Terdapat banyak sekali keungggulan dari Kurikulum Merdeka antara lain kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara lebih interaktif dan relevan, memberikan kemerdekaan lebih untuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan, serta kegiatan pembelajaran akan lebih mendalam dan berfokus pada materi esensial.
Pada Kurikulum Merdeka ini, satuan pendidikan diizinkan untuk memilih opsi yang terdapat pada Kurikulum Merdeka untuk diterapkan. Opsi yang dimaksud antara lain mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
Mandiri belajar sendiri dilakukan tanpa mengubah struktur kurikulum, sedangkan mandiri berubah dan mandiri berbagi dapat melakukan pengubahan stuktur kurikulum dengan Kurikulum Merdeka.
Terdapat banyak pula dukungan implementasi terhadap Kurikulum Merdeka seperti komunitas belajar, platform merdeka mengajar, webinar, narasumber, dan sebagainya. Hal yang menjadi kunci tercapainya keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah melakukan refleksi bersama.
Berdasarkan informasinya, ternyata lebih dari 140.000 satuan pendidikan sudah menerapkan Kurikulum Merdeka, baik yang berada di desa-desa terpencil maupun wilayah yang minim fasilitas.
Menariknya, pada jenjang menengah atau yang biasa dikenal sebagai SMA, siswa sudah tidak lagi menerapkan penjurusan melainkan siswa dapat memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat masing-masing.
Penerapan Kurikulum Merdeka tidak bersifat wajib sehingga setiap sekolah diberikan kebebasan di dalam memilih penerapan kurikulum.
UPT di setiap daerah sudah memberikan kebebasan dengan menyediakan berbagai materi pelatihan. Setiap sekolah perlu membentuk serta mengaktifkan komunitas belajar bagi para guru sehingga merdeka mengajar ini dapat membantu di dalam penerapan materi serta berkolaborasi dan berbagi praktik.
Akhir kata, mari kita dukung Kurikulum Merdeka bagai api unggun yang terus membangun!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H