Mohon tunggu...
Via Mardiana
Via Mardiana Mohon Tunggu... Human Resources - Freelance Writer

Penulis Novel | Freelance Writer | Blogger | Traveller | Instagram : @viamardiana | Twitter: @viamardianaaaaa | Blog pribadi : www.viamardiana.com | Email : engineersukasastra@gmail.com atau mardianavia@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Bodoh dan Si Fanatik

13 Februari 2017   15:00 Diperbarui: 13 Februari 2017   15:11 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dia itu lebih baik dari kamu Doh, dia udah panutan saya, dia itu orang keren, suka ngasih saya rokok. Kamu itu sembarangan kalau ngomong. Brengs*ek kamu Doh!"kata orang ketiga.

"Yaudah bapak pilih dia saja, gak usah maksa saya dong."jawab si Bodoh.

"Saya pamit ya bapak-bapak."kata si Bodoh sambil berlalu pergi meninggalkan bapak-bapak tersebut.

Si Bodoh menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu berkata, "Saya apa mereka ya yang bodoh?"

>>>

Teman-teman sekalian, ada yang bisa menjelaskan esensi dari cerita si bodoh? Baiklah, saya akan membagi maksud dari cerita si bodoh tadi. Kadang kita memang merasa kesulitan ketika berbicara dengan orang yang fanatik terhadap sesuatu. Mereka pikir apa yang dipegangnya adalah sebuah kebenaran mutlak, tidak peduli apakah itu benar juga menurut kebanyakan orang. Bagaimana pun, si fanatik akan membela apa yang menjadi ke-fanatik-annya, dan setiap orang yang tidak sependapat dengannya maka akan dia olok-olok bahkan dia kata-kata-i dengan perkataan yang tidak wajar.

Mungkin inilah yang harus kita garis bawahi, saya paham setiap orang punya fanatisme sendiri-sendiri terhadap apa yang mereka pegang. Tapi, sekiranya fanatisme itu tidak membuat orang yang tidak sependapat dengan kalian menjadi orang yang buruk dibanding kalian, kalian menganggap orang yang tidak sependapat dengan kalian adalah musuh, bahkan kalian mencob untuk memutuskan ikatan persaudaraan hanya karena sebuah fanatisme yang kalian sendiri belum paham apa esensinya.

Fanatisme itu wajar, tapi harus cerdas. Ketika diskusi, tampunglah aspirasi bukan malah mencaci maki. Ketika diskusi, rangkulah setiap kawan meski ia tak sejalan. Jangan menutup gerbang pikiran, karena bisa jadi apa yang kalian yakini adalah bukanlah sebuah 'kebenaran'. Fanatisme terhadap calon kepala daerah wajar, tapi tetap harus cerdas. Think smart bro!

Kita harus ingat, bahwa Nusantara pernah hancur gara-gara politik adu domba. Politik adu domba adalah hal yang memang paling ampuh untuk memancing keributan. Antara kedua belah pihak bertikai dan yang punya domba senang-senang di balkon rumah sambil meminum kopi.

Sudahlah, terlalu panjang. Selamat sore menuju malam.

Salam,

Si Bodoh yang banyak tanya
-Via Mardiana-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun