Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Uluran Tangan Umat Buddha dan Islam Pada Waisak dan Ramadan

7 Mei 2020   23:59 Diperbarui: 8 Mei 2020   00:13 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sering kita saksikan adanya momen hari raya Waisak dan bulan Ramadan bersatu dalam titi mangsa. Pasti tuhan merencanakan kemudahan, dengan persatuan momen itu, saat Covid-19 tengah membabakbelurkan semua sektor.

Pesimisme di mata masyarakat miskin dan rentan miskin tampak di pinggir-pinggir jalan. Sungguh miris pemandangan anak yatim piatu, pedagang kecil, buruh, korban PHK, pasien tak mampu. Euforia pun redup berganti munajat kepada tuhan yang Maha Kuasa.

Namun momentum Waisak dan Ramadan setidaknya menjadi embun pagi yang membasahi rerumputan kering itu.
Menangkap momentum itu, aku sebagai Muslimah sekaligus Pranata Humas Kanwil Kemenag Riau ikut serta mensosialisasikan optimisme.

Tentang kerukunan antar umat beragama  dan solidaritas antar umat beragama untuk  saling berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan di pekanbaru, Riau. Dalam hal ini, jelas tanpa sekat suku, agama, ras dan antar golongan. Semua saling bahu membahu meringankan beban kaum yang lemah.

Kerjasama antara Yayasan Buddha, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Riau dan Kanwil Kemenag Riau terjalin dengan erat dalam berpartisipasi untuk penanggulangan Covid-19.

Ketika ku berbincang hangat dengan Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Riau, Tarjoko  sangat optimis memaparkan 10 majelis/lembaga yang memberikan bantuan. Diantara ke 10 majelis/lembaga yang di bawah bimbingan Tarjoko itu adalah Vihara Paramita, Vihara Dharma Manggala, PUB Panca Dharma Air Molek, Vihara Pubbaramaduri, yayasan dhamavangsa Sorek, MBI di Persatuan Umat Buddha, Bodhi Satva Pekanbaru, Vihara Buddha Sasana, Permabudhi, dll.

Majelis/lembaga Buddha itu telah memberikan bantuan mulai dari masker, APD face shield, paket sembako, sarung tangan, nasi bungkus, biskuit hingga uang tunai.

Penerima bantuan itu mulai dari Puskesmas, RSUD, masyarakat umum kurang mampu, pedagang pasar, kantor kemenag Bengkalis, tukang sapu, penjual keliling, supir angkot dan petugas kebersihan, anak Gabi, umat Vihara, dan masyarakat umum lainnya.

Bahkan baru baru ini kanwil Kemenag Riau juga menerima bantuan alat pelindung diri (APD) dari organisasi yayasan Budha Tzu Chi Indonesia, Provinsi Riau. Kakanwil Kemenag Riau sendiri yang diwakili Kabag TU kanwil Kemenag Riau.

Bantuan APD dari yayasan Tzu Chi 
Bantuan APD dari yayasan Tzu Chi 
Bantuan itu akan disalurkan kembali kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Inilah bukti Ramadan penuh barakah dan Waisak penuh derma. Walau beda agama tapi mampu saling berdampingan pada kemanusiaan.Kerjasama ini patut dicontoh oleh lembaga keagamaan di daerah lain. Agar terbangun rasa solidaritas tinggi antar umat beragama. Inilah diantara hikmah dari Covid-19.

Sekaligus mementahkan bahwa selama ini tidak ada persoalan yang mendasar antar umat beragama di Indonesia. Kecuali adanya provokasi dari oknum pemecah belah.

Tak ketinggalan di bulan Ramadan ini aksi sosial juga dilakukan oleh Gugus Tugas Penanggulangan Covid - 19 Kementerian Agama RI bekerjasama dengan Kanwil Kemenag Riau dan FKUB Provinsi Riau.

Bantuan ini disalurkan untuk marbot Masjid Tahun 2020. Penyaluran bantuan tersebut berlangsung pada Senin (4 /5/20) bertempat di Halaman Kanwil Kemenag Riau.

Dengan menjaga Physical distancing 100 paket bantuan yang terdiri dari berupa Beras 5 Kg, Minyak Goreng 1 liter, Gula 1 Kg, Teh dan Indomi satu kotak tersebut diserahkan Ka. Kanwil Kemenag Riau, Ketua FKUB Prov. Riau, Kasubbag Ortala dan KUB kepada 6 pewakilan Marbot di Kota Pekanbaru.

Bantuan untuk Marbot Masjid
Bantuan untuk Marbot Masjid
Di tengah maraknya pandemi virus corona di Indonesia yang memakan banyak korban, aku bersyukur melihat semakin banyak pula orang  rela berbagi kebaikan kepada sesama.

Semua lapisan masyarakat berlomba lomba memiliki keinginan yang mulia untuk membantu sesama. Tak pandang profesi, entah itu artis atau hanyalah karyawan biasa, semuanya berlomba membuat aksi kebaikan ini.

Selama ini, sebelum virus terkutuk itu datang, banyak orang berasumsi bahwa berbagi itu indah namun tidak banyak dari antara mereka yang melakukannya.

Hal ini tentu saja salahkan, mengapa tidak? Kita gempar mengumbar istilah indahnya berbagi namun saat salah seorang kawan atau saudara kita membutuhkan  sepiring nasi saja, sulit kita lakukan.

Di perjalanan pulang, aku hanya tersenyum membayangkan begitu banyak hikmah dari musibah wabah ini. Yang setuju atau tidak, wabah ini seolah teguran bagi kaum yang berfikir.

Yang pasti, bonus jiwa yang kudapat adalah ketika bisa turut berpartisipasi dalam momen berbagi. Ada kepuasan tersendiri dalam diri kita saat kita dapat berbagi kepada orang lain dengan memberi dari apapun yang kita miliki.

Pada titik akhirnya kita harus menyadari dengan hati nurani yang terdalam bahwa semua yang kita miliki dan kita berikan itu adalah titipan Allah semata, bukan sebenarnya milik kita.

Oleh karena itu aku mengabadikan momentum baik ini. Dengan membuat video  imbauan Kakanwil Kemenag Riau dan Pembimas Buddha, sehari sebelum hari Waisak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun