Di antara deretan kedai kopi yang berkelapan kekuningan bagai sorot pijar mentari sebelum landai di kaki bumi
Pada malam yang sepi, bergelantungan aneka harapan dan impian di setiap dahan bintang yang gemintang
 Juga sekelompok manusia yang piawai menjalankan perannya seindah mungkin di setiap sudut-sudut kota
Aku bermimpi melihat bunga-bunga cantik yang menggelitik di depan pelataran rumah
Mulai dari bunga yang mahal harganya hingga yang murah sekalipun
Kesemuanya saling memamerkan kemolekan dengan tingkah yang berbeda-beda
Namun, pandanganku tertuju pada satu bunga saja
Yaitu bunga putih bercorak keemasan yang menyendiri dikelilingi melati
Ku amati betul-betul tingkahnya
Ku cium semerbak wanginya
sangatlah lain di antara bunga yang lain
Wajahnya memancarkan kelembutan
Tembus membelah perdu-perdu pelataran
Akupun mencoba mendekatiÂ
Dengan segenap rasa keingintahuanku
Aku tak mau meragu lagi
Karena tuhanku pernah berkata
Siapapun yang memulai maka ia akan sampai
Malang, 9-Sya'ban-1444
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI