Setiap kali membuka media sosial terutama facebook, saya sering dibuat kesal oleh teman-teman yang membagikan info-info atau bahkan gambar-gambar yang benar-benar menyulut ketegangan antar umat beragama di Indonesia. Beberapa kali saya sering menegur mereka agar melakukan pencarian informasinya yang benar terlebih dahulu sebelum membagikannya kembali.Â
Pasalnya, jumlah teman saya di facebook hampir 3000. Sehingga tidak mungkin saya untuk menegur satu persatu, meskipun memang tidak semua dari 3000 orang tersebut memiliki kegemaran membagikan berita hoax. Tapi, rasanya setiap kali ada penyebaran berita yang belum tentu kebenarannya, hal itu membuat saya geram.
Sayangnya, meski berulang kali saya tegur orang-orang tersebut masih terus membagikan berita yang belum jelas kebenarannya. Alhasil, dikolom komentar banyak muncul ujaran kebencian bahkan yang menyinggung SARA. Rasanya saya sangat khawatir jika hal ini terus-terusan terjadi, apalagi dari mereka ada pula yang baru mengenal media sosial sehingga belum tahu banyak bagaimana memanfaatkan media sosial secara bijak.
Dari hasil wawancara yang saya lakukan terhadap mereka, ada satu hal yang bisa saya tarik menjadi poin penting. Perasaan bangga ketika menjadi orang yang pertama kali menemukan berita terbaru ternyata menjadi penyebab utama mereka membagikan berita-berita hoax tersebut. Selain itu, ada pula dari mereka yang memang sensitif terhadap satu golongan sehingga ketika menemukan berita keburukan dari golongan lainnya maka dengan sigap ia menyebarkan berita tersebut.
Media sosial saat ini memang menjadi lahan basah bagi para pemegang kepentingan. Ketidaktahuan para pengguna mengenai dampak yang diakibatkan dari penyebaran hoax nyatanya belum dipahami dengan benar oleh para pengguna media sosial. Olehkarena itu, sosialisasi mengenai cara cerdas dalam bermedia sosial memang dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia saat ini.
Kenapa harus cerdas dalam bermedia sosial?
Sikap cerdas dalam bermedia sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Hal ini dibutuhkan agar kita bisa menyaring berita atau informasi yang benar dan yang belum benar. Jangan sampai kita terprovokasi oleh berita yang belum jelas kebenarannya, dan secara tidak sadar kita ikut andil dalam penyebaran berita hoax di masyarakat. Penyebaran berita hoax yang menyinggung isu SARA dikhawatirkan akan menimbulkan ketegangan di masyarakat, apalagi masyarakat kita saat ini memang sedang sensitif terhadap isu agama, salah satunya.
Nah, beruntung sekali saya mendapatkan info dari Kompasiana mengenai blog kompetisi jika saya menjadi Menteri Agama. Saya ingin membagikan ide saya jika menjadi Menteri Agama untuk menangkal berita hoax yang saat ini benar-benar sudah menjadi musuh bersama yang harus diperangi. Â
Adapun ide yang ingin saya bagikan adalah dengan cara menggaet influencer dimedia sosial untuk bersama-sama bergerak memerangi penyebaran berita hoax dan juga menyosialisasikan mengenai cerdas dalam bermedia sosial.
Kenapa harus influencer media sosial?
Saat ini masyarakat kita sudah melek dengan media sosial. Hampir setiap menit dalam hidupnya tidak bisa terlepas dari media sosial, baik itu facebook, twitter, atau Instagram. Saat ini, mungkin Instagram menjadi sarana bagi seseorang untuk menjadi 'terkenal'. Beberapa orang muncul ke permukaan dan menjadi terkenal karena membuat sebuah konten kreatif yang menjadi viral. Perlu diingat, dalam hal ini influencer yang akan diajak berkolaborasi adalah influencer dengan konten positif ya.
Seseorang yang awalnya tidak terkenal, tiba-tiba menjadi terkenal karena konten kreatifnya lalu menjelma menjadi influencer yang segala tindak tanduknya diikuti oleh masyarakat, mulai dari cara berpakaian, gaya hidup, atau bisnis yang dia miliki. Hal tersebut menjadi alasan mengapa saya mengajukan ide kita melakukan kolaborasi dengan para influencer untuk menyosialisasikan cara cerdas bermedia sosial agar penyebaran berita hoax tidak terjadi lagi.
Pengikut mereka yang hampir jutaan menjadi sarana efektif dalam penyebaran informasi. Seperti kita ketahui, ketika seorang idola bisa kita ajak untuk melakukan hal baik maka bukan tidak mungkin penggemarnya pun akan melakukan hal baik seperti yang dilakukan idolanya. Oleh karena itu, menggaet influencer di media sosial terutama Instagram menjadi cara ampuh yang bisa kita lakukan untuk memerangi berita hoax dan sosialisasi bermedia sosial dengan cerdas.
Mekanisme Sosialisasi
Setelah mengetahui latar belakang dari ide saya, tentunya akan ada pertanyaan bagaimana mekanisme mengajak para influencer untuk melakukan kolaborasi dengan Kemenag dalam memerangi penyebaran berita hoax?
Metode yang akan digunakan adalah dengan melaksanakan gathering para influencer di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenag sendiri. Dalam gathering tersebut, misi yang dibawa adalah melakukan sosialisasi bahwa kita harus bergerak bersama dalam memerangi penyebaran berita hoax dan kita membutuhkan bantuan para influencer untuk memengaruhi masyarakat dengan konten kreatifnya untuk memerangi hal tersebut.
Saya yakin, para influencer yang didominasi oleh anak muda pasti akan mudah untuk diajak melakukan kolaborasi untuk hal ini apalagi membuat hal yang baik demi kedamaian di negeri ini. Dalam sosialisasi tersebut, akan ada penyeragaman konten yang layak untuk disebar guna memerangi penyebaran berita hoax tersebut.
Siapa saja influencer yang layak?
Semakin banyaknya influencer diinstagram, baik dari bidang fashion, kecantikan, olahraga, saya mengajurkan untuk menggaet influencer yang memang memberi dampak positif bagi masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang selalu menyebar konten kreatif dan positif dalam setiap postingannya. Berikut beberapa influencer yang menurut saya layak untuk diajak melakukan kolaborasi :
Gita Savitri
Atta Halilintar
Maudi Ayunda
Siapa yang tidak kenal Maudi Ayunda? Artis, penulis, penyanyi, pemain film ini memang sudah menjadi idola anak muda sejak dulu. Tidak hanya pandai berakting, Maudi juga berhasil menjadi influencer anak muda.
Zahratul Jannah
Zahratul Jannah adalah influencer asal Bandung yang menginspirasi anak muda karena  bisnis yang dilakoninya. Selain itu, perempuan yang akrab disapa the Zahra ini juga menjadi inspirasi ibu-ibu muda di Indonesia. Meskipun saat
Nah, itulah beberapa influencer yang bisa diajak kolaborasi untuk memerangi penyebaran berita hoax didunia maya. Jika hal seperti ini tidak pernah ditindak tegas, bukan tidak mungkin kenyamanan masyarakat akan terganggu. Namun, perang terhadap penyebaran berita hoax bukanlah tugas influencer atau pemerintah saja, tetapi kita sebagai individu pun kita harus bergerak aktif memerangi penyebaran berita hoax yang mengganggu kedamaian di negeri ini.
Jangan ragu untuk menegur seseorang yang melakukan penyebaran berita yang belum tentu kebenarannya. Menjad kedamaian negeri ini adalah tugas kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H