Mohon tunggu...
veronika dewi saputri
veronika dewi saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta

Percaya Zodiak atau hanya cocologi aja?

Selanjutnya

Tutup

Film

Peningkatan Streaming Mendorong Perubahan dalam Pola Konsumsi Film

26 Januari 2024   22:21 Diperbarui: 26 Januari 2024   22:34 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: databoks.katadata.co.id

Sejak tahun 2018, film dengan genre romansa remaja seperti “Dilan” mampu menyedot penonton hingga 6,3 juta orang, bahkan film ini mampu bertahan dilayar lebar lebih dari satu bulan. Bagi industry film di Indonesia, meningkatnya jumlah penonton film lokal tentu menjadi kabar gembira bagi mereka. Hal ini dengan meningkatnya jumlah penonton mempengaruhi harapan para industri film lokal untuk lebih banyak dilirik oleh investor.

Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal, meningkatnya jumlah penonton di Indonesia juga dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah layar film di Indonesia. Pada tahun 2012 ada 608 layar film, hingga akhir 2017 jumlah layar film di Indonesia meningkat lebih dari 50% menjadi 1412 layar. Meningkatnya jumlah layar film juga menjadi salah satu meningkatnya jumlah penonton dan akan menjadi kesempatan untuk film lokal bertahan lebih lama di bioskop. Menurut Badan Ekonomi Kreatif, salah satu faktor penyebab sulitnya pangsa pasar film untuk meningkat dikarenakan minimnya jumlah layar.

Berkembangannya era digital memberi dampak pada dunia perfilm-an. Hadirnya Streaming Video on Demand atau SVoD di Indonesia menjadi salah satu “tren” bagi masyarakat Indonesia untuk bergeser dari televisi konvensional dan televisi kabel berbayar. Layanan ini merupakan sistem penyedia konten digital yang dipancarkan dengan jalur internet berbeda dengan frekuensi digital terrestrial seperti pada televisi-televisi analog pada umumnya. Penonton dapat dengan mudah untuk memilih sendiri tayangan sesuai dengan selera masing – masing. Hal ini menjadi salah satu yang dijadikan daya tarik untuk berpindah dari TV konvensional ke layanan digital.

Streaming Video on Demand telah disediakan oleh beberapa aplikasi streaming video, seperti Netflix, iFlix, Hulu, Amazon Prime Video, YouTube TV berbayar, HBO Go, Sling TV, dan aplikasi streaming video lainnya. Hingga akhir tahun 2020, Media Partners Asia melakukan riset hingga menhasilkan empat besar operator di Indonesia yaitu Disney + Hotstar, Video, Netflix dan juga Viu.

Peningkatan ini juga dipengaruhi kerena adanya masa pandemi. Berdasarkan data dari Statista.com, sebelum pandemi pada tahun 2018, tercatat ada 46,7 juta pengguna Video on Demand (VoD) di Indonesia. Perkiraan untuk tahun 2020 menunjukkan peningkatan signifikan menjadi 59,8 juta orang. Bahkan, proyeksi dari Statista mengindikasikan bahwa pada tahun 2024, jumlah pelanggan VoD melalui layanan berlangganan (SVoD) diperkirakan akan terus meningkat menjadi 77,1 juta orang.

Kenaikan popularitas layanan streaming film dan televisi telah mengubah pola konsumsi film. Menurut informasi yang dikumpulkan oleh lembaga riset Nielsen, pada bulan Juli 2022, jumlah penonton streaming di Amerika Serikat melampaui penonton televisi kabel dan televisi tradisional, menandai perubahan signifikan dalam preferensi tontonan. Di Indonesia, survei dari We Are Social mencatat bahwa sebanyak 31,3% dari pengguna internet berusia 16-64 tahun mengaku membayar untuk akses layanan streaming film dan televisi. Ini mencakup beragam konten seperti episode serial, koleksi film-film box office, dan lainnya.

Ketersediaan layanan video streaming memberikan kemudahan akses bagi konsumen untuk menikmati berbagai film dari berbagai genre dan negara. Mereka dapat menikmati konten tersebut tanpa gangguan iklan dan memiliki kebebasan untuk menentukan kapan mereka ingin menonton. Dampaknya terlihat pada perubahan perilaku konsumsi film, di mana masyarakat cenderung beralih ke layanan streaming sebagai sumber utama hiburan audiovisual.

Berdasarkan databoks, Indonesia menempati posisi pertama dalam waktu yang dihabiskan untuk menonton video streaming tertinggi di dunia pada kurun waktu 2019-2021. Berdasarkan laporan State of Mobile 2022 dari App Annie, tercatat bahwa terjadi peningkatan signifikan sebesar 140% dalam total waktu yang dihabiskan oleh masyarakat Indonesia untuk menonton video streaming pada tahun 2021 jika dibandingkan dengan tahun 2019. Peningkatan ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan tertinggi di dunia dalam hal waktu yang diinvestasikan untuk menikmati konten video streaming.

Aplikasi video streaming menggunakan strategi merilis konten eksklusif guna merebut pangsa pasar, dan Netflix, sebagai penyedia terbesar saat ini, berhasil meraih lebih dari 1 juta unduhan lokal di lebih dari 60 negara.

Pergeseran yang cukup signifikan dalam pola konsumsi masyarakat terhadap film yang diinduksi oleh perkembangan berbagai layanan digital atau streaming dalam teori konsumsi film perubahan ini dapat kita analisis dalam beberapa konsep yang lebih mendalam dan beragam.

Aksesibilitas dan Konsumsi Aktif

Aksesibilitas sangat penting untuk memahami perubahan terkini dalam cara masyarakat menonton film. Seiring dengan semakin populernya platform streaming, pemirsa telah berevolusi dari konsumen pasif menjadi peserta aktif yang memilih konten yang ingin mereka lihat. Menurut teori konsumsi film, aksesibilitas meningkatkan daya tarik, dan perkembangan ini menunjukkan perlunya industri film untuk memenuhi kebutuhan penonton yang semakin tertarik untuk berperan aktif dalam hiburan mereka.

Komunitas dan Identitas

Gagasan teori konsumsi film tentang komunitas dan identitas terungkap sebagai komponen penting ketika mengkaji dampak perluasan layanan streaming. Dengan bantuan layanan ini, penggemar film dapat membuat komunitas online. Ini melibatkan lebih dari sekedar menonton film; itu melibatkan bergabung dengan komunitas orang-orang dengan minat yang sama. Menurut gagasan ini, menonton film membantu orang terhubung tidak hanya dengan materi tetapi juga dengan orang lain, sehingga membentuk identitas dan hubungan sosial yang kuat.

Fragmentasi dan Pilihan

Konsep fragmentasi dalam teori konsumsi film menjadi sangat penting dalam menghadapi pasar film yang semakin terfragmentasi. Bertambahnya pilihan film telah menyebabkan penonton terbagi menjadi segmen yang lebih kecil dengan preferensi yang lebih khusus. Hal ini dapat berdampak pada strategi produksi dan pemasaran industri film, sehingga perusahaan harus lebih memahami secara mendalam tentang segmen pasar untuk tetap relevan dan bersaing.

Ekonomi Berlangganan

Teori ekonomi konsumen dapat digunakan untuk menilai model bisnis berlangganan layanan streaming. Keputusan berlangganan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain biaya, kepuasan pelanggan, dan nilai tambah yang diperoleh. Teori ini menawarkan perspektif mengenai kelangsungan jangka panjang model bisnis ini dan pemahaman yang lebih mendalam tentang elemen yang mendorong pemirsa berkomitmen untuk berlangganan.

Pengaruh Teknologi

Selain mengubah cara kita menonton film, perkembangan streaming telah mendekatkan teknologi dan konten. Pengaruh teknologi seperti kecerdasan buatan dan analisis data terhadap cara film dibuat, dipromosikan, dan ditayangkan kepada penonton dapat lebih dipahami dengan menerapkan teori konsumsi film.

Dampak Industri Film

Secara umum, teori konsumsi bioskop dapat menjelaskan bagaimana pola konsumsi yang berkembang ini berdampak pada bisnis film secara keseluruhan. Pergeseran ini mempengaruhi setiap aspek industri, mulai dari keuangan hingga produksi hingga pemilihan genre.

Peningkatan streaming film ini dapat mencerminkan transformasi lebih dalam yang berkaitan antara penonton dan film. Perubahan ini menciptakan ekosistem dimana film menjadi lebih terikat dengan kehidupan sehari-hari dan juga identitas penonton.

Daftar Pustaka

Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2017). Peningkatan Pasar Film Nasional dalam Mendukung Industri Film Indonesia. Retrieved from investindonesia.go.id: https://investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/peningkatan-pasar-film-nasional-dalam-mendukung-industri-film-indonesia

Novita, N. (2022, November 29). Perubahan Perilaku Konsumsi Televisi di Era Tayangan Streaming. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/perubahan-perilaku-konsumsi-televisi-di-era-tayangan-streaming-gy9k#google_vignette

Panolih, K. P. (2021, Maret 28). Tren ”Streaming” VoD yang Terus Menggeliat . Retrieved from www.kompas.id: https://www.kompas.id/baca/metro/2021/03/28/tren-streaming-vod-yang-terus-menggeliat

Rizaty, M. A. (2022, Januari 17). 10 Negara dengan Pertumbuhan Waktu yang Dihabiskan untuk Menonton Video Streaming Tertinggi di Dunia (2019-2021). Retrieved from databoks.katadata.co.id: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/17/peningkatan-waktu-menonton-video-streaming-di-indonesia-tertinggi-global-pada-2021

Syaifullah, A. (2024, Januari 05). Penonton Sinema Indonesia Naik 14,5 Persen, Capai 48 Persen Market Share. Retrieved from hot.detik.com: https://hot.detik.com/movie/d-7125827/penonton-sinema-indonesia-naik-14-5-persen-capai-48-persen-market-share

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun