Robin hood tanah air ini diketahui menguasai bela diri khas Indonesia yakni Silat. Dengan berbekal Silat aliran Cingkrik Rawa Belong yang dikuasainya, Pitung melancarkan berbagai aksi. Konon, Pitung juga menguasai ilmu spiritual yang erat kaitannya dengan 'kekebalan.' Ilmu tersebut bernama Rawa Rontek.
Ilmu Rawa Rontek dikabarkan dapat menyatukan kembali anggota tubuh yang terpotong oleh senjata tajam, maupun tertembak oleh senjata api. Kesaktian yang dimiliki Pitung membuat VOC kewalahan dalam menghadapinya. Namun, dalam aksinya Pitung tidak sendiri. Pitung ditemani 5 sahabatnya yang bernama Abdul Rachman, Moedjeran, Merais, Dji-ih dan Gering.
Banteng Betawi ini dilahirkan dan dibesarkan di kampung Pengumben, sebuah pemukiman kumuh di kawasan Rawa Belong yang kini menjadi stasiun Palmerah. Sejak kecil, Pitung diajarkan mengaji dan Silat aliran Cingkrik Rawa Belong. Wajar saja ia menjadi bandit yang paling dicari pada zaman itu, karena keahliannya dalam menghilang serta tak terlihat.
Perjalanan Pitung dalam mensubsidi rakyat pribumi miskin dengan hasil jarahannya berakhir tragis. Beberapa ahli sejarawan mengatakan Pitung dikhianati oleh salah satu sahabatnya. Kematian Pitung dikabarkan karena 'jimat' yang melindunginya telah diambil oleh Kolonial Belanda. Jimat tersebut dikatakan berupa rambut Pitung.
Sesudah rambut Pitung dicukur, Schout Van Hinne melepaskan beberapa tembakan ke arah dada Pitung. Peluru yang menembus dada Pitung pun terbuat dari emas. Meski kehidupan Si Pitung berakhir di tangan penjajah, namanya tetap harum bagi bangsa. Suku betawi pun menganggap Pitung sebagai Pahlawan mereka.
Tanah air ini masih memuat sejuta misteri lainnya. Artikel ini merupakan bagian kecil dari sejuta misteri itu. Semoga artikel ini dapat menumbuhkan rasa cinta atau nasionalis kita kepada bangsa tercinta kita, Indonesia.
#SALAMINSPIRASI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H