Mohon tunggu...
Veronika Gheda Rangga
Veronika Gheda Rangga Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Katolik Weetebula

Nama Veronika Gheda Rangga, saya memiliki Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Filsafat Pendidikan dalam Landasan Antologi, Epistemologi dan Aksiologi

2 Oktober 2023   14:35 Diperbarui: 2 Oktober 2023   14:36 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sejauh ini, filsafat, termasuk filsafat pendidikan, dipandang sebagai salah satu kajian yang amat sulit dan membingungkan karena berkaitan dengan ide-ide pemikiran para filsuf yang terasa berat untuk dimengerti. Sebenarnya belajar tentang ilmu pendidikan tidak terlepas dari peranan filsafat. Masalah utama dalam filsafat adalah persoalan manusia sebagai makhluk pendidikan.

Pendidikan merupakan hasil dari aplikasi pemikiran filosofis karena filsafatlah yang memberikan kerangka konseptual secara menyeluruh mengenai pendidikan dan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, filsafat menjadi induk dari segala pemikiran dalam teori pendidikan.

 

Nah, Apakah setiap upaya manusia menjawab persoalan hidup dapat dikatakan berfilsafat? Tentu saja tidak. dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan yang menjelaskan bahwa manusia ingin mengetahui sesuatu itu, yang pertama kali diucapkan Aristoteles dalam Metaphysica.

Untuk objek materilnya adalah gejala manusia tahu. Tugas filsafat ini adalah menyoroti gejala itu berdasarkan asal muasal filsafat menggali kebenaran, kepastian, objektifitas, abstraksi, instuisi, dari mana asal pengetahuan dan ke mana arah pengetahuan.  

Menurut Aristoteles (383-332 SM) filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.

Sebuah ilmu pengetahuan bertujuan untuk menyelidiki dan memperdalam sesuatu dengan menyusun sistem pengetahuan yang rasional. Filsafat menjangkau masalah sesuai dengan kemampuan berpikir manusia menganalisis, menilai, dan menyimpulkan semua masalah-masalah dalam jangkauan rasio manusia secara kritis, rasional, dan mendalam.

Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Tujuannya adalah mencari hakikat dari sesuatu objek atau gejala secara mendalam.

Dalam kajian filsafat ada tiga komponen yang mendasari untuk memahami filsafat diantaranya Landasan Antologi, Landasan Epistemologi dan Landasan Aksiologi

Landasan Antologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang objek yang ditelaah ilmu dan bagaimana wujud objek tersebut. Aspek dari Antologi segala sesuatu yang ada ini berada dalam tatanan hubungan estetis yang diliputi dengan warna keindahan (Syam, 1983:28).

Landasan Epistemologi selalu membahas sumber, proses, syarat, batas, validitas, dan hakikat pengetahuan. Epistemologi memberikan kepercayaan dan jaminan untuk pendidik dalam memberikan kebenaran kepada peserta didik. Pemahaman aspek Epistemologi pendidikan berfungsi sebagai landasan dasar pengembangan potensi intelektual, sehingga dapat membuahkan kematangan intelegensi yang bernilai dalam kelangsungan bidup sehari-hari.

Landasan Aksiologi pada prinsipnya Aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama.


Dalam Aksiologi itu sendiri memiliki dua cabang utama, yaitu Etika dan Estetika.

Etika adalah kajian tentang nilai-nilai dan perilaku moral. Ia berusaha menjawab pertanyaan seperti "Apa yang harus dilakukan?", "Apa itu kehidupan yang baik bagi semua orang?", dan "Apa perilaku yang baik itu?". Dengan kata lain, etika berfokus mengkaji perilaku, norma, dan adat istiadat manusia.

Sedangkan, estetika adalah bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan yang mengandung arti bahwa di dalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan utuh menyeluruh atau dengan kata lain suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik, melainkan harus juga mempunyai kepribadian.

Lalu, Apa implikasi dari Aksiologi dalam pendidikan?, Implikasi Aksiologi dalam pendidikan adalah untuk menguji dan mengintegrasikan semua nilai dalam kehidupan manusia dan membina kepribadian anak.

Untuk menjelaskan apakah itu baik, benar, buruk, dan jahat dan sebagaianya bukanlah sesuatu  halyang mudah, apalagi baik dan benar, indah dan bernilai dalam arti mendalam untuk membina kepribadian yang ideal merupakan tugas utama dari pendidikan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun