Mohon tunggu...
Navira Ariani Sudarso
Navira Ariani Sudarso Mohon Tunggu... lainnya -

International relation student in Andalas University\r\nlove art : theatre, music, singing, painting\r\ni love travelling and camping. i'm a backpacker :)\r\nnice to share with u all :D

Selanjutnya

Tutup

Politik

In The Southeast Asian Region, There Is A Noticable Absent Of “Balance Of Power”. How Then Do You Account For The Region Stability

5 Maret 2012   14:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

In The Southeast Asian Region, There Is A Noticable Absent Of “Balance Of Power”. How Then Do You Account For The Region Stability

Pertanyaan ataupun pernyataan yang dibahas pada minggu ke tujuh ini adalah mengenai “balance of power” dan stabilitas Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Sebuah pendapat mengatakan bahwa dalam regional Asia Tenggara tidak terdapat suatu Negara yang mempunyai hegemoni untuk terciptanya balance of power, lalu pertanyaannya adalah bagaimana dapat terciptanya stabilitas dalam hubungan antar Negara-negara di kawasan Asia Tenggara tanpa adanya Negara yang mempunyai hegemoni ?

Konsep mengenai hegemoni dan balance of power terdapat dalam perspektif “realis” yang mengutamakan power dan Negara sebagai aktornya dalam mencapai kedamaian di dunia. Namun disini dibahas mengenai kestabilan Asia Tenggara yang terjaga tanpa balance of power, walaupun yang dimaksudkan bukan stabil secara total. Balance of power dan hegemoni menurut saya hanya merupakan beberapa factor besar diantara banyaknya faktor yang dapat menciptakan perdamaian antar Negara-negara didunia. Menurut fakta-fakta yang saya telah coba pelajari, saya menemukan beberapa factor yang juga dapat menciptakan stabilitas dan perdamaian antar Negara-negara. Yaitu :

1.Kerjasama, dengan adanya hubungan saling bekerjasama antar Negara di Asia Tenggara, maka konflik dapat dihindari, karena dalam mewujudkan kerjasama yang harmonis dan keberhasilan dalam kerjasama, tiap Negara harus dapat menahan ego masing-masing dan sama-sama menjaga sikap dan perilaku hingga kerjasama tetap berjalan mulus dan tujuan atau kepentingan dapat tercapai.

2.Interdependency, ini merupakan factor yang saling berkaitan dengan kerjasama. Dengan terlaksananya kerjasama karena pada dasarnya tidak ada negara yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan negara lain, maka negara saling membutuhkan dan bergantung pada negara lain yang memiliki apa yang mereka inginkan. Maka negara saling akur dan bersikap baik pada negara lain agar kebutuhannya terpenuhi.

3.Kemampuan bergaul dan berdiplomasi yang baik antar pemerintah dan diplomat masing-masing negara. Asia Tenggara tampak stabil, namun bukan berarti tidak ada permasalahanyang mereka hadapi. Ada banyak masalah-masalah kecil yang timbul terutama dari sengketa batas wilayah dan kebudayaan, seperti yang pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia namun dengan kemampuan berdiplomasi yang baik, maka permasalahan-permasalahan tersebut bisa cepat diatasi

4.Kesamaan nasib, yaitu sama-sama mmerupakan negara yang pernah dijajah. Sebelum perang dunia kedua, Asia Tenggara dikontrol oleh kekuatan-kekuatan koloni yang besar, Burma dan Malaysia di bawah control Inggris, philipina dikontrol oleh US, Indonesia dikontrol oleh Belanda dan selama PD II dikontrol oleh Jepang, dan pada era modern berikutnya Vietnam, Laos dan kamboja dikontrol dibawah colonial Prancis

5.Peran penting Organisasi ASEAN, ASEAN merupakan Organisasi yang dapat menyatukan negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, ini yang membuat rasa persahabatan di Asia Tenggara jadi lebih erat, apalagi organisasi ini tidak memasukkan bidang militer di dalamnya sehingga tidak ada negara hegemoni yang bisa mengontrol organisasi ini.

Dan juga pada awal berdirinya ASEAN mempunyai prinsip-prinsip, yaitu : 1. Menghormati kemerdekaan, kesamaan, integritas dan identitas nasional semua negara. 2. Setiap negara memiliki hak untuk menyelesaikan permasalahan nasionalnya tanpa ada campur tangan dari luar.  3. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan antar negara dengan aman. 4. Menolak penggunaan kekuatan dan kekerasan. 5. Meningkatkan kerjasama yang efektif antara anggota.

Dalam proposition paper yang menyatakan mengenai tidak adanya Negara hegemoni di Asia Tenggara, sebenarnya saya merasa kurang setuju karena saya melihat dari perspektif realis. Para realis menganggap bahwa manusia itu sifat dasarnya adalah jahat, manusia mempunyai ego dan nafsu, maka realis selalu mempunyai kecurigaan terhadap hal apapun dan tidak mudah untuk menutup mata, telinga dan menerima begitu saja atas segala apapun, karena hal apapun tersebut kapan saja bisa mendatangkan ancaman. Realis berpendapat tidak akan terciptanya suatu perdamaian jika tidak ada balance of power.

Disini saya mengaitkan dengan hadirnya singapura sebagai Negara yang samar-samar namun nyata sebenarnya mempunyai hegemoni di Asia Tenggara. Singapura merupakan negara yang sangat kecil namun kaya, mereka tidak merasakan krisis seperti yang dirasakan banyak negara di asia tenggara yang dimulai dari krisis di Thailand dan di Indonesia. Singapura malah menikmati pertumbuhan ekonominya yang pada saat krisis di negara tetangga itu malah bertumbuh sekitar 8,5 persen dan selain itu singapura malah mendapat banyak untung dari negara-negara tetangga yang capital flight dan para konglomerat hitamnya beramai-ramai melarikan uang negara ke Singapura, terutama dari Indonesia yang sampai sekarang belum diterima tawaran perjanjian ekstradisinya oleh Singapura karena itu hanya akan mengurangi pemasukan Singapura.

Sejak awal lahirnya Singapura sudah berhubungan dengan Yahudi yang pada masa kemerdekaannya, atas usulan Menteri Pertahanan Singapura Goh Keng Swee mereka mengadakan kerjasama dengan zionis-Israel. Singapura dengan kepentingan pertahanan dan keamanan negaranya, Israel dengan kepentingan ekonominya. Singapura menyadari bahwa Israel lebih kuat dari Amerika, militer pertahanan Israel sangat kuat, maka singapura merancang ketahanan dan teknologi militer yang dinamis di negaranya dengan bantuan Israel agar menjadi nomor satu di Asia Tenggara, karena Singapura menyadari dirinya selalu dalam keadaan bahaya karena memiliki negara tetangga yang merupakan Negara-negara muslim yang besar. Israel mentransfer teknologi militernya ke singapura, dan sebagai balasannya singapura membantu perekonomian negeri Zionis itu dengan proyek dan anggaran yang juga besar. Singapura pun memiliki satelit pengintai yang mutakhir Ofeq-5 untuk memantau negara-negara tetangganya yang juga merupakan hasil kerjasama dengan Israel.

Coba bayangkan perbandingan luas negara dan jumlah penduduk antara negara Singapura dan negara-negara sekitarnya seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Filipina dan negara-negara lainnya dii Asia Tenggara, sangat tidak seimbang sekali jika dibandingkan dengan kekuatan yang dimiliki Singapura dalam bidang militer yang hampir menyamai kekuatan Indonesia dengan jumlah pasukan, kendaraan militer dan persenjataan yang tidak jauh berbeda.

Dari beberapa fakta tersebut dapat dilihat bahwa sebenarnya singapura telah mempunyai hegemoni di Asia Tenggara dan itu yang sebenarnya menyumbang kestabilan yang besar di Asia Tenggara dengan membuat negara-negara lainnya menjaga sikap dan tingkah laku dalam kerjasama dan pergaulan dengan Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya agar tidak mendatangkan masalah, kecurigaan dan menjadi musuh Singapura. Singapura juga memiliki Balistic Missile, walaupun tampaknya itu hanya untuk berjaga-jaga, namun itu sangat mempengaruhi negara sekitarnya secara psikologis, dan secara tidak langsung akan membuat negara lain segan, takut dan tunduk pada singapura.

Sampul Depan Tugas

Nama

Navira Ariani Sudarso(1010851009)

Mata Kuliah

Security And Strategic Studies

Dosen Pengasuh

Zulkifli Harza

Judul/Topik Tugas

In The Southeast Asian Region, There Is A Noticiable Absent Of “Balance Of Power”. How Then Do You Account For The Region Stability

Jumlah huruf

Pernyataan

Kecuali pada bagian yang sengaja dikutip, seluruh tugas tulisan ini merupakan buah dari karya dan pemikiran saya sendiri. Tugas ini belum pernah sekalipun diberikan pada perkuliahan yang lain. Seandainya ditemukan adanya penjiplakan pada tulisan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ditandatangani oleh:

Navira Ariani Sudarso

Tanggal:

26 februari 2012

­

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun