olahraga, menonton film, atau melakukan hobi. Selain itu, self healing juga dapat dilakukan dengan membaca buku, salah satunya buku bertema self healing.
Selain tidak membuat kantong bocor untuk hal tidak karuan, membaca buku dengan tema ini nantinya dapat membatu kita untuk menjernihkan pikiran dan menyadarkan diri kita dalam memperolah pandangan baru terhadap hal-hal negative yang kita pikirkan.
Nah, berikut ini ada beberapa rekomendasi buku untuk self healing yang bisa membantu menjernihkan pikiranmu. Yuk, simak 6 rekomendasi buku di bawah!
- Baca Buku Ini Saat Engkau Lelah: Sesungguhnya Berpura-pura Bahagia itu Melelahkan - Munita Yeni
"Kita melakukan ini bukan untuk orang lain, bukan untuk mencari pengakuan di mata orang terpenting bagi kita, melainkan untuk mendapat pengakuan dari diri kita sendiri."
Terkadang kita terlalu sibuk mencintai ini dan itu bahkan sampai kita lupa untuk mencintai diri sendiri, dan itu sungguh melelahkan. Mengapa manusia mulai lupa bagaimana cara untuk mencintai dirinya sendiri? Bukankah sangat melelahkan ketika kalian ditinggalkan seseorang? Jika diri kalian sendiri yang meninggalkan dirimu, betapa sunyinya?
Baca Buku Ini Saat Engkau Lelah adalah buku yang mengajak pembaca untuk menerima, menyayangi, dan mencintai diri kita sendiri. Walau pun dalam hidup, banyak hal yang terjadi di luar rencana kita yang membuat kita sering kali membenci diri sendiri, meninggalkan diri sendiri, dan berubah menjadi orang lain demi menyenangkan banyak orang.
- Kamu Gak Sendiri - Syahid Muhammad
"Kita sudah cukup baik, membuat orang mengira kita baik-baik saja. Sekarang saatnya jujur, yang kecewa, yang lelah, yang gak tahu kapan harus istirahat, kamu boleh marah, boleh sendiri dulu, boleh kalau tiba-tiba pengen nangis, boleh banget perlu bantuan. Kamu gak harus terus baik-baik aja. Gapapa, gapapa. Terima, akui, lalu lepasin."
Kamu Gak Sendiri merupakan buku non fiksi pertama sekaligus buku ketujuh dari Syahid Muhammad. Buku ini membahas tentang hal-hal yang dulu pernah menjadi keresahan penulis ketika mencoba keluar dari "luka" yang berkaitan dengan perasaan cemas, overthinking, serangan panik, kondisi mental, perundungan, dan lain sebagainya.
Bukan hanya itu saja, dalam buku ini, penulis juga memberikan gambaran bagaimana cara melepaskan emosi-emosi terpendam dan pikiran negative tersebut.
Sesuai dengan judulnya, 'Kamu Gak Sendiri', buku ini memang cocok menemani kita yang sedang dilanda kegalauan dan perasaan negative seperti yang disebutkan di atas. Seolah-olah buku ini bilang, bahwa bukan hanya kamu yang sedang merasakan hal-hal tersebut, banyak juga yang sedang merasakan fase itu, dan itu adalah hal wajar.
- Duduk Dulu - Syahid Muhammad
"Terima kasih sudah berjuang sebaik ini, sudah bertahan sehebat ini. Terima kasih sudah berkenan mendengar jiwa butuh apa. Semoga di sini, kau bisa merasa pulang, atau setidaknya jadi tahu perlu pulang ke mana."
Duduk dulu adalah karya kedelapan dari Syahid Muhammad yang hadir setelah buku 'Kamu Gak Sendiri'.
Buku duduk dulu ini bisa dibilang seperti teman bagi para pembaca yang sedang merasa resah, sedih, kecewa, ekspetasi tak sesuai, terluka, marah hingga kesepian. Buku membahas tentang bagaimana cara memahami diri sendiri, kemudian juga membahas bagaimana cara menghadapi permasalahan yang ada dalam jiwa manusia.
Layaknya sedang diajak berdiskusi, buku ini memang seperti teman yang mencoba memahami keresahan yang ada di dalam diri pembaca tanpa menghakimi sama sekali.
- Manusia dan Badainya - Syahid Muhammad
"Kita tidak polos dan bodoh, hanya karena mencari bentuk, tentang apa itu diri. Antara isi dan kosongnya."
Manusia dan Badainya adalah buku ke sembilan yang merupakan sebuah novel tentang healing yang mengisahkan tentang bagaimana perjalanan Janu, sang tokoh utama, untuk pulih. Perjalanan untuk menghadapi luka-luka di masa kecil, dan luka-luka lama yang tak kunjung menutup.
- Berani Tidak Disukai - Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
"Seseorang tidak perlu berupaya khusus untuk bersikap positif dan menguatkan diri sendiri. Bukan penegasan diri yang kita perhatikan, tapi penerimaan diri."
Berani Tidak Disukai merupakan sebuah karangan penulis Jepang tentang dialog naratif lima malam antara seorang filsuf yang membantu muridnya dalam memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita sendiri, bebas dari belenggu trauma masa lalu, dan beban ekspetasi orang lain yang selama ini membuat banyak merasa stress hingga depresi.
- Â I Decided to Live As Myself / Hidup Apa Adanya - Kim Soo Hyun
I Decided to Live As Myself adalah sebuah buku karangan penulis Korea Selatan yang dapat membuka pikiran pembaca mengenai apa pun penilaian dan pendapat orang lain tidak akan memberikan pengaruh pada kehidupan kita, terutama tentang kebahagiaan. Belajar menjadi diri sendiri dan menerima keadaan sesuai dengan porsi yang sesungguhnya akan membuat kita mensyukuri segala hal yang ada di hidup ini, sekecil apa pun itu.
Itulah 6 rekomendasi buku yang dapat menenangkan dan menjernihkan pikiranmu ketika kegalauan hidup dan overthingking tiba-tiba menyergap jiwa dan pikiranmu. Semoga membantu kompasianers. Inget, kamu gak sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H