Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menariknya Situasi Pekanbaru dalam Menjaga Harga Bahan Pangan Ramadan Tetap Stabil

29 April 2020   22:46 Diperbarui: 29 April 2020   22:57 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujicoba Persemaian Benih 16 jenis holtikultura--dokpri

Situasi harga bahan pangan dari pengamatan ku (29/4) Ramadan 2020/1441 di sekitar kediamanku cukup stabil. Sejumlah keperluan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Pekanbaru meskipun pada bulan Pebruari sempat beberapa harga bahan pokok merangkak naik, tapi ternyata sekarang terkendali. 

Berkat kesigapan petugas, jarang sekali penimbunan bahan pokok ditemukan di Pekanbaru. Karena biasanya Satgas Pangan Provinsi Riau kerap melakukan sidak di pasar dalam rangka pemantauan kebutuhan sembako. Ancaman pidana kepada penimbun disampaikan dengan tegas kepada para pedagang, terbukti efektif. Tidak hanya itu, berbagai pertemuan digelar dengan berbagai pihak dan para pelaku usaha untuk mengantisipasi kelangkaan sembako dan potensi penimbunan.


Kenaikan harga sembako di Pekanbaru biasanya disebabkan oleh faktor cuaca dan bencana alam. Longsor misalnya, mengakibatkan  jalan terputus rentan terjadi. Sehingga kadang kurangnya pasokan bahan pokok dari petani dapat mempengaruhi inflasi di Pekanbaru.


Untuk mengantisipasi hal tersebut, koordinasi Disperindagkop dengan PUPR Riau telah ditingkatkan dengan menyiapkan alat-alat berat di titik-titik longsor. 

Karena kebutuhan pokok masyarakat Pekanbaru sangat tergantung dengan distribusi daerah tetangga. Misalnya Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Letak kota Pekanbaru pun strategis. Berada di jalur lintas timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti: Medan, Padang,  dan Jambi.  Dengan wilayah administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian Utara dan Timur. Sementara di bagian Barat dan Selatan, diapit oleh Kabupaten Kampar.


Oleh karena itu, pemerintah tetap mengizinkan angkutan yang membawa bahan pokok dari luar daerah supaya ketersediaan bahan pokok bisa tercukupi. Selama Ramadan ini, kebetulan sedang diberlakukan PSBB.


Walikota Pekanbaru, Firdaus telah mengimbau agar masyarakat berbelanja di pasar tradisional resmi, selama pemberlakuan PSBB. Pasalnya, di Pasar resmi lebih terjamin kebersihan dan pembatasan sosial saat berbelanja. Kenapa demikian?.


Pemerintah pekanbaru telah melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan di pasar tradisional resmi, serta menyediakan wastafel portabel untuk pedagang dan pembeli. Jadi aktivitas di pasar tradisional sudah mengacu pada protokol Covid-19.


Pemerintah telah memperingatkan pedagang yang berpindah-pindah berdagang di pasar kaget atau pasar tumpah. Jika tindakan ini tidak diindahkan, Walikota akan memperketat aturan dengan pengawasan 1x24 jam.


Dampak Covid-19, tentu saja sangat terasa bagi masyarakat miskin dan rentan miskin. Berkat laporan warga, Camat Tenayan Raya Indah Vidya Astuti, yang diwakili Lurah Mentangor Bismihayati bersama Ketua Gerakan Ginda Untuk Masyarakat Pekanbaru (GGUMP) menanggapi keluhan tersebut. Dengan memberikan bantuan sembako dan membagikan minyak goreng ke beberapa warga di RW 06. Pihak Gojeg di Pekanbaru juga telah memberikan bantuan sembako kepada drivernya.


Bahan pokok yang rentan fluktuatif harganya adalah seperti cabai rawit bukit saat pebruari 2020 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu seharga Rp46 ribu dari sebelumnya Rp20 ribu-Rp25 ribu per kilogramnya (kg). Sedangkan Cabai rawit Medan di waktu yang sama juga dijual seharga Rp40 ribu per kg. Kemudian cabai merah juga pernah mengalami kenaikan yakni berkisar Rp48 ribu per kg sampai Rp52 ribu per kg. Tapi belakangan harga ayam ras  mengalami penurunan tajam menjadi Rp. 18 ribu sampai Rp. 15 ribu.


Untungnya operasi pasar bersama Bulog dilakukan di Riau. Apalagi stok beras dan kebutuhan pokok lainnya, masih tersedia hingga lebaran 2020. Gubernur Riau pun telah menjamin hal itu.

Peluang Penggalakan Pertanian (agrobisnis) di Pekanbaru
M

eskipun demikian, ada baiknya pemerintah dan masyarakat di Pekanbaru menggalakkan pertanian  atau agrobisnis. Karena dengan kontur tanah yang datar dan tingkat kesuburan yang cukup, tidak mustahil Pekanbaru akan menghasilkan pertanian di masa depan yang cukup menjanjikan. Mengingat lahan di Pekanbaru masih sangat luas dan belum difungsikan. Ada sekitar 40% dari luas tanah pekanbaru yang belum dikembangkan.

Perlu juga diperhatikan atas keluhan dari Wakil Ketua Komisi II DPRD kota Pekanbaru pada bulan Maret 2020. Keluhan itu terkait harga gula, jahe dan bawang bombai yang harganya melambung secara signifikan.

Ironisnya, gula dan bawang bombai sampai sekarang di kota Pekanbaru masih mengandalkan import. Sehingga dengan adanya wabah Corona, terasa sekali dampaknya.


Menurutku, tidak ada salahnya Pekanbaru menanam tebu dan mencoba produksi gula, serta menanam bawang bombai. Meskipun komoditas yang cocok di kembangkan di pekanbaru selama ini adalah sayuran dataran rendah, seperti cabai, bawang merah, terong, sawi, kangkung cabut, bayam, labu siam, dan kacang panjang.


Sehingga sayuran yang dibutuhkan warga Pekanbaru tidak perlu lagi didatangkan dari luar daerah. Tentu tidak boleh melupakan masalah yang perlu diwaspadai. Yaitu adanya OPT baru, Spodoptera Frugiperda. Maka perlu bimbingan pengendalian OPT. Sebagaimana yang dilakukan petani sayuran dari Kelompok Tani Harapan Jaya, desa Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.


Petani itu bernama Sambudi. Ia mengawali bertani sejak 2003 di lahan seluas 1 hektar. Beragam sayuran di tanam dengan waktu yang berbeda-beda. Ternyata dengan pola tanam demikian, lebih menguntungkan. Dengan biaya 4 juta rupiah untuk 1 musim tanam, bisa menghasilkan 5 juta. Dari situlah ia bisa beli tanah sendiri.

Ujicoba Persemaian Benih 16 jenis holtikultura--dokpri
Ujicoba Persemaian Benih 16 jenis holtikultura--dokpri
Kebetulan penulis pun baru 3 minggu menyemai 16 jenis tanaman sayur dan buah. Di lahan terbatas, Alhamdulillah, ada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hitung-hitung sebagai pembelajaran bercocok tanam. Jika berhasil dalam lingkup rumah tangga, Insya Allah penulis akan menanam sayur mayur di lahan seluas 2 hektar. Doakan ya teman-teman!.
Pertumbuhan Bibit Unggul Sayur Organik--dokpri
Pertumbuhan Bibit Unggul Sayur Organik--dokpri
Doa dalam Situasi Ketidakpastian--dokpri
Doa dalam Situasi Ketidakpastian--dokpri
Semoga di dalam situasi ketidakpastian Covid-19, kita memastikan diri untuk mulai membangun ketahanan pangan di rumah tangga, sebelum ke masyarakat luas.  Semoga pemerintah mendukung upaya petani yang serius mengembangkan pertanian. Setidaknya dapat menjamin kelangkaan bahan pokok, kalaupum harus terjadi di kemudian hari yang dapat melambungkan harga.


Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman agar pengembangan holtikultura tidak hanya terkonsentrasi di pulau Jawa. Kebetulan

Riau pun sedang gigih memanfaatkan lahan tidur dan pekarangan, agar swasembada sayuran tercapai. Untuk itulah gerakan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) telah dilaksanakan oleh UPT proteksi tanaman perkebunan, tanaman pangan dan holtikultura provinsi Riau, bersama petani sebagai stimulan dalam pengamanan produksi, holtikuktura.


Selain itu pembinaan teknis, fasilitasi sarana dan prasarana pengendalian OPT ramah lingkungan dalam bentuk perbanyakan agens hayati dan pestisida nabati terus disampaikan petugas POPT setempat.

Peternakan di Riau Sangat Potensial untuk Masa Depan


Hal yang sangat mendasar dari keterampilan yang perlu kita kembangkan mulai sekarang, selain pertanian adalah peternakan. Apalagi Riau memiliki peluang dalam pengembangan sentra sapi terbesar di Sumatera.


Oleh karena itu pemerintah Provinsi Riau memprogramkan pengembangan sapi ternak. Karena daerah ini sangat potensial menghasilkan pakan sapi. Luasnya kebun sakit di riau, cocok untuk bahan pakan sapi. Maka bibit sapi harus dibantu oleh menteri pertanian dan peternakan. Apalagi program integrasi sapi dan sawit sejak dulu sudah dilakukan dengan baik. 

Sayangnya, jumlah dan letaknya belum merata. Pemerintah pun tahun 2015 sudah memberikan bantuan bibit sapi pada peternak. Tapi sampai kini belum ada realisasi tahap keduanya.


Padahal kebutuhan sapi segar selama ini masih mengandalkan dari luar sekitar 70%. Khususnya pada momen perayaan keagamaan di wilayah Riau. Misalnya hari raya idul adha.


Dengan demikian, kita tidak hanya bisa menyalahkan kelemahan pemerintah dan kekurangan pemerintah saja ketika bahan pokok langka atau harganya melambung. Tapi kita perlu introspeksi diri. Sebab musuh utama kita adalah diri kita sendiri yang selama ini meremehkan dunia pertanian dan dunia peternakan. Sejak dulu aku sudah mulai beternak sapi Simmental. Bahkan sudah beranak pinak. Hasilnya sebagian sudah kugunakan. Alhamdulillah menguntungkan.


Sebaliknya, mengapa diantara kita ada yang lebih mendewakan produk hasil rekayasa kebutuhan yang didapatkan dari import, dari pada swasembada bahan pangan. Padahal kebutuhan primer kita itu adalah bahan pangan. Padahal upaya memperkuat ketahanan pangan dari zaman ke zaman selalu jadi pembicaraan elite. Karena ancaman angka kelaparan penduduk miskin dan balita stunting atau kerdil, tegolong tinggi dan selalu membayangi di sejumlah daerah terpencil di Indonesia. Tapi mengapa saat ini kita tidak mampu setara dengan Singapura?. Apa yang perlu diperhatikan?.


Maka perlu ditingkatkan indeks penilaian dari sisi keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan, juga sumber daya. Berdasarkan laporan GFSI memang skor indeks penilaian tersebut membaik. Namun tidak ada jaminan akan selamanya membaik. Apalagi pandemi Corona tak ada tanda-tanda mereda di bulan Ramadan ini.

Mari kita  sama-sama serius dan fokus belajar dan berlatih mengembangkan pertanian, peternakan dan pengawasan pasar dan harga komoditas bahan pokok . Mulailai dari diri sendiri, dari hal-hal yang kecil, mulai saat ini. 

Semoga tulisan Samber THR ini menjadi tulisan Samber 2020 hari ke 3 yang menarik dan inspiratif dan menjadi berkah Ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun