Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menariknya Situasi Pekanbaru dalam Menjaga Harga Bahan Pangan Ramadan Tetap Stabil

29 April 2020   22:46 Diperbarui: 29 April 2020   22:57 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujicoba Persemaian Benih 16 jenis holtikultura--dokpri


Untungnya operasi pasar bersama Bulog dilakukan di Riau. Apalagi stok beras dan kebutuhan pokok lainnya, masih tersedia hingga lebaran 2020. Gubernur Riau pun telah menjamin hal itu.

Peluang Penggalakan Pertanian (agrobisnis) di Pekanbaru
M

eskipun demikian, ada baiknya pemerintah dan masyarakat di Pekanbaru menggalakkan pertanian  atau agrobisnis. Karena dengan kontur tanah yang datar dan tingkat kesuburan yang cukup, tidak mustahil Pekanbaru akan menghasilkan pertanian di masa depan yang cukup menjanjikan. Mengingat lahan di Pekanbaru masih sangat luas dan belum difungsikan. Ada sekitar 40% dari luas tanah pekanbaru yang belum dikembangkan.

Perlu juga diperhatikan atas keluhan dari Wakil Ketua Komisi II DPRD kota Pekanbaru pada bulan Maret 2020. Keluhan itu terkait harga gula, jahe dan bawang bombai yang harganya melambung secara signifikan.

Ironisnya, gula dan bawang bombai sampai sekarang di kota Pekanbaru masih mengandalkan import. Sehingga dengan adanya wabah Corona, terasa sekali dampaknya.


Menurutku, tidak ada salahnya Pekanbaru menanam tebu dan mencoba produksi gula, serta menanam bawang bombai. Meskipun komoditas yang cocok di kembangkan di pekanbaru selama ini adalah sayuran dataran rendah, seperti cabai, bawang merah, terong, sawi, kangkung cabut, bayam, labu siam, dan kacang panjang.


Sehingga sayuran yang dibutuhkan warga Pekanbaru tidak perlu lagi didatangkan dari luar daerah. Tentu tidak boleh melupakan masalah yang perlu diwaspadai. Yaitu adanya OPT baru, Spodoptera Frugiperda. Maka perlu bimbingan pengendalian OPT. Sebagaimana yang dilakukan petani sayuran dari Kelompok Tani Harapan Jaya, desa Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.


Petani itu bernama Sambudi. Ia mengawali bertani sejak 2003 di lahan seluas 1 hektar. Beragam sayuran di tanam dengan waktu yang berbeda-beda. Ternyata dengan pola tanam demikian, lebih menguntungkan. Dengan biaya 4 juta rupiah untuk 1 musim tanam, bisa menghasilkan 5 juta. Dari situlah ia bisa beli tanah sendiri.

Ujicoba Persemaian Benih 16 jenis holtikultura--dokpri
Ujicoba Persemaian Benih 16 jenis holtikultura--dokpri
Kebetulan penulis pun baru 3 minggu menyemai 16 jenis tanaman sayur dan buah. Di lahan terbatas, Alhamdulillah, ada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hitung-hitung sebagai pembelajaran bercocok tanam. Jika berhasil dalam lingkup rumah tangga, Insya Allah penulis akan menanam sayur mayur di lahan seluas 2 hektar. Doakan ya teman-teman!.
Pertumbuhan Bibit Unggul Sayur Organik--dokpri
Pertumbuhan Bibit Unggul Sayur Organik--dokpri
Doa dalam Situasi Ketidakpastian--dokpri
Doa dalam Situasi Ketidakpastian--dokpri
Semoga di dalam situasi ketidakpastian Covid-19, kita memastikan diri untuk mulai membangun ketahanan pangan di rumah tangga, sebelum ke masyarakat luas.  Semoga pemerintah mendukung upaya petani yang serius mengembangkan pertanian. Setidaknya dapat menjamin kelangkaan bahan pokok, kalaupum harus terjadi di kemudian hari yang dapat melambungkan harga.


Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman agar pengembangan holtikultura tidak hanya terkonsentrasi di pulau Jawa. Kebetulan

Riau pun sedang gigih memanfaatkan lahan tidur dan pekarangan, agar swasembada sayuran tercapai. Untuk itulah gerakan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) telah dilaksanakan oleh UPT proteksi tanaman perkebunan, tanaman pangan dan holtikultura provinsi Riau, bersama petani sebagai stimulan dalam pengamanan produksi, holtikuktura.


Selain itu pembinaan teknis, fasilitasi sarana dan prasarana pengendalian OPT ramah lingkungan dalam bentuk perbanyakan agens hayati dan pestisida nabati terus disampaikan petugas POPT setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun