Mohon tunggu...
Ventiana
Ventiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Genre Sastra menurut Renne Wellek dan Austin Warren

8 April 2022   08:58 Diperbarui: 8 April 2022   09:10 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

    Jenis sastra bukan hanya sebuah nama melainkan sebagai konvensi sastra yang berlaku pada suatu karya yang membentuk ciri karya tersebut. jenis sastra sudah dipercaya sebagai suatu perintah kelembagaan yang memaksa pengarangnya sendiri. Jenis sastra dapat diartikan sebagai suatu lembaga, misalnya gereja, universitas, atau negara. Jenis sastra hidup sama seperti sebuah institusi bukan seperti binatang atau bangunan, kapel, perpustakaan, atau istana negara.

   Teori genre adalah suatu yang mendorong agar semuanya serba teratur yaitu sastra dan sejarah sastra diklasifikasikan berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu tidak berdasarkan waktu atau tempat. Genre mungkin saja dapat berubah dengan adanya penambahan karya baru sehingga kategori dapat bergeser. Seperti salah satu ciri penulisan kritik adalah penemuan, dan penyebaran suatu pengelompokan baru atau suatu pola generik baru. Aristoteles dan Horace membagikan dasar klasik yang digolongkan menjadi dua jenis utama sastra, yaitu tragedi dan epik untuk pengembangan teori genre. Aristoteles juga mengatakan adanya perbedaan yang mendasar antara drama, epic, dan lirik. Viktor menyarankan bahwa istilah genre tidak dipakai oleh ketiga kategori diatas juga untuk pembagian jenis secara historis menjadi tragedy dan komedi. Beberapa penelitian berusaha mencari sifat-sifat dasar ketiga jenis ini dengan memperhatikan perbedaan dimesi waktu dan morfologi linguistik.

     Zaman kita sekarang, salah satu kecanggungan teori semacam itu bahwa drama mempunyai dasar yang berbeda dari epik ("fiksi, "novel") dan lirik.  Menurut Aristoteles dan orang-orang yunani, ciri epik adalah disampaikan secara lisan atau dimuka umum. puisi elegi dan iambic diiring oleh seruling, sementara puisi melic atau lirik di iring oleh lira. Zaman ini, puisi dan novel adalah karya tulis yang telah dibaca oleh masing-masing pembaca. Orang yunani masih menganggap drama sampai sekarang sebagai seni campuran. Pada intinya drama bersifat sastra yang terdiri dari "tontonan" yang melibatkan keahlian actor, sutradara, penanggung jawab kostum, dan ahli listrik. Beberapa cerpen bersifat objektif hampir menyamai drama. Sebagian besar terdiri atas dialog murni, dan novel tradisional seperti epik memiliki dialog campuran, ada penyajian langsung, dan narasi. Epik dan novel dibagi menjadi komponen-komponen "narasi langsung" dan "narasi melalui dialog" karena epic dan novel adalah bentuk-bentuk gabungan. Narasi, dialog, dan lagu merupakan hasil perubahan penggolongan tiga jenis pokok.

   Abad ke-17 dan ke-18 merupakan abad yang mengaku bahwa genre sebagai sesuatu yang serius atau benar-benar nyata. dalam doktrin Neo-Klasik, genre-genre memiliki perbedaan yang jelas dalam membedakan. Blair meneliti dau jenis penulisan puitis yang paling tinggi yaitu epic dan dramatik dan seharusnya ia memberi istilah yang lebih tepat, yaitu tragedi. Teori Neo-Klasik, kadang-kadang meneliti topik-topik seperti patuhan pada jenis, hierarki jenis, lamanya suatu jenis berlangsung, dan penambahan jenisjenis baru. Teori ini, tidak menerangkan, menguraikan, atau mempertahank doktrin yang menjadi dasar perbedaan tersebut. aliran Neo-Klasik adalah adanya percampuran antara rasionalisme dan sikap otoriter, kecendrungan adalah memiliki sifat konservatif yang mempertahankan jenis-jenis yang berasal dari tradisi kuno, terutama jenis puitis.

    Sebuah doktrin yang dipelopori oleh pendukung tragedi prancis klasik adalah kesetian pada jenis yang tidak memasukan adegan-adegan lucu sesyuai kebiasaan tragedi Elizabet. Sejarah genre setelah abad ke-18 kita mungkin cendrung untuk tidak melanjutkan, karena abad ke-18 bahwa puisi tidak lagi mengharapkan dibuat dengan struktur pola yang berulang. Memang, konsepsi genre pada abad ke-19 sebetulnya dikatakan ada pergeseran namun bukan berarti kepatuhan terhadap genre sudah tidak ada sama sekali. Abad ke-19 pembaca semakin luas, maka akan semakin banyak genre baru muncul. Teori klasik membuat perbedaan soaial pada tiap genre. Epik dan tragedi melibatkan masalah kaum bangsawan dan raja-raja, komedi mengenai kelas menegah, semantara satire dan farce untuk kelas rakyat.

    Karya sastra berasal dari gabungan rasa senang karena mengenal dan mendapatkan sesuatu yang baru dalam karya sastra. Inilah adalah kesenangan orang terhadap karya sastra. Pengarang dapat memakai teknik estetis berdasarkan genre yang sudah menampilkan dan dapat dipahami pembaca. Genre-genre primitive dengan genre-genre sastra yang berkembang antara keduanya ada kaitan. Ahli formalis Rusia, Shklovsky, berpendapat bahwa bentuk-bentuk seni baru hanyalah merupakan kononisasi genre-genre yang lebih rendah. Genre-genre primitive atau dasar apa bila digabung dapat menghasilkan genre yang lain. Menurut Jolles adalah: Legende, Sage, Mythe, Ratsel, Spruch, Kasus, Memorabile, Marchen, Witz. 

Masalah menyangkut kesinambungan genre-genre. Brunetiere mengacukan pendekatan genologi dengan memperkenalkan teori semibiloginya mengenai "evolusi". Dapat disimpulkan, bahwa antara sejarah sastra Prancis dan khotbah abad ke-17 akhirnya berkembang menjadi puisi lirik abad ke-19. Pada dasarnya kesinambungan ini tampaknya pada anologi kecendrungan para pengarang dan khalayaknya quelques tendances primordiales. Mempelajari pergantian dan kesatuan generik kita perlu mencari kesinambungan yang lebih ketat. Tanpa filsafat sejarah, menulis sejarah akan menghasilkan sederetan catatan kronik saja. Sejarah tragedi pertama-tama harus dijabarkan "tragedi" secara umum dan harus ditulis berdasarkan metode ganda. Persamaan umum istilah ini, dapat dicari dengan cara membuat kronik, kaitan antara aliran tragedi satu periode dan satu negara, dan aliran-aliran berikutnya. Sejarah sastra dan sejarah kritik sastra merupakan masalah genre yang ada kaitan antara keduanya. Masalah genre meletakan masalah filosofis dimana ada kaitan antara kelas dan individu pengarang, serta kaitan antara satu orang dan banyak orang, dalam konteks sastra yang khusus. Masalah genre adalah masalah yang melibat sifat dari bentuk-bentuk sasatra yang universal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun