Mohon tunggu...
Via Mardiana
Via Mardiana Mohon Tunggu... Human Resources - Freelance Writer

Penulis Novel | Freelance Writer | Blogger | Traveller | Instagram : @viamardiana | Twitter: @viamardianaaaaa | Blog pribadi : www.viamardiana.com | Email : engineersukasastra@gmail.com atau mardianavia@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Harapanku, Semoga Ramadan Mengabulkan Semua Doa-Doa Terbaik

27 April 2020   23:36 Diperbarui: 28 April 2020   00:03 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 nyatanya membuat Ramadan tahun ini menjadi sangat berbeda. Ketika biasanya orang-orang bercengkerama di waktu menuju berbuka, lalu beribadah bersama-sama, kini yang tampak hanya kesepian yang tidak bisa disangkal membuat kita ketakutan untuk keluar rumah.

Tidak ada sholat tarawih berjamaah, tidak ada tadarusan bersama di masjid, tidak ada aktivitas anak-anak yang menabuh bedug membangunkan orang-orang untuk sahur. Orang-orang memutuskan mengurung diri di rumahnya. Tujuannya satu agar tidak tertular virus corona. Padahal tahun-tahun sebelumnya Ramadan begitu syahdu karena yang biasanya tidak pernah bersua, seringkali bercengkerama sehabis solat tarawih. Orang-orang bercampur baur, menikmati bulan penuh keberkahan. 

Tapi kini jelas berbeda, semua jelas tidak seperti sebelumnya. Tidak ada keramaian, tidak ada tukar cerita, tidak ada saling bercengkerama. Semua menyepi, menyendiri, mengisolasi dengan tujuan agar terhindar dari virus corona yang berbahaya. Berat memang, tapi harus tetap semangat ya teman-teman.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
"Yang, kita jadi belanja?" kata suamiku.

Sejujurnya kami khawatir untuk keluar rumah, ditambah kondisiku yang sedang mengandung memang berbeda dengan kebanyakan orang. Ibu hamil memang memiliki kondisi imun yang lebih rendah dibandingkan dengan orang biasa. Sehingga rentan untuk tertular.

"Aku bingung, takut juga," jawabku.

Beberapa kali, aku memang memutuskan untuk belanja online saja untuk meminimalisir kontak dengan orang-orang. Aku yakin, kekhawatiran seperti ini tidak hanya dirasakan oleh aku dan suami tapi juga oleh banyak orang di luar sana. Ditambah Jakarta adalah episentrum penyebaran virus corona, tentu Jakarta memang merupakan red zone di Indonesia.

Akhirnya, kami urung pergi ke supermarket karena rasa khawatir lebih besar dibandingkan dengan rasa ingin makan enak. Tapi, aku harus banyak bersyukur, di luar sana masih ada yang harus berangkat kerja dengan resiko yang besar untuk tertular, apalagi jika menggunakan transportasi umum, kita tidak pernah tahu orang yang ada di depan kita benar-benar sehat atau tidak.

Ramadan kali ini memang menjadi Ramadan pertama bagiku sebagai seorang istri. Bahagia? Ya jelas, pertama kali menyiapkan makanan untuk buka puasa bagi suami. Pertama kali membangunkan suami untuk sahur lalu memasak untuknya. Ditambah salah satu hal yang harus aku syukuri adalah Allah menitipkan calon anak dirahimku. Sungguh memang ini Ramadan yang istimewa.

Tapi, Ramadan tahun ini memang menjadi perjuangan sendiri, pasalnya banyak sekali hal-hal yang harus dihadapi. Pandemi covid-19 benar-benar membuat orang-orang lebih kuat dari biasanya. Banyak yang dirumahkan, PHK tanpa pesangon, pemotongan gaji, usaha kuliner yang turun drastis omsetnya, serta kepedihan-kepedihan lain yang harus kita lewati. Fase yang sulit, tapi ini bagian yang harus dilewati.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sulit? Pasti. Apalagi menjelang lebaran dimana anak-anak kecil selalu mengharapkan uang THR dan baju baru dari sang Ayah, sementara sang Ayah harus dirumahkan karena perusahaan tidak ada pemasukan. Tapi, apakah hal ini harus membuat kita pasrah begitu saja? Tentu tidak.  

Barangkali Ramadan kali ini adalah hadiah bagi kita semua untuk berlomba-lomba meningkatkan kekuatan diri, berlomba-lomba untuk menabung pahal dengan berbuat baik kepada teman-teman yang membutuhkan, dan barangkali Ramadan kali ini adalah indikator bahwa Allah sebenarnya rindu kepada kita, namun kita terlalu sibuk mengurusi urusan dunia.

Pasrah adalah sebuah kesalahan. Sebab, dalam Al-Quran saja sudah tertulis bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri. Semangat boleh patah beberapa hari, tapi tak boleh selamanya.

Ramadan tahun ini memang berat, tapi ini adalah bagian dari scenario Allah yang harus dilewati. Pandemi corona memang menyiksa, tapi mau tak mau kita harus menerima dan menjaga agar kita tidak tertular dengan mematuhi protokol-protokol yang sudah disiapkan oleh pemerintah.

Rencana cuti panjang sepertinya tidak jadi diajukan. Padahal sebelumnya aku sudah benar-benar menjaga diri agar bisa mudik dan tidak membawa penyakit. Tapi, ternyata larangan tersebut sudah dibuat dan aku tidak tahu bisa mudik atau tidak. Tentu ini adalah hal yang berat sebab aku ingin lebaran di kampung halaman. Sabar, semua akan segera lebih baik.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Tapi kedua orangtuaku selalu menguatkan, "Sabar, nanti pulang ketika suasana sudah lebih baik,". Ya, kita semua berdoa kondisi segera membaik. Ketidakpastian ini tidak hanya membuat sakit kepala tapi juga menghadirkan ketakutan-ketakutan yang tidak main-main. Salah satu hal baik yang bisa dilakukan ada meningkatkan kadar kesabaran kita dalam menghadapi kondisi seperti ini. Barangkali inilah waktunya kita belajar untuk menjadi manusia yang sabar dengan sebuah ketetapan atas skenario Tuhan.

Barangkali ini memang Ramadan yang sulit bagi kita semua. Tapi, seperti pepatah yang selalu dikumandangkan, bahwa selepas hujan akan ada pelangi. Kita tidak boleh patah semangat untuk terus menata kehidupan. Setiap orang sedang berusaha bertahan, menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan, menjaga apa yang masih bisa dijaga. Meratapi kondisi jelas tidak mengubah apapun, yang pasti kita harus percaya bahwa setelah hujan selalu ada pelangi yang indah, termasuk setelah ketidakpastian gara-gara covid-19 ini pasti ada hal-hal baik menyapa kita semua.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Harapanku untuk Ramadan kali ini adalah Allah mengabulkan doa-doa terbaik kita semua. Menjadikan semuanya lebih baik dari sebelumnya. Menjadikan kita semakin kuat dari hari-hari sebelumnya. Sebab, Allah tidak akan memberikan kesulitan diluar batas kemampuan kita. Mari perbanyak berdoa agar semua ketakutan, keresahan, dan kekhwatiran yang hinggap dalam kehidupan kita saat ini segera dihilangkan. Mari saling mendoakan agar kita bisa pulih bersama.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Barangkali Ramadan kali ini adalah kesempatan bagi kita untuk meminta kebaikan-kebaikan Allah. Semangat ya teman-teman, kita pasti bisa melewati ini. Mari saling berdoa, mari saling menguatkan. Kita pasti bisa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun