Mohon tunggu...
Veronika tampubolon
Veronika tampubolon Mohon Tunggu... Lainnya - Melodi tertulis

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah & Filosofi Pendidikan Orang Yunani Kuno & Pelajaran yang dapat direfleksikan

6 Juli 2022   17:00 Diperbarui: 11 Juli 2022   16:22 2441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yunani kuno muncul sekitar 4.000 tahun yang lalu, dalam perkembangannya kerajaan Yunani memiliki sekitar 1.500 wilayah yang merupakan negara berdaulat. Kota besar berada di Atena dan Sprata, pada masa pemerintahan Alexander Agung muncul kota besar lainnya seperti Alexandria. 

Beberapa kota tersebut menjadi pusat ekonomi, politik, budaya dan intelektul dunia. Bahasa dan budaya Yunani pun menyebar khususnya di eropa dan asia pada periode helenistik. Banyak filsuf Yunani memberi pemikiran-pemikiran yang mempengaruhi peradaban dunia termasuk bidang pendidikan.

a) Pendidikan Orang Yunani Masa Prasejarah

Gambaran besar kehidupan masyarakat dan pendidikan orang Yunani di zaman prasejarah kemungkinan besar diperoleh dari Homer yang merupakan salah satu penyair Yunani kuno yang terkenal. Pada masa itu hari-hari dalam kehidupan masyarakat masih sangat sederhana, mereka menetap disuatu wilayah membentuk kelompok dan cenderung berdasarkan ikatan darah. 

Kesejahteraan kelompok menjadi tujuan utama anggota dan tujuan pendidikan adalah membuat murid berkarakter, bijaksana dalam melayani ditengah kelompoknya, kuat dan berani dalam pertempuran. Tidak ada sekolah dan guru formal maupun buku dan pendidikan diperoleh melalui kehidupan nyata sehari-hari dikeluarga dan kelompok.  

b) Pendidikan Klasik Orang Yunani

Pada periode ini orang Yunani tidak lagi berkelompok berdasarkan ikatan darah/suku, mereka sudah bergabung dan membentuk kota, mempertahankan kotanya dan mengabdi untuk kepentingan negara-kota. Dua kota yang menggambarkan pendidikan pada masa ini yaitu :

1) Pendidikan di Sprata : Bertujuan menghasilkan pejuang tangguh dan warga negara yang patriotik (memiliki kekuatan, keberanian dan ketaatan pada hukum). Masa anak-anak hingga remaja (usia 7-18 tahun) anak laki-laki di Sprata dilatih melalui kamp pelatihan, diawasai oleh orang dewasa yang merupakan pejabat negara. 

Mereka dibagi dalam regu atau kompi, pemuda yang lebih tua dan kuat  menjadi penanggungjawab sementara anggota lain mengikuti dan mematuhi. Masa muda (usia 18-20 tahun), masuk ke tingkat pendidikan lanjutan yaitu pelatihan peperangan. Perempuan, mereka diizinkan tinggal di rumah namun ada pelatihan fisik, menari dan menyanyi. Tujuannya supaya menjadi ibu yang patriot dan religius.

2) Pendidikan di Atena: Bertujuan untuk kesejahteraan negara tapi juga memperhatikan kebutuhan  individu. Masa kanak-kanak, diserahkan kepada orang tua dan ada yang menggunakan bantuan budak. Mereka mendengarkan dan menghafal lagu anak-anak, cerita rakyat, dan cerita tentang dewa/pahlawan, ini menumbuhkan benih imajinasi dan perasaan puitis. 

Masa anak-anak, usia 7 tahun mulai sekolah, ada 2 jenis sekolah yaitu Palcestra (untuk latihan jasmani) dan Didascaleum (untuk tempat mengajar atau sekolah musik). Jam sekolah berlangsung sepanjang hari namun kegiatannya berupa latihan fisik, studi aktivitas dan ada liburan untuk menghormati para dewa. Latihan fisik untuk melatih tubuh dan jiwa. 

Pendidikan intelektual, estetika dan moral diberikan melalui sekolah didascaleum. Musik dan sastra diajarkan secara bersamaan. Mereka diajarkan membaca dan menulis melalui metode penggunaan alfabet. 

Masa remaja, usia 15 tahun mengikuti pendidikan selanjutnya,  Gymnasia. Pendidikan ini sebagian besar terdiri dari pelatihan fisik dan karakter. 

Masa muda, usia 18 tahun menyelesaikan pendidikan menengah lalu selama dua tahun melanjutkan pendidikan dengan kursus tugas-tugas milisi. Perempuan, pendidikan perempuan tidak ada, mereka berpendapat bahwa perempuan tidak membutuhkan pengetahuan diluar keterampilan biasa dalam urusan rumah tangga.

Pendidikan Atena pada masa periode baru
Setelah perang dengan Persia, masyarakat berbaur dengan orang asing dari berbagai negara bagian dan bangsa lain, ini menghasilkan pertukaran kebiasan dan gagasan yang memperluas pandangan orang Yunani khususnya di Atena, merangsang akitivitas intelektual dan menyebabkan rekonstruksi praktik dan kepercayaan. 

Pada periode ini muncul kaum Sofis yang mengajarkan ilmu retorika sebagai yang utama dan disamping itu mengajarkan ilmu-ilmu seperti matematika, astronomi dan tata bahasa. Penekanan pendidikan Sofis ini lebih untuk kepentingan individual sehingga muncul reaksi yang menentang hal ini.  

Pytagoras (sekitar 580-500 SM) adalah salahsatu filsuf yang pertama berhasil merumuskan teori maupun praktek yang lebih sosialistik dan ia membuat skema pendidikan yang menekankan kepentingan masyarakat. 

Namun keselarasan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat perlu dirancang, menjawab ini filsuf seperti Socrates, Plato dan Aristoteles berpendapat bahwa fisafat adalah sarana ekspresi sosial yang lebih baik, dapat menjadi metode dalam mencari kebenaran dan moralitas untuk kebutuhan individu maupun masyarakat. Masing-masing memiliki murid-murid, Palto mendirikan akademi. 

Socrates seorang guru yang mencari ilmu dalam berbagai bidang dengan pertanyaan 'mengapa', Plato dikenal 'the father of idealism dan penulis teori pendidikan : law dan republic, Aristoteles 'father of realism' yang filosofinya berbasis sains dan dia menjadi guru dari Alexander the Great. 

Kemudan ada juga Aristotle dengan teori pendidikan politik dan etika, Isocrates dengan teori pendidikan yang didisain untuk mempromosikan retorik.  Helenistik juga mempengaruhi pendidikan pada periode ini dan selanjutnya.

c) Pendidikan pada era selanjutnya

Periode ini dikenal sekolah formal seperti: sekolah filsuf, sekolah retorika dan unversitas yang merupakan gabungan dari pendidikan fisik dan intelektual. Dan era Helenistik semakin memperluas pengaruh pendidikan Yunani dan berkembang melalui percampuran dengan pendidikan bangsa lain seperti Roma.

Refleksi :

Dari sejarah pendidikan orang Yunani dapat dilihat bahwa pendidikan mengalami perkembangan. Dan pendidikan perlu dipahami secara utuh, bukan terkotak hanya di kelas atau sekolah. Rumah, masyarakat, lingkungan dan kehidupan sehari-hari pun termasuk bagian pendidikan bagi seorang anak/nara didik. 

Dengan pemahaman yang utuh maka kita tidak hanya membebankan pendidikan kepada sekolah, tidak absen dalam memberi pendidikan dan ruang belajar terbaik bagi nara didik diluar kelas/sekolah. Perlu memperhatikan tujuan pendidikan bagi kebutuhan pribadi, kebutuhan masyarakat, bangsa dan kehendak Allah. 

Belajar dari para filsuf, terus berusaha memberi ruang untuk dapat berpikir secara mendalam bagi nara didik melalui berbagai pertanyaan dan diskusi dalam kelompok. Dan perlu untuk membuat penerapan supaya apa yang dipelajari membentuk karakter dan memberi waktu melakukan refleksi supaya membangun spiritualitas.

Refrensi :
1. Estep,James Riley,ed.2003.C.E.:The Heritage of Christian Education.Joplin, Mo: College Press.
2. Graves, F. P. (2005). A History of education Before The Middle Ages. New York: Cosimo Classics.
3. Gregg.R.Allison, J. R.,dkk (2008). A Theology for Christian Education . Tebbessee: B&G Publishing Group Nashville.

4. National Geographic,2018,22 april. Ancient Greece 101l National Geographic (video). Youtube.https://youtu.be/6bDrYTXQLu8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun