Mohon tunggu...
Veronika Palma
Veronika Palma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Airlangga. Menyukai seni, kuliner, and perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ternyata ini Makanan Khas Minangkabau yang Sudah Eksis sejak Masa Lampau

21 Juni 2024   14:45 Diperbarui: 21 Juni 2024   15:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rendang atau dalam bahasa Minangkabau disebut randang, adalah hidangan berbahan dasar daging yang dihasilkan dari proses memasak suhu rendah dalam waktu lama dengan menggunakan aneka rempah-rempah dan santan. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam, hingga akhirnya yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam pekat.

Rendang berasal dari tanah Minangkabau, Sumatera Barat. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat maupun hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisional, rendang diyakini telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Seni memasak ini kemudian berkembang ke kawasan serumpun yang berbudaya Melayu lainnya.

Menurut buku Etnografi Kuliner, para pakar di bidang kuliner tradisional menyebutkan bila rendang sudah terkenal sejak tahun 1550 M. Masyarakat Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang, melakukan perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama. Masyarakat Minang membutuhkan cara bagaimana mengawetkan makanan sebagai bekal. Salah satu caranya adalah membuat rendang. Arti nama asli rendang juga disebut-sebut berasal dari kata ‘marandang’, yaitu proses memasak untuk menghilangkan air.

Rendang dikenal sebagai masakan yang kaya akan kandungan rempah. Selain itu, rendang juga memiliki cita rasa yang dinilai kompleks dan unik. Makanan berbahan dasar daging ini menggunakan santan kelapa dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan. 

Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Seperti misalnya bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Maka tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan hingga empat minggu lamanya.

Proses memasak rendang dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. 

Setelah mendidih, apinya dikecilkan sambil terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'.

Namun, apa yang sebenarnya membuat rendang dinobatkan menjadi masakan internasional? Rendang kian dikenal dan tersebar luas jauh melampaui wilayah aslinya berkat budaya merantau masyarakat Minangkabau. 

Masyarakat Minang yang pergi merantau (selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga) banyak di antara mereka berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara. Rumah Makan Padang bahkan meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.

Popularitas rendang di luar negeri mulai meningkat pada tahun 1980-an ketika makanan ini diperkenalkan kepada wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. 

Rendang menjadi semakin populer di seluruh dunia setelah masuk dalam daftar “World's 50 Most Delicious Foods” oleh CNN International pada tahun 2011. Selain itu, pada tahun 2018, rendang juga dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia dalam ajang “World's 50 Best Foods” yang diadakan oleh CNN juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun