Mohon tunggu...
vhalespi
vhalespi Mohon Tunggu... Wiraswasta - penulis dan wiraswasta

penulis, hobi membaca, menulis dan sejumlah hobi di banyak minat dan bidang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

(Cerita Komedi) Distraksi / Teralihkan Bagian 4/5

7 Juli 2023   06:00 Diperbarui: 7 Juli 2023   06:54 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tapi saya kan nggak istirahat sampai setengah jam," Fendry masih mencoba membela diri.

"Mungkin. Mungkin kurang, mungkin lebih. Saya juga nggak hitung waktunya, tapi kayaknya cukup lama karena saya dengar semua obrolan khayalan kamu. Kalau kamu memang betul-betul mau sukses seperti khayalan kamu, jangan terlalu lama istirahat dan kurangi mengkhayal."

"Ya, ya. Tapi ada apa kamu ke sini?" Fendry mengalihkan topik.

"Saya tadi cuma mau tanya perkembangan proyek kamu sudah sampai di mana. Tapi karena kamu lagi asyik di dunia mimpi jadi saya diamkan. Saya baru tegur kamu karena sepertinya sudah kelamaan."

Fendry malu lagi mendengar penjelasan istrinya. "Yaah, kamu sudah tahu jawabannya tadi."

"Kamu mulai proyek baru lagi. Yang delapan itu masih nggak jelas?"

"Idenya ada yang mentok, sisanya saya belum ada mood untuk dilanjutkan."

"Kalau cara kamu ogah-ogahan begitu, nggak akan ada satu buku yang selesai apalagi sekarang kamu mulai ide baru. Kita nggak bisa cuma tergantung sama dua buku kamu yang lagi laris, satu saat dua buku itu pasti nggak akan laku lagi."

"Ya saya tahu. saya juga maunya semua bisa selesai ditulis. Sekarang kalau kamu ajak saya berargumen terus, kapan saya menulis lagi?"

"Bukan berargumen, tapi mengingatkan. Ya sudah sana! Nulis lagi!"

Tapi karena jengkel diingatkan dengan delapan naskah yang terbengkalai cukup lama dan kini ada tema baru yang ingin digarapnya, ditegur karena lebih sering berangan-angan, animonya untuk menulis surut.

Ditatapnya layar monitor dengan hasil tiga halaman. Kalau dipaksakan hasilnya pasti tidak bagus, kalimat dan jalan ceritanya terasa dipaksakan atau jadi aneh. Dengan rasa malas dan dongkol, diketiknya tema dan tokoh cerita supaya dia tak lupa sekaligus tetap mengerjakan tulisan itu meski baru membuat rancangan saja.

*

Hari-hari selanjutnya selama berbulan-bulan, kebiasaan terdistraksi hal lain itu masih terus terjadi, sebagian memang hal yang betul-betul penting dan tak bisa diabaikan. Nia sakit karena kelelahan dan kurang istirahat, terlalu banyak kegiatan di luar sekolah yang diambilnya. Setelah sembuh ganti Tio yang bermasalah, dituduh melakukan pengrusakan fasilitas sekolah bersama sejumlah temannya. Untungnya hal itu ternyata tidak benar, namun tetap menyita waktu, tenaga dan psikologis Fendry dan Nita.

Sekali sebulan dia harus mengantar Revi ke salon hewan, dimandikan dan dirapikan bulunya yang sudah terlalu lebat, belum termasuk diperiksa veterinarian.

Gangguan dan pengalihan lain juga akibat kekonyolannya sendiri. Iseng membuka naskah-naskah lama yang tidak diurus, melihat waktu penulisan yang sudah bertahun-tahun lalu membuatnya patah semangat dan menyesal, kenapa tidak dikuatkan tekadnya untuk lebih konsentrasi. Dicobanya untuk melanjutkan naskah yang tertunda sementara yang baru diabaikan, beberapa hari setelah melakukannya, Fendry kembali ke naskah terbaru.

Kiriman pesan singkat di ponsel, rasa penasaran melihat status atau kabar di internet, bermain game untuk bersantai tapi malah menjadi kecanduan masih terus berefek cukup kuat pada kebiasaannya. Nita selalu menegur dan mengingatkan tiap kali sempat yang membuatnya mangkel meski tahu istrinya benar supaya dia tak diganggu oleh hal tak penting seperti yang sering terjadi dulu.

Akhirnya Fendry berhasil menyelesaikan naskah terbarunya, dicetak lalu dikirim ke penerbit. Sambil menunggu, ditulisnya naskah-naskah lain yang tertunda cukup lama. Kabar baik diterimanya, karena naskah yang dikirim dianggap layak untuk diterbitkan. Sudah lama keluarga itu tidak mengalami kegembiraan atas keberhasilan kepala keluarga.

Surat kontrak dikirim beserta perincian jumlah berapa copy akan dicetak, perhitungan royalti yang diterimanya dan persyaratan lain. Setelah menandatangani di atas meterai, Fendry mengirim balik ke penerbit. Di internet dilanjutkan komunikasi soal sampul, disain gambar, apakah masih ada yang mau diedit dan hal-hal teknis lainnya. Karena menganggap karyanya sudah sempurna, Fendry langsung menyetujui semua saat akan naik cetak. Dia menerima uang muka honornya yang kemudian dipakai sebagian untuk merayakan bersama Nita, Nia dan Tio. Revi tentu saja tak diajak karena tak ada restoran yang akan menerima hewan peliharaan ikut makan bersama majikan.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun