holistik. Maka saya tawarkan 3 gaya sehat holistik sebagai cara hidup yang jitu. Karena telah saya alami sendiri, khususnya dalam mengatasi sakit ringan supaya ibadah lancar.
Pada dasarnya puasa (As-Shiyam) itu menyehatkan jiwa dan raga, asal tahu Ilmunya. Bicara ilmu tidak bisa parsial. Tapi harusPuasa itu sendiri menyehatkan selama melaksanakan sahur dan berbuka, kita tetap berpola makan sehat, berpola gerak sehat, dan berpola pikir sehat.
1. Berpola Makan Sehat
Kita seharusnya selalu menjaga asupan seimbang antara karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan air. Jika dilengkapi dengan susu segar, lebih menjamin dalam netralisir racun yang mungkin saja termakan dalam dosis kecil.
Tentu saja semua nutrisi tersebut harus dikonsumsi secara proporsional selama Ramadan. Agar ibadah tetap lancar, kita jangan makan dan minum secara berlebihan dan atau kekurangan. Tapi dengan pertimbangan agar memenuhi AKG (Angka Kecukupan Gizi).
Yang tidak kalah urgennya, makanan harus higienis. Bebas kuman dan bakteri serta jamur berbahaya. Bahkan harus bebas dari zat adiktif. Misalnya: pengawet, pemanis, pewarna yang termasuk (kimia) sintetis.
Bila mampu, sering mengonsumsi beras, sayur, dan buah yang ditanam secara organik pastinya kesehatan akan lebih terjamin. Dengan pembangunan sistem kekebalan tubuh prima, kita tidak gampang sakit. Itulah hakikat you are what you eat. Penampilan/kesehatan Anda tergantung apa yang Anda makan.Â
2. Pola Gerak Teratur
Tidak cukup pola makan sehat saja. pola gerak teratur juga dibutuhkan. Mulai dari gerak pemanasan (warming up). Misalnya lari-lari kecil dan senam ringan. Sebagian orang melakukan stretching dalam pemanasan. Tapi banyak ahli tidak menganjurkan, karena justru itu dapat meningkatkan risiko cedera. Peregangan begitu lebih baik dilakukan saat cooling down saja.
Gerakan pemanasan yang baik bila bersifat kardio atau dinamis. Fungsinya untuk meningkatkan denyut jantung dan metabolisme tubuh. Sehingga tubuh dapat membakar lemak dan meningkatkan kinerja otot. Seperti kendaraan, Pemanasan mesin juga diperlukan.
Tanpa pemanasan, Dalam melakukan gerakan inti saat berolah raga atau beraktivitas berat, dapat menimbulkan kram otot atau cedera otot. Begitu juga tanpa cooling down, otot dan persendian yang telah mencapai kerja maksimal dapat menjadi kekakuan dan nyeri otot.Â
Karena pendinginan, dapat mengembalikan pada posisi semula secara fisiologis. Jangan lupa juga, selama cooling down, nafas harus diatur agar detak jantung kembali normal. Walaupun puasa, olahraga teratur justru meningkatkan kesegaran dan kebugaran tubuh berlipat ganda.
Sebaliknya, terlalu banyak tidur dan banyak duduk bermalas-malasan justru dapat berisiko pada gangguan ginjal, wasir. Bahkan berisiko pada kadar gula tinggi sebagai penyebab diabates. Tidak itu saja, tapi juga berisiko menderita gangguan jantung. Jangan memandang sebelah mata sakit ringan yang disebabkan penyakit malas bergerak.
Di Indonesia, diabetes sebagai penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskular. Tentu sebelum sakit keras demikian, pasti diawali dengan gejala sakit ringan lebih dulu, seolah tubuh memberi sinyal untuk diatasi.Â
Apalagi selama menunaikan ibadah puasa, terjadi perubahan pola hidup. Bahkan selama puasa, laju pembelahan sel dalam tubuh akan berkurang seiring faktor pertumbuhan yang menurun akibat terbatasnya asupan. Sehingga mengurangi risiko kanker.
Namun jika pola hidup kita selama ini terlanjur keliru dan membuat kita sakit, maka tidak harus puasa. Karena puasa itu memerlukan persiapan fisik dan mental yang dapat dilakukan sebelum bulan Ramadan tiba.
Malah memaksakan puasa saat sakit bisa berbahaya dehidrasi dan daya tahan tubuh semakin lemah atau kekebalan tubuh melemah. Hal ini mempermudah bibit penyakit berkembang. Bukankah dalam tubuh kita setiap hari seperti berperang melawan bibit penyakit? Jika kurang asupan bergizi. Kita bisa drop.
Begitu juga jika kita sakit ringan tapi tidak makan sahur, maka tidak dianjurkan puasa, karena dapat melemahkan tubuh dan membahayakan kesehatan. Karena tubuh memerlukan waktu 8 jam untuk menyerap nutrisi dari makanan terakhir. Artinya tubuh menjadi baik berpuasa, jika diberikan asupan lebih dahulu. Dengan demikian, makan sahur cara ampuh mengatasi sakit ringan ketika puasa.
Ketika puasa, tubuh dapat sakit, karena biasanya sumber utama dalam tubuh adalah gula yang disimpan di hati dan otot. Selama berpuasa simpanan gula inilah yang digunakan untuk menghasilkan energi yang diperlukan tubuh. Setelah gula digunakan, lemak menjadi sumber energi berikutnya. Ini cara teraman mengurangi obesitas.
Tapi jika sumber-sumber energi itu belum cukup, tubuh akan membakar protein otot untuk menghasilkan energi. Fase terakhir ini fase kelaparan. Fase saat orang berpuasa berhari-hari tanpa berbuka.Â
Oleh karena itu dianjurkan menyegerakan berbuka puasa jika sudah tiba waktunya berbuka. Jangan sampai kita meremehkan kebiasaan Rasul dalam mengatasi sakit ringan dan dalam puasa serta ibadah lainnya.
Kita perlu introspeksi diri, jika kita menderita salah satu dari beberapa jenis penyakit yang kerap muncul saat puasa, misalnya: sakit kepala, sembelit, mual muntah, bau mulut dan sariawan, gula darah rendah, batu ginjal, tekanan darah rendah, diare, sakit pinggang, dan dehidrasi.
Memang mencegah lebih baik dari pada mengobati. Tapi masalahnya sakit bisa saja datang kapan saja. Jika sudah demikian, saya memiliki resep sapu jagat yang selalu saya konsumsi untuk mengatasi semua itu. Yaitu minuman rimpang, ultimate, infuse water. Semua serba alami dan murah serta mudah didapatkan disekitar kita. Anda mau tahu resepnya?.
Sediakan bahan-bahannya mulai 1 ruas jahe, 1 ruas kunyit, 1 batang sereh, 3 butir kurma muda kering, jeruk nipis, 1-2 sendok makan madu, 300 ml air mineral.
Sediakan wadah yang terbuat dari gerabah, keramik, atau stainless steel. Merebus tanaman herbal menggunakan besi dan atau aluminium cukup membahayakan. Sebab wadah itu saat direbus dapat mengeluarkan kontaminan berupa zat besi atau aluminium. Hal ini dapat mencemari ramuan yang sedang direbus. Lantas bagaimana langkah-langkah pengolahannya?.
Langkah pertama, cucilah sampai bersih semua bahan-bahannya. Lalu kupas kulitnya. Setelah itu iris tipis saja jahe, kunyit dan sereh. Bisa juga digeprek.
Langkah kedua, rebus dengan api kecil air tadi bersama jahe, kurma muda kering, kunyit dan sereh. Sampai kapan? Sampai berubah warna dan mengeluarkan aroma. Atau hingga volume air tersisa setengah saat direbus.
Langkah ketiga, tuanglah rebusan itu ke dalam wadah berbahan kaca. Setelah hangat, masukkan madu dan perasan jeruk nipis. Selagi hangat bila diminum akan lebih bereaksi pada tubuh kita.
Cara minumnya bagaimana? Minumlah setelah makan. Sehari cukup dua kali saja. Selama seminggu berturut-turut Anda minum, rasakanlah khasiatnya.
Pola makan sehat dan pola gerak teratur sebagai tindakan preventif. Sedangkan minum rimpang ultimate sebagai tindakan kuratif sekaligus preventif untuk penyakit ringan yang disebabkan angin, lemak tak jenuh, kurang lancarnya peredaran darah, terkontaminasi zat adiktif dan kuman, bakteri. Tidak menutup kemungkinan virus Corona bisa diatasi dengan ramuan alami sederhana ini. Perlu penelitian lebih jauh, memang.
3. Pola Pikir Sehat
Selain itu persoalan kesehatan tidak bisa dilakukan secara parsial. Perlu penanganan komprehensif atau holistik. Terutama soal psikis.Â
Pola pikir yang sehat justru sangat menentukan. Misalnya saja, banyak penderita kepala pusing bukan karena salah makan, bukan juga salah minum, dan juga bukan salah gerak. Tapi karena gangguan psikis yang disebabkan banyak faktor. Bisa faktor ekonomi, rumah tangga, sosial budaya, politik dan sebagainya.
Tapi diantara semua itu dasarnya adalah faktor ilmu dan iman. Bukankah sakit karena patah hati, obatnya adalah menemukan cinta sejati?. Diantara seluruh cinta sejati, adalah cinta terhadap aturan Allah. Bukan sebatas cinta duniawi.
Pusing kepala karena tiada uang, obatnya mencari pekerjaan untuk mendapat penghasilan?. Tapi penghasilan yang tidak halal juga bikin gelisah dan sakit psikis.
Perasaan gembira, berpikir positif, rasa optimis karena hidup dikelilingi orang-orang tercinta yang beriman adalah sugesti terbaik untuk mengatasi penyakit ringan saat puasa Ramadan. Oleh karena itu, perbanyaklah silaturahmi. Teruslah berbagi dalam kondisi bagaimanapun.Â
Setidaknya berbagi informasi menarik dan inspiratif. Menulis pada program Samber THR di Kompasiana, misalnya. Kebetulan tulisan ini adalah termasuk bagian dari Samber 2020 hari 2.
Tak kalah pentingnya, jangan malas mengunjungi orang sakit, anak yatim, fakir miskin, dan kaum cerdik pandai atau ulama. Agar kita tahu makna syukur atas apa yang Allah telah kurniai. Rasa berterima kasih itu sangat menyehatkan jiwa dan raga.
Sebaliknya, hidup selalu mengeluh, marah-marah, buruk sangka, iri dan dengki, dan dendam dapat memicu liver mengeluarkan toksin yang dapat mencemari darah kita. Darah tercemar tentu jadi sumber penyakit.
Selain itu adalah bersikap ikhlas, tulus dalam menerima kenyataan yang terjadi. Sambil tetap bersabar menghadapi ujian dalam situasi genting sekalipun, insya Allah dibalik kesulitan ada kemudahan.
Kesimpulannya, biasakan 3 pola di atas secara utuh, agar mengatasi sakit ringan tanpa efek samping. Jadi dengan hal sederhana ini, puasa lebih mampu membantu memperbaiki radang sendi, radang usus besar, dan penyakit kulit seperti eksim dan psoriasis. Bahkan penelitian menunjukkan mereka yang berpuasa sebulan sekali, memiliki risiko 58 kali lebih rendah terkena penyakit jantung, dibandingkan mereka yang tak berpuasa.
Disamping itu puasa juga mengurangi resistensi insulin yang memicu diabetes.
Dengan demikian, ibadah tetap jalan di bulan Ramadan. Sejak 14 abad yang lalu nabipun telah berpesan agar kita menjaga masa sehat sebelum datang masa sakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H