Aku mencoba lagi mengkerucutkan pertanyaan padanya, apakah bersuluk yang ia maksud, mencari zat tuhan atau mencari aturan tuhan yang benar?. Sayangnya iya tak menjawab pertanyaanku.
Setelah 10 detik tiba-tiba aku terhenyak, saat ia mengeluarkan dalil tentang bersuluk pada surat 16:69. Aku pun langsung saja membuka Al-Quran. Disana tersurat: Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya: "Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu)".
Nah, ternyata pada ayat ini, ada kosa kata terkait suluk itu dalam Al-Quran. Tapi aku tak menemukan makna perintah bersuluk dalam arti untuk mencari tuhan seperti yang dikatakan para sufi. Apa yang dikatakan para sufi malah sesuai dengan KBBI. Disana dijelaskan bersuluk bermakna mengasingkan diri, berkhalwat. Kemudian suluk disinonimkan dengan Tasawuf dan Tarekat serta mistik.
Tapi pengertian kaum sufi dan kamus itu berbeda dengan pengertian pada terjemahan Al-Quran tentang perintah: "bersuluklah (fasluki)" dalam arti, tempuhilah!.
Entahlah, kenapa simpangsiur sumber informasi ini bersifat paradoks. Padahal sudah jelas dalam Al-Quran sebenarnya Al-Islam nama jalan yang diperintah untuk ditempuhi untuk disuluki atau untuk dithariqati. Tapi kenapa jadi tarekat dengan tasawuf?.
Kaum sufi dalam bersuluk menempuh sufisme, tarekat, tasawuf. Tapi sampai kini akupun tak menemukan istilah tasawuf dan sufi dalam Al-Quran. Yang kutemukan hanyalah Islam sebagai jalan (cara) hidup (dari) Allah. Sedangkan  sepanjang yang kutahu, Al-Quran sebagai pedoman atau petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tekhnis menjalankan Islam. Begitu yang Rasulullah contohkan.
Memang istilah thariqah ada disebut 9 kali dalam Al-Quran. Misalnya,  Dalam surat 4: 168. Tapi tetap saja istilah itu mengacu pada Islam yang sesuai Kitab Al-Quran sebagai Thariqah. Bukan Tarekat pada Kitab selain Al-Quran. Tasawuf  tidak pernah dicontohkan Rasulullah setelah Al-Quran turun. Kalaupun Rasul berkhalwat ke goa hira, itu bukan dalam rangka mempelajari Tasawuf. Tapi dalam rangka mempelajari Al-Quran pada Jibril yang Allah utus.
Apalagi pada ayat itu istilah thariqah digandeng dengan penggalan kalimat Liyahdiyahum yang kata dasarnya adalah hudan. Dalam Al-Quran hudan itu bernama Al-Quran bukan tasawuf, bukan?.
Jadi, bagiku di dalam megahnya bangunan Masjid Agung Islamic Centre (MAIC) sayangnya belum berbanding lurus dengan pembinaan ruang dan waktu sujud. Ya, hakekatnya masjid itu adalah tempat dan waktu sujud atau tunduk patuh melaksanakan Al-Quran sebagai petunjuk Islam yang diklaim Allah dan Rasul-Nya. Bukan bermegah-megah seperti surat At-Takatsur.
Demikianlah Samber 2020 hari 4 ini kutuliskan, semoga memberi hikmah pencerahan Ramadan. Mohon maaf jika ada kekurangan dan kelebihan kata. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H