Bagiku pendapat yang keliru sekali jika bersepeda dianggaap cupu. Karena selain memberikan kesempatan banyak kepada kita untuk bertegur sapa dengan orang lain, bersepeda juga sangat mujarab untuk menjaga kesehatan tubuh. Apalagi saat menggunakan sepeda santai.
Apapun yang kita miliki di dunia hari ini, jika sehat bukan salah satunya, alhasil bagai mengukir diatas air. Sehat menurutku pribadi adalah "everything works normally". Karena sehat itu tidak melulu soal jasmani namun sehat juga menyangkut jiwa, sosial, hati, dan hubungan kita terhadap sang pencipta.Â
Bagaimana sehat melancarkan segala kegiatan yang di jalani. Itulah mengapa aku berusaha menyempatkan waktu untuk menghormati tubuh dengan rutin berolahraga saat puasa begini. Minimal satu sampai dua minggu sekali menyempatkan waktu untuk olahraga favoritku ini.Sehat secara jasmani sepatutnya berbanding lurus dengan sehatnya rohani. Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Jiwa yang kuat disini sangat berkaitan erat dengan kesehatan mental seseorang. Sedangkan paradigma mengukur kesehatan mental adalah keseimbangan nafsiyah. Kesehatan mental diukur dengan melihat sebuah perilaku pada kadar yang seimbang. Dengan kata lain, sifat berani yang baik adalah yang seimbang,
Sehat menjalin tali silaturrahmi yang terkoneksi dengan semua situasi dan kondisi akan mempengaruhi sikap mental, sosial, jiwa hingga kehidupan kita. Begitu eratnya kaitan pentingnya menjaga kesehatan dan keimanan kepada Allah Swt.
Pertanyaannya bagaimana menjalani olahraga sepeda yang benar saat ibadah puasa terlebih lagi masa pandemi ini?.
Bagiku sama saja seperti sebelumnya. Sejak menikah, aku memilih bersepeda solo ride, paling mentok dengan suami. Khususnya saat momen mingguan Car Free Day atau sejenisnya dikota kami. Solo ride bisa menjadi alternative pilihan untuk membunuh rasa bosan di rumah. Yang penting sebelum tancap gas, kita memastikan dulu kelengkapan sepeda, menentukan rute yang jelas jauh dari keramaian, dan tentunya tak pakai mampir di masa Social Distancing.
Yang menarik, dimasa corona ini, animo orang orang bersepeda mendadak meningkat tajam. Aku jadi tertarik menelusurinya. Di sejumlah negara kecenderungan menggunakan mobil malah menurun. Melansir dari kompas.com di negeri Paman Sam misalnya kegiatan bersepeda ini mulai marak digalakkan sejak virus corona menyebar. Bahkan Citi Bike sebuah program berbagi sepeda di kota tersebut melaporkan terjadi lonjakan permintaan sepeda hingga 67 persen.
Selain New York, Chicago juga mengalami lonjakan tinggi terhadap pengendara sepeda. Peningkatan terjadi dua kali lipat menjadi 82.112 perjalanan ketimbang periode yang sama pada tahun lalu hanya 40.078 perjalanan. Begitu pula di Scotlandia menurut data Cycling Scotland tercatat peningkatan jumlah orang bersepeda hingga 215 persen. Fantastis bukan?
Bagiku sepeda selain sebagai alat transportasi atau olahraga juga sebagai teman yang membantuku berhenti sejenak dari rutinitas yang kadang cukup menjemukan. Entah mengapa aku selalu merasa mendapatkan amunisi baru sekaligus inspirasi. Ini selalu merangsangku untuk menelurkan ide-ide baru yang bermain dikepala.Â