"Turun!" bentaknya.
Anjing itu hanya menatap acuh tak acuh, seolah berkata, "Memangnya aku tak boleh berbaring di sini?"
Fendry mencoba menangkap tengkuk hewan itu dan memaksanya turun tapi urung setelah digonggongi dua kali disertai seringai gigi-gigi taring runcing dan geraman mengancam.
"Sebenarnya siapa sih yang majikan dan bawahan?" sindir Nita. Entah kapan dia muncul dari belakang suaminya.
Fendry sebal dengan komentar istrinya, tapi harus diakuinya dia tak pernah bersikap tegas dan selalu membiarkan peliharaannya berbuat bebas. Sekarang dia menuai akibatnya karena selalu memanjakan dan tak mendisiplinkan Revi. Komputernya menyala dan memboroskan listrik tanpa bisa dipakai sementara si penguasa kursi entah kapan akan beranjak pergi.
"Revi! Sini! Nih! Es krim coklat!" bujuk Nita.
Anjing itu menegakkan telinga dan bangun, mendekati majikan keduanya dengan antusias.
"Trims Nit."
"Kamu hutang belikan es krim coklat tiga bungkus."
"Tigaaa???"
"Buat saya dan dua lagi buat Nia dan Tio." Dua yang terakhir anak mereka.