Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dari Haru Biru hingga Sedekah Pelipur Kalbu

8 Mei 2020   23:51 Diperbarui: 8 Mei 2020   23:45 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks sedekah yang membuahkan connecting happines, Islam menganjurkan untuk tidak pamer (riya), seperti yang tertuang dalam Surat Al-Baqarah: 262.

Terlebih lagi pada bulan Ramadan saat ini. Spirit filantropi ini menguat seiring dengan ritual puasa yang dijalankan mayoritas umat Islam. Budaya sedekah ini seolah terjadi musiman dan dipraktikkan sedemikian rupa oleh orang-orang yang berpuasa. Entah kenapa, ibadah puasa dapat memicu semangat filantropi yang luar biasa.

Memang, patut diakui bahwa banyak riwayat-riwayat hadits yang mengisahkan hubungan sedekah di bulan Ramadan, Allah menjanjikan nilai kebaikan berlipat ganda untuk kita.

Disisi lain, dalam  Surah Al-Baqarah: 263 dkatakan berbuat baik dan tidak menyakiti Justru sedekah yang paling utama ketika kita tidak sanggup bersedekah materi.

Apalagi di tengah pandemi sekarang ini. Tak terhitung lagi berlimpahnya makanan dan minuman yang disalurkan oleh orang-orang atau sekelompok orang yang bersedekah, termasuk aku.

Tak ayal, uang atau pakaian juga tak ketinggalan disedekahkan demi mengejar nilai kebajikan yang berlipat ganda. Ya, inilah kekuatan bulan penuh berkah, di mana segala sesuatu berlimpah ruah dari segala arah.

Kita bisa berkaca kepada kisah teladan penuh hikmah seorang sahabat Rasulullah. Abdullah bin Umar. Suatu saat, ia ditimpa sakit cukup keras. Setelah beberapa waktu kemudian sembuh, ia tiba-tiba begitu ingin makan ikan. Waktu itu, ikan di daerahnya sulit ditemukan. Orang-orang disebar untuk menemukannya. Akhirnya, ia mendapatkan seekor ikan. Ikan itu dibawa pulang dan dimasak.

Ketika matang, dihidangkan, dan baru saja ingin dimakan, tiba-tiba dari luar rumahnya terdengar ada suara pengemis yang meminta-minta makanan karena kelaparan. 

Seketika itu juga, Abdullah bin Umar menyuruh pembantunya untuk membungkus ikan yang siap dimakan tadi ditambah dengan roti, untuk diberikan kepada sang pengemis. Indah bukan?.

Pekanbaru, 08 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun