"Apa kendala penulis yang paling umum yang menyebabkan karyanya lama selesai?"
Fendry diam cukup lama untuk memberi jawaban yang paling tak memancing pertanyaan baru. "Umumnya karena writer's block alias mentok ide."
"Apakah perhatian dan konsentrasi anda sering teralihkan hal-hal lain?"
SERING!! Demikian jawaban jujur di dalam kepalanya tapi dia tak mau menjawab kata itu, dia sudah banyak mengalami rasa malu oleh perhatian Nita.
"Jarang, meski saya sudah berkeluarga tapi saya bisa mengatur waktu supaya bisa menulis dengan lancar."
BOHONG!! Benak jujur di kepalanya protes.
"Ada tips dan saran untuk penulis pemula supaya bisa mengatasi masalah writer's block dan terdistraksi?"
"Harus punya tekad kuat, rajin, konsisten, berdedikasi. Pengalih perhatian kalau memang penting harus dimaklumi. Tapi bermain game, menonton televisi atau buka status media sosial itu harus diabaikan."
MU-NA-FIIIIKK!! Aneh, suara benak itu seperti suara istrinya tapi dengan nada mengejek. Dia ingin sesi tanya jawab ini selesai, segera pulang tanpa harus memberi tanda tangan atau foto bersama penggemar. Tapi dia tak mungkin menolak itu semua. Setelah semua usai, Fendry bisa bernapas lega.
Di jalan saat Nita menyetir mobil, istrinya menoleh sambil tersenyum.
"Apa?" tanyanya, dia merasa ada sindiran tanpa kata dari senyum Nita.