Krian- Selama masa Nataru harga barang pokok termasuk beras meningkat pesat tak terkecuali di pasar tradisional Krian, Sidoarjo. Kenaikan harga ini membuat beberapa pelanggan memilih untuk beralih berbelanja di supermarket.
Salah satu pelanggan berinsial G mengungkapkan bahwa biasanya ia berbelanja kebutuhan pokok seperti beras di pasar namun ia mengurungkan niat untuk membeli karena harga beras yang naik di pasar tradisional. Selain itu, G mengungkapkan walaupun memiliki harga yang hampir sama beras di supermarket memiliki kualitas yang lebih baik daripada beras yang di jual pasar tradisional.
"Biasanya saya beli beras 25 kg di pasar, berasnya kekuningan banyak gabahnya kurang bersih. Nah, lebih baik begitu beli di alfa atau indomaret dengan harga yang sama tapi kualitas berasnya lebih bagus." Ungkap G sambil menyebutkan beberapa nama supermarket yang menjadi tempatnya berbelanja.
Selain kualitas beras, ada beberapa alasan mengapa pembeli memilih beralih di supermarket selama Nataru ini. Beberapa alasan tersebut yaitu: adanya potongan harga produk, pemberian poin setiap pembelian dan lingkungan yang bersih dan nyaman.
Pedagang beras di pasar tradisional mengungkapkan salah satu alasan kenaikan harga beras selama Nataru dipengaruhi oleh stok beras yang kurang karena pengaruh musim hujan.
"Iya, harga beras naik karena musim hujan. Gabahnya tidak bisa dijemur. Sehingga stok berasnya berkurang."
Pedagang ini juga menambahkan kenaikan harga beras sebenarnya sudah dimulai sebelum masa Nataru yaitu semenjak kenaikan harga BBM pada bulan November lalu.
"Sebenarnya sebelum Natal sejak BBM naik harga beras sudah naik. Cuma waktu natal ini harganya lagi di puncak-puncaknya, " ungkap pedagang beras yang diwawancarai.
Tercatat pada 25/12/2022, harga beras IR64 yang awalnya di harga Rp155.000,00 per 25 kilogramnya naik menjadi Rp 180.000,00 Lalu harga telur ayam ras yang awalanya senilai Rp 22.000 per kilogram naik menjadi Rp 28.000,00 per kilogram.
Sementara harga beberapa bahan pokok lain pada tanggal 25/12/2022 tercatat sebagai berikut di pasar tradisional Krian. Gula pasir dalam negeri dijual dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Minyak tanpa merek curah dihargai Rp 17.000,00 per kilogramnya. Lalu harga tepung terigu segitiga biru (kw medium) dijual dengan harga Rp 11.000,00 per kilogram.
Namun, kabar baiknya tidak semua harga bahan pokok naik selama Nataru di pasar tradisional Krian. Harga sayur-sayuran, cabai dan bawang terpantau stabil sama seperti sebelum perayaan Nataru.
Seorang pelanggan pasar tradisional lain mengungkapkan harapannya agar harga bahan pokok bisa cepat kembali normal sehingga ia bisa lebih hemat dalam berbelanja.
"Harga naik itu kan sudah biasanya tiap tahunnya. Naik sedikit-sedikit yang gak apa- apa soalnya cuma untuk kebutuhan sehari-hari di rumah. Tapi lebih baik kalau harganya bisa cepat turun sehingga pengeluaran belanjanya bisa dikurangi. Lebih hemat gitu."
Menurut pedagang sekitar di pasar tradisional Krian kenaikan harga bahan pokok di diperkirakan akan menurun setelah satu minggu tahun baru berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H