Mohon tunggu...
Via Ari Melani
Via Ari Melani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selama ini saya ingin membahagiakan kedua orangtua saya, ingin menghajikan mereka,,,Amin

Selanjutnya

Tutup

Nature

IT Lagi IT Lagi

31 Desember 2012   08:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:45 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena gencarnyapenggunaan IT di kalangan masyarakat atas hingga bawah kini telah mewabah hampir di seluruh penjuru dunia tak terkecuali di Indonesia. Beragam situs online yang membawa masyarakat atau individu lebih senang untuk menyendiri. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan individu atau masyarakat dalam mengakses sejumlah media. Padahal, media itu sendiri juga tak selamanya menguntungkan bagi orang itu sendiri. Justru bisa menjerumuskan bagi siapa saja yang tidak dapat menyaring informasi yang terdapat di dalamnya.

Kasus-kasus para artis negeri iniyangsenonoh kini tidak dihiraukan lagi. Tak ada kejelasan yang jelas mengenai hukum di negeri ini. Nah, justru kebanyakan masyarakat kita ini lebih banyak hal-hal negatif yang ditiru bukan hal positif. Ya sebut saja kasus tidak menyenangkan artis X karena telah berbuat tidak sepantasnya dan ada artis Y yang lebih parah untuk meniru gaya artis X tersebut. Entah apa yang dicari. Padahal kalau dipikir-pikir kelakuan burukpublic figur membawa citra yang negatif yang akan mereka temui suatu saat nanti.

Tidak ada batasan-batasan dalam mengakses sejumlah media yang berkembang pesat ini. Anak usia dini sudah lalu lalang minta antrian bilik warnet untuk mengakses situs yang mereka inginkan. Ya saya melihat sendiri pada saat hari minggu sebagian besar yang memenuhi bilik warnet adalah anak-anak usia SD. Hal ini sungguh mencengangkan.

Situs-situs yang mereka buka tidak ada sangkut pautnya dengan materi pelajaran justru sangat melenceng dari apa yang diajarkan oleh bapak dan ibu guru di sekolahannya. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah tetapi yang paling utama adalah lingkungan di dalam keluarga itu sendiri.

Di zaman yang penuh dengan tuntutan ini para orangtua dari siswa adalah sibuk dengan mencari nafkah. Nah, efek yang terbangun adalah sang anak merasa diacuhkan ketika orangtua sama-sama sibuk mencari materi. Sang anakpun melampiaskan kegelisahan hati akibat kurang perhatian dengan menjelajahi dunia maya. Sesekali dirasa wajar tetapi jika anak tersebut dalam sehari tidak mengakses internet merasa badan sakit semua...Nah itu sudah kecanduan IT terutama internet.

Tak seharusnya IT menjadi acuan yang benar-menar bisa mendominasi hidup ini. Kenapa sistim yang berbicara?Bukan manusia yang berbicara?Kita seolah-olah terkungkung dengan sistim yanga da. Aturan ini datangnya dari mana dan sampai kapan akan seperti ini. Negara tercinta ini sudah menjadi negara yang konsumtif sejumlah hal terutama media. Eksistensi yang kian padam dan selalu kena terpaan media-media yang berasal dari barat. Entah siapa yang mendikte ini semua.

Terlebih lagi serasa tak ada ruamg gerak bagi negeri ini. Dibodohi ya mau-mau aja. Seringkali dibodohi tapi juga tidak ngerasa atau pura-pura tidak merasa. Hak bangsa besar ini kemana? Kadang hati ini merasa miris ketiak bangsa ini hanya terdiam ketika bangsa lain berhasil mengembangkan IT yang sudah ada atau malah berinovasi.

Memang, tak bisa ditampik bahwa kita membutuhkan IT tapi seakan-akan IT yang menguasai kita. Tuntutan demi tuntutan akibat IT sudah membawa efek yang luar biasa di kalangan masyarakat Indonesia. Sebagai contoh: Fashion ala artis X yang ditampilkan di dunia maya membawa dampak pola konsumtif masayakat Indonesia. Lebih parahnya sudah jelas baju tersebut dikenakan oleh artis yang memiliki postur lansing dan ideal. Tetapi ada orang yang gemuk membeli baju ala artis X tersebut al hasil penampilannya amburadul.

Penggunaan IT yang tidak pada tempatnya justru menjerumuskan manusia itu sendiri. Sudah banyak kejadian-kejadian nyata yang di alami oleh orang yang menggantungkan hidupnya lewat media online yang negatif. Sebagai contoh:Game online yang menghilangkan nyawa sang pengguna jasa internet yang sudah terjadi di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Gara-gara menghilangkan robot favorit di dalam game itu, anak tersebut rela menghilangkan nyawanya sendiri dengan meminum pembersih lantai. Anak tersebut rela bunuh diri.

Nah, teman-teman semua marilah kita bersama-sama memajukan bangsa yang besar ini dengan menggunakan IT sewajarnya dan teruslah berinovasi untuk kemajuan negara tercinta ini...:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun