Saat yang ditunggu tiba, setelah beberapa hari menunggu reaksi dan respon pembaca, Fendry mendapat kabar kalau hasil penjualan bukunya cukup baik walau tidak terlalu bagus untuk masuk kategori best seller. Menjaga perasaan optimisnya, dia menganggap karena masih baru beberapa hari, terlalu awal untuk mengambil kesimpulan karyanya sukses atau gagal.
Empat bulan kemudian dia menerima pemberitahuan dari penerbit kalau bukunya akan dicetak ulang tapi hanya sebanyak terbitan pertama. Dengan perasaan agak tak keruan dihadapinya kenyataan kalau buku ketiganya tidak sebaik khayalannya, bahkan tak ada kritisi yang memberi ulasan di media cetak atau internet.
Dalam sebuah pameran buku, penerbit mengundangnya menjadi pembicara dan acara jumpa penggemar dan memberi tanda tangan. Berharap bisa mendongkrak hasil penjualan bukunya, Fendry setuju hadir.
Saat sesi tanya jawab, salah satu orang yang membaca bukunya bertanya."Berapa lama anda menulis buku ini?"
"Empat bulan," jawab Fendry setelah mengingat dan menghitung sejenak.
"Cepat juga."
"Tapi belum dihitung proses persetujuan dengan penerbit, naik cetak dan pengiriman ke toko buku," imbuhnya.
"Lalu bagaimana dengan rencana penulisan yang lain?"
Inilah hal yang selalu tak ingin dijawab dan sebisa mungkin dihindarinya. Barangkali semua penulis tak pernah ingin ditanya seperti ini kalau hasilnya masih belum jelas.
"Sedang dikerjakan," jawabnya singkat.