Dalam era digitalisasi saat ini yang terus berkembang, keterbukaan pemerintah terhadap aspirasi rakyat menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk saat ini. Salah satu langkah inovatif yang diambil oleh pemerintah adalah inisiatif Lapor Mas Wapres, sebuah program yang memungkinkan masyarakat sebagai sarana untuk menyampaikan keluhan, saran, dan aspirasi langsung kepada Wakil Presiden dari masyarakat. Program ini muncul sebagai upaya pemerintah untuk dapat menjembatani kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat, terutama dalam penanganan isu-isu yang relevan secara cepat.
Lapor Mas Wapres diintegrasikan dengan LAPOR!, sistem pengelolaan pengaduan yang dikembangkan sejak 2013, yang saat ini memiliki lebih dari 2 juta pengguna yang terdaftar. Data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) menunjukkan bahwa rata-rata laporan yang masuk ke sistem LAPOR! mencapai 250.000 pengaduan per tahun. Melalui Lapor Mas Wapres, pemerintah berharap laporan ini dapat difilter dan diproses lebih cepat dengan perhatian langsung dari tingkat kepemimpinan tertinggi.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi program ini adalah bagaimana pemerintah mampu merespons laporan yang masuk dengan cepat dan efektif dari sekian banyaknya. Berdasarkan data dari LAPOR!, hanya sekitar 80% dari laporan yang masuk ditanggapi kurang lebih dalam waktu 10 hari kerja. Padahal, masyarakat berharap dengan adanya respons yang lebih cepat, terutama untuk isu-isu mendesak seperti infrastruktur yang rusak, pelayanan kesehatan, atau masalah sosial lainnya. Tindakan nyata dari pemerintah dalam menindaklanjuti laporan masyarakat akan menjadi kunci besar untuk keberhasilan.
Selain itu, penting untuk memastikan bahwa laporan yang masuk ini mencakup permasalahan dari seluruh lapisan masyarakat. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2023 menunjukkan bahwa masih ada 21,3% populasi Indonesia yang belum memiliki akses internet, terutama di wilayah timur Indonesia dan daerah pedesaan yang terpencil. Pemerintah perlu menyediakan akses alternatif bagi masyarakat di daerah terpencil agar mereka tidak tertinggal dalam program ini. Inovasi seperti posko pengaduan manual di desa atau kerja sama dengan pemerintah daerah bisa menjadi salah satu solusi yang akan berguna.
Di sisi lain, transparansi dalam penanganan laporan sangat krusial. Berdasarkan survei dari Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 2022, salah satu keluhan utama masyarakat adalah kurangnya transparansi dalam penyelesaian laporan . Pemerintah harus memastikan bahwa status dan dapat dipantau oleh masyarakat, misalnya melalui dashboard online yang bisa diakses publik. Dengan ini, masyarakat dapat memonitor sejauh mana laporan mereka sudah diproses.
Tak hanya itu, edukasi publik tentang program ini juga harus diperkuat. Menurut hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2023, hanya sekitar 47% masyarakat yang mengetahui adanya sistem pengaduan digital seperti LAPOR! . Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi tentang program Wapres perlu lebih ditingkatkan, terutama di kalangan masyarakat yang kurang familiar dengan teknologi. Pemerintah bisa bekerja sama dengan media massa dan organisasi masyarakat sipil untuk memperluas jangkauan informasi terkait program ini.
Jika program ini berjalan dengan baik, Lapor Mas Wapres akan berpotensi menjadi model baru dalam demokrasi partisipatif di Indonesia. Dengan lebih dari 273 juta penduduk, Indonesia memiliki tantangan besar dalam mendengarkan suara partisipasi aktif masyarakat dalam program ini akan memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat, yang pada akhirnya berdampak positif pada kualitas kebijakan publik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa realisasi dari tujuan mulia program ini masih harus diuji. Keseriusan pemerintah dalam menindaklanjuti setiap laporan, integrasi yang baik antar lembaga, serta komitmen untuk tetap terbuka dan transparan adalah hal-hal yang harus dijaga. Jika gagal memenuhi ekspektasi, program ini bisa kehilangan legitimasi di mata masyarakat, yang saat ini semakin kritis terhadap kinerja pemerintah.
Sebagai harapan baru, Lapor Mas Wapres memang menjanjikan, tetapi harus diiringi dengan pengelolaan yang baik agar dapat memberikan dampak nyata. Program ini memiliki potensi untuk menjadi jembatan yang kuat antara pemerintah dan rakyat, asalkan pemerintah konsisten dalam menjawab setiap aspirasi dengan tindakan nyata dan solusi yang tepat. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah yang responsif, Lapor Mas Wapres bisa menjadi langkah maju menuju Indonesia yang lebih partisipatif dan demokratis.
---
Referensi:
1. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. "Data Pengaduan Sistem LAPOR!" 2023.
2. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). "Survei Pengguna Internet di Indonesia 2023."
3. Indonesia Corruption Watch (ICW). "Laporan Penanganan Pengaduan Publik 2022."
4. Lembaga Survei Indonesia (LSI). "Survei Kesadaran Publik terhadap Pengaduan Digital 2023."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H