Mohon tunggu...
Veronika Rosari
Veronika Rosari Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Hello semua terima kasih telah datang ke profile saya......

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Emisi Karbon dan Lockdown Covid-19

11 November 2020   08:02 Diperbarui: 11 November 2020   08:15 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udara yang bersih merupakan kebutuhan maupun faktor penting bagi setiap makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. ketika udara bersih yang kita terima dan dapatkan adalah sumber kesehatan bagi tubuh manusia maupun hewan dan tumbuhan. 

Saat ini di Indonesia cukup kesulitan mendapatkan udara bersih tanpa polusi, dari tahun-ketahun indonesia membutuhkan energi gas maupun fosil untuk memenuhi kebutuhan industri dan transportasi darat maupun udara dan laut. 

Polusi dan limbah yang disebabkan dari energi transportasi memberikan dampak yang buruk terhadap udara di negara Indonesia, bukan hanya satu daerah maupun provinsi saja yang tercemar polusi udara melainkan semua daerah yang di negara indonesia.

Perubahan udara yang semakin tidak sehat bagi makhluk hidup, serta perubahan salah satu komposisi dari udara dari keadaan normal menjadi tidak normal, yang berdampak pada masuknya zat pencemar dalam bentuk gas-gas yang sulit dihilangkan dalam jangka waktu yang lama. Ketika gas-gas atau partikel ini tidak dihilangkan secara perlahan akan berdampak pada kehidupan makhluk hidup. (BPLHD DKI Jakarta,2013)

Jumlah penduduk yang semakin meningkat juga memiliki peran dalam peningkatan kebutuhan energi gas ataupun fosil. Banyak masyarakat di Indonesia memiliki aktivitas yang berbeda-beda dari individu dengan individu lainnya sehingga banyak jumlah energi untuk transportasi dan industri yang digunakan, tipe transportasi yang digunakan terdiri dari kendaraan sepeda motor, mobil, kereta Api, bus, dan alat transportasi untuk industri seperti truk dan lainnya.

Gas yang dikeluarkan dari sisa proses bahan bakar dalam mesin kendaraan yang menghasilkan asap yang sering kita lihat gas-gas yang dikeluarkan berwarna hitam ialah polusi dari kendaraan transportasi yang digunakan terus menerus. Hal itulah yang menyebabkan terjadi pencemaran udara di lingkungan, biasanya pencemaran udara paling banyak pada kota-kota besar yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dari perdesaan.

Menurut data terakhir dari Korps lalu Lintas kepolisian RI ( Korlantas Polri), bahwa jumlah kendaraan yang beroperasi di seluruh negara Indonesia pada rentang tahun 2013 mencapai 104,211 juta unit, kemudian meningkat menjadi 12 % dari tahun 2012 sebanyak 94,299 juta unit, dari hasil peningkatkan jumlah tersebut maka populasi terbanyak didapatkan dari kendaraan sepeda motor dengan rata-rata sebanyak 73 %. Dari data peningkatan transportasi menggunakan kendaraan sepeda motor di Indonesia, berakibat pada pertumbuhan terjadinya peningkatan polusi.

Emisi Karbon Dan Gas Rumah Kaca

Pada setiap tahunnya peningkatan emisi di Indonesia semakin meningkat terus-menerus dari data yang ada di (Fakta Nasional 2018), mengemukakan bahwa dari tahun 2017 sehingga tahun yang akan datang 2030 akan menjadi peningkatan yang sangat besar terhadap emisi karbon di negara Indonesia. Peningkatan tersebut merupakan faktor yang harus kita hentikan, karena berdampak terhadap keberlangsungan kehidupan makhluk hidup dibumi.

Saat ini pemerintah maupun pengusaha generasi muda di Indonesia sedang berusaha untuk menurunkan jumlah emisi karbon maupun gas rumah kaca untuk tahun-tahun kedepan, ini merupakan salah satu usaha atau solusi untuk tidak terjadinya peningkatan pada tahun 2030 yang telah di sampai oleh (jurnal fakta nasional 2018) tersebut.

Sebagai generasi muda, peran dalam mengambil serta untuk ikut terlibat adalah salah satu upaya yang harus dilakukan. Mengapa generasi muda harus ikut mengambil bagian untuk menurunkan jumlah emisi karbon yang berdampak buruk bagi kesehatan makhluk hidup dan menurunkan negara Indonesia bukan urutan 4 dunia dalam menghasilkan emisi karbon dan gas rumah kaca tertinggi. 

Semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita dapat di lingkungan sekolah maupun organisasi di dalam kampus maupun diluar kampus, merupakan hal yang baik untuk mendapatkan ilmu yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang bermanfaatkan bagi diri sendiri maupun untuk negara Indonesia.

Mahasiswa Ikut Serta Secara Kritis

Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembangan dengan baik untuk dimanfaatkan oleh manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri, merupakan langkah yang sangat baik untuk perkembangan teknologi di zaman yang semakin canggih.

Dalam artikel mengemukakan bahwa ada sekelompok mahasiswa Indonesia yang sedang mengembangkan teknologi aplikasi untuk melakukan deteksi penggunaan emisi karbon di kota Yogyakarta. Untuk kota-kota lain di Indonesia sekelompok mahasiswa juga menciptakan kegiatan pelatihan dalam mengelola sampah plastik dan kertas dalam mengurangi pencemaran limbah dan peningkatan perekonomian di medan, Jakarta, Pelembang, depok, semarang, Kendari, manado dan Makassar. Dimana beberapa kota tersebut merupakan kota besar yang cukup banyak menghasilkan emisi karbon.

Sekelompok mahasiswa ini yang bergabung dalam satu komunitas tergabung dalam program XL Future Leaders (XLFL) Batch 4 tema yang komunitas ini ambil ialah perlindungan lingkungan hidup. Pada tahun 2017 perusahan XL menantang mahasiswa untuk menciptakan proyek perlindungan lingkungan hidup dalam ajang sosial Innovation Project 2017.(Selular.ID)

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Xl ini banyak mahasiswa yang mendaftarkan, ada sekitar 31 proposal yang sudah diterima oleh pihak XL sendiri. Kegiatan yang merupakan kegiatan yang mengembangkan aplikasi digital yang mampu diakses orang setiap masyarakat yang ada di Indonesia untuk ikut terlibat dalam mengurangi penggunaan emisi karbon maupun rumah kaca yang berlebihan.

Banyak sekali generasi muda dan mahasiswa ikut mengambil bagian dalam menciptakan inovasi untuk menurunkan penggunaan emisi karbon dan gas rumah kaca di Indonesia. 

Di atas yang ikut mengambil bagian ialah mahasiswa Yogyakarta, sekarang mahasiswa UB melakukan pengembangan inovasi untuk mendeteksi dan penyaring CO2. 

Universitas Brawijaya ( UB), di kota malang, jawa Timur, ikut serta mengembangkan inovasi pendeteksi tingkat karbon dioksida ( CO2). Inovasi alat yang diciptakan ini memiliki fungsi untuk membersihkan udara ketika karbon dioksida di atas ambang batas penggunaan oleh manusia. Alat yang ramah lingkungan ini diberi nama Air Pollution Information System Integrated With Filtering, Internet Of Things, and Renewable Energy ( API-SIWA).

Inovasi aplikasi ini ialah alternatif yang sangat baik untuk dicoba di setiap rumah maupun lingkungan sekitar. Sebenarnya secara mudah penurun emisi karbon dan gas rumah kaca ini dapat ditangani oleh setiap orang secara individu maupun berkelompok, dari mulai hal kecil dari kemauan diri sendiri yang mau ikut terlibat secara kritis dalam menanggulangi permasalahan emisi di Indonesia.

Pandemi-19

Awal tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menyedihkan bagi seluruh negara-negara didunia maupun negara Indonesia yang ikut menjadi wadah penyebaran virus corona. Dengan adanya epidemi-19 ini semua kegiatan yang sudah disusun dengan terjadwal harus terhenti atau di bisa dilakukan,sama dengan perencanaan yang disiapkan oleh pemerintah maupun para pengusaha muda untuk menurunkan emisi pada tahun 2020 sehingga 2030 harus ikut tidak bisa dilakukan.

Dari berita digital Koran Sindo, pemerintah terus melakukan target penurunan emisi dalam mengatasi dampak emisi karbon dan perubahan iklim di Indonesia. "saat pandemi Covid-19, indonesia tetap berkomitmen untuk mencapai target penurunan emisi agar meminimalisirkan dampak perubahan iklim dan pemanasan global" ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Emisi karbon dan gas rumah kaca diketahui menurun drastis saat semua negara-negara mengambil kebijakan untuk dilakukan lockdown atau penggunaan wilayah untuk mengurangi penyebaran virus corona yang lebih besar dan peningkatan kematian bagi manusia di bumi. Menurut peneliti yang menyatakan dalam intervensi struktur skala besar, antara lain perubahan signifikan dari segi bahan bakar fosil ialah kunci untuk mengatasi perubahan iklim. Sebenarnya mereka menilai kegiatan lockdown yang dilakukan pemerintah adalah bersifat sementara saja ( CNN Indonesia)

"Kegiatan lockdown atau penguncian hanya menunjukkan bahwa negara-negara di dunia hanya dapat mengalami perubahan dengan cepat, tetapi perubahan itu hanya menunjukkan batas-batas perubahan perilaku saja" Menurut Piers Forester, seorang penulis studi, seperti dikutip Space.

Tanpa kita sadar dampak virus corona di seluruh dunia berdampak positif pada penurunan emisi karbon maupun gas rumah kaca GRK, dimana biasanya di Ibu kota Indonesia yaitu DKI Jakarta hampir tidak memiliki awan yang cerah, ketika adanya lockdown yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat Indonesia, dimana masyarakat harus tetap dirumah saja untuk beberapa bulan. Hal ini berdampak baik pada udara di Jakarta maupun kota-kota besar lainnya yang ada di Indonesia. 

Perubahan cuaca yang lebih bersih berdampak pada udara yang semakin bersih dan menghilangkan emisi polusi dari transportasi, karena adanya lockdown ini mengurangi kendaraan yang berkegiatan.

Dari permasalahan maupun fenomena-fenomena yang telah disampaikan oleh penulis di atas, dengan memberikan beberapa kutipan dari sumber data secara fakta di media digital dengan mengaitkan opini dari penulis. Walaupun adanya pandemi dan perlakukan lockdown di Indonesia untuk waktu yang cukup lama, memang hanya berdampak sedikit pada penurunan emisi karbon maupun rumah kaca GRK di Indonesia. 

Penurunan emisi ini hanya berdampak sedikit untuk perubahan iklim di Indonesia dalam waktu satu tahun ini. tetapi dengan cara membantu menurunkan emisi karbon di negara Indonesia merupakan hal yang positif dan berdampak apa yang sedang kita sebagai masyarakat Indonesia rasakan sendiri, udara semakin sejuk, langit yang biasa ngelap sekarang lebih cerah dan bersih.

Sebagai manusia yang menerima hasil yang diciptakan oleh sang pencipta dan harus terus dijaga oleh manusia, langkah yang harus kita lakukan untuk terus menjaga lingkungan, membantu menurunkan emisi karbon dan gas rumah kaca untuk menghindari terjadi pemanasan global maupun perubahan iklim, kita harus mau melakukan perbuatan dari diri sendiri maupun lembaga-lembaga yang besar.

Langkah-langkah yang perlu kita lakukan antara lain :

Pertama, dengan menggunakan aplikasi emisi yang di unggah di alat komunikasi yang kita gunakan setiap hari, aplikasi emisi membantu kita untuk mencatat perubahan emisi kita ( individu) per setiap hari, dapat menentukan aksi iklim yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi dan dapat merestorasi hutan sesuai kebutuhan dan dapat membantu Iptek emisi dan pohon di Indonesia.

Kedua, merubah pola gaya hidup kita yang rendah karbon dengan menggunakan transportasi umum, mengikuti berbagai program penyerapan karbon, seperti penanaman dan perawatan pohon yang baik dan sesuai, ikut mengkampanyekan gerakan pengurangan emisi.

Ketiga, dalam rumah kita harus melakukan pengurangan penggunaan listrik yang berlebihan, seperti mematikan lampu pada siang hari dan mematikan alat elektronik yang tidak terlalu dibutuhkan saat dirumah.

Keempat, ikut mengambil bagian dalam kegiatan penanaman pohon di daerah-daerah yang mulai kurang pohon. Dengan ikut serta menanam pohon membantu makhluk hidup lebih banyak mendapatkan CO2 dan menyaring polusi yang ada di sekitar kita.

Kempat langkah-langkah yang penulis sampaikan diatas merupakan langkah-langkah kecil untuk membantu negara Indonesia menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan yang telah rusak yang diakibatkan ulah manusia itu sendiri.

Pada saat kegiatan lockdown ini telah selesai dan virus corona telah musnah, lagkah-langkah tersebut bisa dilakukan dan jangan menghilangkan pola hidup yang sudah berubah ke arah positif karena adanya lockdown menjadi berubah ke arah pola pikir yang negatif dan tidak bertanggung jawab terhadap keberlangsungan kehidupan makhluk hidup di bumi.

Demikian gagasan opini yan penulis sampaikan yang berkaitan dengan Emisi Karbon, Dan Lockdown Covid-19, untuk bisa dilakukan dan menajadi pengetahuan yang mendasar. " melakukan perbuahan sedikit demi sedikit merupakan hal yang baik dan memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan makhluk hidup dibumi untu jaga waktu yang lama." Sekian dan Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun