"Sepertinya aku jatuh hati kepadamu untuk kedua kalinya"
"Jangan pergi, jujur kamu orang pertama yang bisa buat aku punya gambaran tentang masa depan"
"Mimpi aku sekarang bukan tinggal di luar negeri, tapi mimpi aku sekarang kamu."
"Aku relain untuk kehilangan mimpi aku semua demi kamu, kamu jangan sampai hilang dari aku."
Kata-kata itu sangat membekas di hatiku. Kata-kata yang terukir indah, jujur itu membuatku kehilangan kendali. Kadang aku sempat berpikir apakah ini semua akan berakhir indah? Kisah yang kubangun bersamamu. Semua hal baik maupun yang buruk yang terjadi, aku suka itu. Aku merasa bahagia bersamamu, aku merasa tenang, dan ingin selalu berada di dekatmu. Aku memang tidak bisa mengendalikan masa depan. Aku juga tidak bisa mengendalikan waktu agar kisah ini tetap indah. Kadang, aku bingung dan bertanya-tanya. Apakah aku memang sudah jatuh terlalu dalam? Bisakah waktu berhenti sejenak, agar kisah ini tetap indah? Kalau memang pada akhirnya kisahku akan diakhiri bersamamu, aku yakin hidupku akan sangat sempurna. Semua hal yang aku ingini akan terjadi, yang kuinginin hanya kamu. Terdengar seperti gombalan yang dilontarkan anak kecil ya haha. Namun cinta ini benar, bukan hanya mau biasa. Mungkin sekarang aku tau, ketakutan terbesarku adalah kehilangan dirimu.Â
Namun, ketakutan yang aku tak ingin rasakan perlahan datang...
"Lebih baik kita tutup kisah kita di sini, agar tetap indah"
"Aku masuk ke dalam hubungan yang rumahnya belum jadi, Â lebih baik aku tunggu rumah itu sampai jadi."
"Biar suatu hari nanti saat aku mau tinggal di rumah itu lagi, rumahnya bisa lebih indah"
"Kalau aku terus-terusan memaksakan untuk tinggal di sana, dan suatu hari rumah itu roboh, aku udh ga bisa lanjutin rumah yang indah itu"
Kamu salah, rumah yang indah itu malah semakin tidak terawat. rumah yang awalnya indah, malah bisa semakin hancur tanpa adanya kamu di sana. Rumah itu butuh kamu di dalamnya, butuh kamu untuk merawatnya, butuh kamu untuk mendampinginya, melihat proses indahnya. Kalau kamu bersama-sama dengan proses rumah itu sampai selesai, kamu bisa lihat hasil maksimal dari rumah yang indah itu. Kamu juga bisa rancang rumah itu agar menjadi lebih indah. Pada akhirnya kamu bakalan dapat rumah yang indah dengan ada campur tangan kamu di dalam sana. Tanpa ada kamu di rumah itu, rumah itu bisa semakin roboh atau malah semakin buruk. Ini bukan mengenai rumah, tapi ini mengenai hubunganku denganmu. Aku tidak mau kehilangan kamu, cukup sakit aku memikirkan semua ini hanya akan menjadi kenangan. Cukup sakit jika aku harus merelakanmu pergi dan menemukan orang lain. Cukup sakit untuk aku kehilangan dirimu di tengah-tengah aku yang sedang bertumbuh. Aku akan berusaha untuk memperjuangkan hubungan ini, menjaga hubungan ini, dan membangun rumah baru yang berisikan kita di dalamnya, bukan hanya rumahmu atau rumahku, tetapi rumah KITA bersama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H