Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

5 Kue Kering Lebaran Paling Populer, yang Terakhir Bikin Ngiler

15 Mei 2020   23:39 Diperbarui: 16 Mei 2020   00:16 6839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin dekat lebaran, kue kering mulai banyak dipasarkan. Industri rumahan yang memproduksi kue kering pun mulai kebanjiran pesanan. Lebaran dan kue kering seolah sudah menjadi paketan yang tak terpisahkan. 

Ya, euforia Hari Raya Idul Fitri serasa tidak lengkap tanpa tradisi kue kering. Suguhan kue kering bahkan sudah menjadi simbol silaturahmi dalam setiap perayaan hari raya besar. Dua pekan jelang Idul Fitri, bahkan sejak awal Ramadan banyak orang, sudah berburu kue-kue kering khas daerah masing-masing. Entah itu untuk menghiasi toples di atas meja saja, atau betul betul dinikmati sepenuh hati.

Namun tradisi keluargaku sejak dulu, selalu meracik dan membuat sendiri kue-kue lebaran. Selain bisa menghemat, tentu saja punya kepuasaan dan kebahagiaan sendiri. Aktivitas membuat kue-kue kecil mulai dari kering hingga yang basah menjadi hal yang paling dinanti-nanti bagi kami. Tak jarang aku dan dua saudara perempuanku yang lain berbagi tugas membantu ibu membuat kue kering.

Apa coba yang terbayang?. Hal pertama tentu saja, keingintahuan sederet pertanyaan dan komentar dari kerabat dan tetangga. Dengan hasil kue sentuhan anak-anak ingusan ini, kue kering pun siap dinikmati. Namanya masih anak-anak, yang terbayang pasti hal-hal konyol yang kadang bikin geli saja.

Dikomentari dengan kalimat begini saja. "Wah, hebat yah anak gadisnya, atau kuenya enak banget siapa yang membuat?", sudah membuat separoh dunia milik kami. Hihi receh yah alasannya?.

Bagi sebagian keluarga yang punya aktivitas tinggi dengan rutinitas kerja, membuat kue sendiri seolah bukan keharusan lagi. Terlebih lagi di era digital ini. Semua serba ada, tinggal pijit tombol ini dan itu di layar ponsel, kue-kue yang dipesan pun sampai dengan selamat. Begitu banyak ragam kue tradisonal hingga modern yang bisa kita temukan saat Lebaran. 

Pun, semakin banyak alternatif pilihan belanja di toko-toko online ataupun bakery shop yang siap siaga untuk disapa. So, alih-alih mau meluangkan waktu untuk membuat kue yang belum tentu berhasil. Sebagian besar orang lebih memilih jalan pintas, asal bisa dapat kue kering untuk lebaran, tak sedikit yang akhirnya kebeli kue kurang berkualitas.

Nah, menariknya dua tahun belakangan ini aku amati, kue kering jadul sudah mulai bertaburan memenuhi toples saat bersilaturrahmi. Alasannya simple, Kue jadul tak lekang dimakan waktu. Kue jadul masih tak kehilangan pesonanya, selalu bikin kangen karena nilai sejarahnya. Ada yang setuju?.

Lalu bagaimana kira-kira nasib si kue kering ini saat lebaran, di masa wabah pandemi begini?. Bagaimana suasananya?. Akankah mungkin sama dengan tahun-tahun sebelumnya?.

Apalagi harga kue kering saat ini, tidaklah murah. Bisa merogoh kocek yang tak sedikit. Untuk satu toples saja, minimal bisa dipatok harga Rp60.000 hingga Rp 95000. Nah, kalau sudah begini apa ditunda dulu saja menyiapkan kue kering untuk lebaran atau ditiadakan saja?.

Eitss, tunggu dulu, tentu saja tidak. Kalau aku sendiri tak mau pasrah begitu saja dengan keadaan. Boleh pandemi corona merajai bumi saat ini, tapi tak akan ada ruang untuknya mengambil semangatku. Ya, semangat membuat kue kering sendiri sesuai budget. 

Salah satu cara untuk tetap bisa menikmati lebaran dengan bermacam kue kering, tanpa membuat kantong bolong tentu saja berikhtiar bikin sendiri. Selain jauh lebih hemat, kita bisa memilih sesuai selera. Yang biasanya membeli kue, coba deh mainkan tangan dan feelingnya membuat adonan kue sendiri. Yang biasanya membuat atau membeli puluhan macam kue, saat ini cobalah mengurangi keinginan berlebih. Yuk, prioritaskan kue kering yang paling juara dilidah kita saja. 

Sedikit mengurangi porsi kue terisi di masa pelik ini, tak akan mengurangi bahagianya berjumpa Idul Fitri. Ada baiknya  kelebihan rezeki yang kita dapatkan, kita salurkan kepada yang membutuhkan. Daripada sibuk memikirkan perut dan hawa nafsu sendiri untuk mengkoleksi kue-kue yang belum tentu diingini hati.

Jujur, sejak awal Ramadan aku sudah mulai membuat daftar kue kering yang akan aku eksekusi sesuai permintaan keluargaku, tetanggaku, dan kolegaku. Tanpa membuat daftar, bisa-bisa keranjang belanjaku bakal dipenuhi oleh kue Lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya. Yang  sebenarnya tidak pernah habis dimakan, karena sebagai pajangan semata.

Nah, daftar belanja insyaallah sangat membantuku untuk mengontrol budget belanja, biar nggak sampai membengkak. Dengan catatan, tentu saja memilih kue yang bisa bertahan lama sekaligus disukai anggota keluarga dan orang pada umumnya.

Ada lima jenis kue kering yang tak boleh absen, saat lebaran di rumahku. Bahkan selalu kutemui, di setiap rumah yang kukunjungi saat silaturrahmi. Lima jenis kue kering ini sudah masuk daftar favorit sejak awal Ramadan. 

Pertama, Nastar yang selalu popular setiap tahunnya. Kemudian Lidah Kucing yang bikin kangen karena bentuknya yang lucu. Lalu, Putri Salju yang rasanya juga bikin lidah tak mau berhenti. Tak ketinggalan Semprit yang rasa manis gurihnya menggoyang lidah banget. Dan terakhir, Florentine yang baru saja aku kenal tiga tahun terakhir ini. 

Tapi pada even Samber 2020 hari 19 ini aku hanya mengupas satu jenis kue kering saja. Konon, kue kering internasional ini telah mendunia. Kalau dilihat dari namanya sendiri 'Florentine", besar kemungkinan kue kering satu ini berasal dari Italia. Tapi, nggak tahu juga sih, soalnya sudah coba browsing, tapi belum ketemu dari mana kue kering cantik ini berasal.

Sebelumnya aku sempat tanya ke beberapa teman, cara pembuatan kue kering ini semua pada bilang mudah.  Hanya tepung florentinanya saja mesti berkorban waktu dan tenaga untuk mendapatkannya. Alias  sedikit susah didapat. Setahuku, biasanya stock tepung florentine di toko perlengkapan baking selalu terbatas. Setiap stock masuk, pasti langsung habis.

Aku nggak kehabisan akal donk?. The power of youtube, akhirnya aku menemukan bahan-bahan pengganti tepung tepung Florentine yang sudah didapat. Walau chanel youtubenya berbahasa inggris. Berbekal bahasa inggris yang lumayan, dengan mudah aku berhasil membuat kue kering yang satu ini dengan rasa yang memuaskan. 

Yang bikin aku jatuh cinta pertama kali melihat kue Florentin atau Cookies Florentine ini justru karena warnanya yang cantik. Selain itu juga bahannya jauh lebih sehat ketimbang kue-kue kering lainnya yang kerap menggunakan tepung-tepungan dan mentega.

Tahun-tahun sebelumnya  aku juga pernah mencicipi kue ini dirumah seorang kerabat. Ternyata harganya lumayan bikin bikin kantong bolong. Tetapi  karena masih penasaran gimana cara membuatnya, akhirnya aku mencoba eksekusi sendiri dirumah. Alhamdulillah berhasil dan bikin ketagihan.

Dan, tahun ini aku kembali membuat kue kering unik ini. Kebetulan juga suami dan kerabatku suka banget. Makin semangat deh untuk membuatnya. 

Untuk proses pembuatannya, sebagian orang  membuat adonan agak basah tidak terlalu kering. Tapi aku lebih suka tampilannya yang kering dan tipis. Lebih gurih dan cruncy, selain renyah ternyata kalau ditipisin bisa dapat lebih banyak.  Soal rasa, jangan ditanya? aku suka bangetttt.... enakkkk...pake bangettt.

Rasa manisnya bikin penasaran karena sudah berpadu dengan rasa alami gurih kacang-kacangan dan biji-bijian. Bentuknya sendiri ada yang bulat, ada juga persegi. Menurutku kue satu ini a simply sweet pasty of nuts and fruit. Jadi inti utama Florentine cookies adalah toppingnya yang berupa kacang almond dan biji-bijian dalam bentuk kering. 

Biji-bijian mengandung zat alami yang disebut dengan pitosterol. Katanya sangat bermanfaat untuk mencegah kanker terutama kanker payudara dan kanker usus besar pada tubuh. Kandungan zat alami di dalam biji-bijian bermanfaat untuk mengurangi kecepatan sekresi glukosa dari makanan sehingga gula darah kita tetap terkontrol. Disinilah urgennya biji-bijian baik dikonsumsi bagi  yang menderita diabetes.

Lalu kenapa aku memilih tepung gandum, sebagai adonan inti, bukan yang lain? Setahuku gandum utuh adalah gandum yang tidak dimurnikan atau tidak digiling sehingga masih terdiri dari dedak dan benih. Bahan ini lebih kaya akan selenium, magnesium, dan potasium. Sementara kita tahu, melansir dari hallo.sehat orang dewasa membutuhkan 25 sampai 35 gram serat per hari. Dan ajaibnya gandum bisa memenuhi itu. 

Selain itu kandungan serat membuat gerakan usus lebih teraturdan bisa mencegah tubuh menyerap kolesterol jahat. Dampaknya, tubuh tidak rentan terkena serangan jantung, dapat  menurunkan tekanan darah. Ini pula yang menjadi faktor terpenting orang terkena serangan jantung. 

Menariknya, berat badan orang yang banyak mengkonsumsi gandum utuh biasanya stabil ketimbang orang yang tidak mengkonsumsi sama sekali. Yang terakhir, patutnya membuatku berbahagia, karena bisa mencegah perut buncit, karena peran gandum utuh juga bisa memangkas lemak di tubuh.

Resep FLORENTINE COOKIES

Bahan Sugar Dough :

60 gr gula bubuk

2 sdt madu

30 gr butter cair

35 gr tepung gandum

2 btr telur (Putihnya saja)

1/3 sdt ekstrak vanilla

1/3 sdt esen almond

Bahan-bahan Kacang dan Biji :

50 gram almond

30 gram kuaci putih

50 gram kacang mede

30 gram Pumpkin hijau

30 Pumpkin putih

1 sdt Wijen putih

1 sdt Wijen hitam

Langkah Membuat :

Pertama-tama semua kacang-kacangan disangrai atau lebih mudah lagi dimasukkan ke dalam oven selama 2-3 menit dengan suhu 160 derajat celcius. Atau bisa disangrai sampai setengah matang. 

Lalu campurkan semua kacang-kacangan tersebut dengan tepung florentine dalam mangkuk kering. Kalau tidak ada tepung Florentine, bisa dicoba resep adonanku. Lalu Aduk rata.

Sebarkan secara merata adonan kering tersebut pada loyang yang sudah dialasi oleh baking paper agar tidak lengket. Pastikan ketebalan adonan yang disebar sama rata. Kira-kira setengah centimeter. Lalu masukkan pada oven yang sudah dipanaskan terlebih dahulu. Pastikan suhu oven 180 derajat. Panggang adonan selama 10-15 menit atau hingga kekuningan. Lalu keluarkan dari oven.

Setelah panasnya berkurang, potong kue secara perlahan dengan menggunakan pisau pemotong pizza sesuai selera. Persegi, persegipanjang atau diamond.

Proses pemotongan ini memang agak sulit. Karena taburan kacang membuat bentuk potongan kurang rapih. Makanya aku memilih cetakan kue muffin atau cetakan kue pie dari alumunium. Ini lebih mudah karena kita tidak perlu memotong lagi. Bentuknya menjadi bulat, dan rapih. Tapi ingat ketebalannya tetap setengah centimeter ya gaess...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun