Mohon tunggu...
vhalespi
vhalespi Mohon Tunggu... Wiraswasta - penulis dan wiraswasta

penulis, hobi membaca, menulis dan sejumlah hobi di banyak minat dan bidang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ranavalona I, Ratu Kejam Asal Madagaskar

26 Mei 2023   03:15 Diperbarui: 26 Mei 2023   03:18 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ranavalona I

        Ranavalona I (1778 -- 16 Agustus 1861) adalah Ratu Madagaskar yang berkuasa selama 33 tahun dengan menerapkan kebijakan isolasi dan swasembada, mengurangi pengaruh Eropa dan perkembangan agama Kristen serta meluaskan wilayah kerajaannya. Dia dianggap sebagai tiran dan orang gila (insane) oleh orang Eropa dalam literatur ilmiah hingga tahun 1970-an. Selanjutnya dia dianggap sebagai ratu yang berusaha mempertahankan kedaulatan negerinya dari pengaruh Eropa terutama Inggris dan Prancis.

        Dia disebut juga Putri Ramavo dan Ranavalo-Manjaka I. Ayahnya memberitahu Raja Andrianampoinimerina tentang rencana pembunuhan dirinya oleh paman raja. Atas jasanya, Ramavo dijodohkan dengan putra raja, Pangeran Radama yang kemudian menjadi Raja Radama I.

        Meskipun menikah, hubungan keduanya tidak dilandasi cinta yang membuat Radama tidak mendekati Ramavo dan memiliki anak. Setelah Radama I wafat tanpa keturunan, menurut adat lokal pewaris sah berikutnya adalah putra tertua dari saudari tertua Radama yaitu Rakotobe. Namun beberapa orang mendukung Ramavo untuk menjadi pewaris takhta berikutnya dan dia menyatakan dirinya telah ditunjuk suaminya sendiri. Ramavo resmi berkuasa saat dinobatkan tanggal 12 Juni 1828 dan seperti kebiasaan lokal mengeksekusi saingan politiknya termasuk keluarga suaminya dan Rakotobe.

        Ranavalona I memerintah selama 33 tahun dengan menerapkan kebijakan memperkuat budaya dan politik Madagaskar, memutus hubungan dengan Inggris, melarang penyebaran agama Kristen, melestarikan agama dan tradisi lokal, meluaskan wilayah lewat perang dan menerapkan swasembada dalam bentuk kerja paksa sebagai ganti pajak yang disebut fanompoana.

        Kebijakan anti Eropanya membentuk dua faksi yaitu tradisionalis yang mendukung ratu dan pro-Eropa yang mendukung putranya, Radama II untuk meraih suksesi. Andriamihaja, Perdana Menteri dan pendukung setia ratu diyakini sebagai ayahnya. Meski Prancis mendukung Radama II, dia tidak bertakhta sampai ibunya wafat tahun 1861. Setelah berkuasa dia menghentikan kebijakan yang dibuat ibunya dan membuat perubahan termasuk menganut agama Kristen yang diikuti oleh rakyatnya.

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Ranavalona_I

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun