Mohon tunggu...
Veronika AntoniaRuslam
Veronika AntoniaRuslam Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Masih belajar

Kamu mungkin tidak bisa mengubah dunia, tapi dunia membutuhkan semua yang bisa kamu lakukan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Pemimpin Transformasional yang Dibentuk

2 Juli 2022   13:11 Diperbarui: 2 Juli 2022   13:17 2746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengutip Jeffrey A. Winters, Joko Widodo (Jokowi) disebut sebagai presiden terlemah secara politik sejak Gus Dur. Bahkan, ia juga bukan berasal dari kalangan elite. Lantas, kenapa Jokowi bisa terpilih menjadi presiden Indonesia? Lalu bagaimana gaya kepemimpinannya? Berikut sepenggal kisah mengenai Jokowi, pemimpin transformasional yang dibentuk.

Ir. H. Joko Widodo atau yang kerab disapa Jokowi lahir di Surakarta pada tanggal 21 Juni 1961. Sejak kecil Jokowi telah hidup sederhana bersama keluarganya di sebuah rumah kontrakan di tepi sungai di Solo. Bahkan mungkin anda tidak akan menyangka jika rumahnya kerap kali digusur semasa kecil. Bergeser di usia lebih dewasa, Jokowi memilih untuk mengambil kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Gajah Mada dan akhirnya memilih menjadi pengusaha mebel setelah sebelumnya sempat bekerja di salah satu BUMN di Aceh.

Di saat bisnis mebelnya sedang di puncak-puncaknya, Jokowi menyadari kondisinya sangat berbalik dengan lingkungan sekitanya di Solo. Berbekal niat Jokowi pun mendirikan sebuah organisasi bernama Asmindo, yang menaugi pedagang mebel di seluruh Indonesia dan lebih dari 140 pengusaha mebel dan kerajinan di Solo. Siapa sangka dari sepak terjangnya selama menjadi pengurus organisasi tersebut, anggota Asmindo menilai bahwa Jokowi adalah orang yang pantas mencalonkan diri menjadi walikota Solo. Awalnya Jokowi menolak permintaan rekan-rekannya, namun pada tahun 2005 akhirnya Jokowi menemukan panggilan itu setelah salat istikharah meminta petunjuk Allah. Lalu beliau pun meminta restu keluarganya untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Solo, reaksi keluarga beragam namun pada akhirnya mereka menyetujui karena menghormati pilihan Jokowi.

Dari sinilah Jokowi mulai tercebur di dunia politik yang sama sekali tidak dikiranya. Pada Pilkada Solo 2005 Jokowi pun terpilih sebagai Walikota Solo dan terpilih kembali pada periode berikutnya. Berbagai prestasi pun diperolehnya selama menjabat bahkan beliau dinobatkan sebagai walikota terbaik ke 3"World Mayor Project 2012" di dunia versi The City Mayor Foundation. Kepiawaiannya dalam memimpin pun membawanya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 dan tanpa sempat menyelesaikan masa kepemimpinan sebagai Gubernur DKI Jakarta beliau langsung dicalonkan menjadi calon Presiden di tahun 2014.

Jokowi pun berhasil terpilih sebagai Presiden pada Pilpres 2014 bersama Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden sampai tahun 2019. Siapa yang menyangka kalau Jokowi akan terpilih kembali sebagai Presiden di periode selanjutnya? Kali ini Jokowi bersama K.H. Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden dilantik pada 20 Oktober 2019 untuk masa jabatan dari tahun 2019 hingga 2024 mendatang. Begitulah sedikit biografi Jokowi yang dapat saya ceritakan sebagai pembahasan awal untuk menganalisis kepemimpinan seorang Jokowi.

Analisa berdasarkan delapan teori kepemimpinan menunjukkan setidaknya Jokowi memiliki tiga poin teori yang sesuai dengan gaya kepemimpinannya yaitu: teori kepemimpinan gaya dan perilaku, teori kepemimpinan perilaku dan teori kepemimpinan transformasional. Lebih lengkap akan dibahas di paragraf selanjutnya.

Pertama, berdasarkan teori gaya dan perilaku, seseorang dikatakan dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Seperti yang diterangkan sebelumnya Jokowi sama sekali tidak memiliki latar belakang politik. Jokowi tidak berasal dari kalangan elite, petinggi partai apalagi deretan orang deretan orang terkaya di Indonesia. Namun bisa kita liat seiring waktu Jokowi terus merangkak dari jabatan kecil ke jabatan yang lebih besar dan kini Jokowi telah mencapai masa akhir dalam jabatan presiden periode keduanya. Hal ini sesuai dengan isi dari teori gaya dan perilaku bahwa seseorang tidak perlu dilahirkan untuk menjadi pemimpin melainkan bisa belajar dan berlatih dari pengalaman ataupun pengamatan yang baik. Istilahnya pemimpin itu dibuat bukan dilahirkan.

Kedua teori perilaku mengatakan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Jika teori sebelumnya menekankan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari maka teori ini mengedepankan perilaku-perilaku atau kebiasaan hingga seseorang bisa layak disebut pemimpin. Pada awal karirnya sebagai politikus tepatnya sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi dikenal karena kebiasaannya blusukan (meninjau langsung kondisi masyrakat di daerah kepemimpinannya). Hal ini membuat beliau semakin dikenal dan dicintai masyrakat karena sosoknya yang sederhana, pekerja keras dan merakyat.  Bagi masyarakat perilakunya menunjukkan beliau mampu menjalankan fungsi kepemimpinan dengan baik.

Terakhir Jokowi juga cocok disebut sebagai seorang pemimpin transformasional. Teori transformasional menerangkan seorang pemimpin selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien. Berkaitan dengan transformasi lembaga, masih ingatkah anda peristiwa lelang jabatan yang dilakukan Jokowi sewaktu menjadi Gubernur DKI Jakarta? Lelang jabatan adalah salah satu terobosan terbaik Jokowi sebagai seorang pemimpin transformasional. Lelang jabatan membuat pengawai pemerintaan lebih bergerak untuk berprestasi dan meningkatkan performanya. Selain itu, masyarakat juga memperoleh manfaat berupa layanan publik yang semakin baik, percepatan pembagunan yang nyata, peningkatan kesejahteraan, berkurangnya kemiskinan dan lain sebagaimya. Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah memanusiakan manusia dan Jokowi berhasil menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang transformasional.

 Gaya kepemimpinan transformasional tampaknya memang signature Jokowi. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini ditandai dengan: fokus pada perubahan organasi (dalam hal ini negara), energik, cerdas dan penuh semangat sehingga mampu memotivasi kelompok dan perubahan yang lebih baik. Selama masa jabatannya sebagai Presiden banyak keputusan-keputusan transformasional yang telah dilakukan Jokowi seperti:  pemerataan pembangunan infrastruktur, perizinan berusaha yang mudah, kartu prakerja, BBM satu harga, merdeka belajar dan lain sebagainya. Semua kerja keras dan inovasi Jokowi sebagai pemimpin transformasional berhasil terwujud dan membantu masyarakat Indonesia.

Berkaitan dengan hal ini, Jokowi menyatakan bahwa koordinasi merupakan kunci dari semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Sehingga, ia memberi perintah kepada setiap kementerian/lembaga untuk menghilangkan ego sektoral, ego kementerian, maupun ego lembaga. Sebab, dibutuhkan koordinasi yang baik antar kementerian/lembaga dalam membentuk kebijakan yang solid dan berguna bagi bangsa dan negara.

 Berdasarkan gaya penyelesaian konflik yang dipaparkan Devitto (1997: 270-274), Jokowi termasuk pribadi yang kolaboratif yang artinya lebih memilih solusi penyelesaian konflik yang dapat diterima semua orang dengan mengintegrasikan ide-ide dari banyak orang. Sisi kolaboratif Jokowi bisa terlihat pada proses pemindahan masyarakat dari tempat kumuh atau pemukiman yang menyalahi aturan tanpa kekerasan melainkan dengan kekuatan dialog. Beliau mendengarkan keluhan masyrakat yang mau dipindahkan sampai terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak (pemerintah dan masyarakat). Sisi positif penyelesaian konflik kolaboratif adalah dapat menggabungkan wawasan perspektif yang berbeda-beda serta membangun komitmen bersama yang kuat. Sementara sisi negatifnya, penyelesaian konflik ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama sampai mencapai kesepakatan semua pihak yang terkait.

Ada delapan prosedur umum dalam penyelesaian konflik yaitu: lumping it, avoidance or exit, coercion, negotiation, consilliation, mediation, arbitration dan adjudication. Saya rasa setiap orang menangani setiap konflik dengan solusi yang berbeda tergantung sumber masalahnya. Begitu juga dengan Jokowi, beliau berusaha menangani setiap konflik dalam masa pemerintahannya dengan penyelesaian yang beliau rasa tepat sesuai situasinya. Pada awal tersebarnya Covid-19 di Indonesia Jokowi terkesan melakukaan gaya komunikasi lumping it atau berusaha mengabaikan isu konflik dengan tidak banyak membuka informasi mengenai penanganan virus corona dikala masyarakat ingin segera mengetahui segala hal mengenai Covid-19. Jokowi menilai langkah tersebut tepat dilakukan mengingat ada kemungkinan kepanikan massal yang akan timbul jika penyebaran informasi disebarluaskan.

Tetapi jika dilihat secara keseluruhan dari trade record Jokowi selama ini beliau lebih menekankan gaya komunikasi negotiation yakni manajamen konflik diantara pihak yang bersengketa tanpa campur tangan pihak luar. Hal ini mungkin dipilih karena gaya komunikasi negotiation adalah solusi penyelesaian masalah yang realistis, sesuai kebutuhan dan mampu memperbaiki hubungan pihak yang bersengketa.

Selain itu, baru-baru ini Jokowi menunjukkan bahwa beliau juga mampu melakukan gaya komunikasi manajemen konflik consilliation dengan menjadi juru bicara pembawa pesan perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Lewat upaya consilliation Jokowi mengajak (menyatukan) kedua belah pihak yang bersengketa untuk bersama-sama melihat konflik dengan tujuan untuk menyesaikan persengketaan.

Dari pembahasan sebelumnya kita dapat menyimpulkan bahwa Jokowi adala tipe pemimpin yang transformasional dan seorang pembelajar alami. Walaupun tidak memiliki latar belakang politik beliau mampu mengembangkan kemampuan kepemimpinannya ke tahap yang lebih tinggi. Kepribadian dan caranya menangani konflik sesuai situasi juga baik. Melihat perkembangan Jokowi yang sudah-sudah, saya rasa setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Presiden karir Jokowi tidak akan berhenti disini. Ada kemungkinan kepemimpinan Jokowi justru akan berlanjut ke tahap yang lebih tinggi lagi yaitu di dunia internasional. Pengalaman dan kinerjanya telah diakui dunia internasional selain itu jika beliau berhasil mendamaikan perang anatara Rusia dan Ukraina, ada kemungkinan beliau akan menjadi salah satu nominasi penerima nobel perdamaian PBB. Dengan penghargaan tersebut nantinya akan memudahkan karir Jokowi jika ingin ditempatkan sebagai seketaris jenderal PBB.                 

Bisa atau tidak, mari kita doakan saja yang terbaik untuk Pak Jokowi dan negara kita tercinta, Indonesia. Setelah membaca ini bagaimana pendapat kalian terhadap kepemimpinan Jokowi selama ini? Terakhir saya akan menutup tulisan ini dengan sepenggal kalimat dari Bapak Jokowi yang saya rasa pas mendeskripsikan Jokowi di mata saya, kalimat ini berbunyi "Pemimpin yang terlahirkan hanyalah mitos, sebab kepemimpinan bagi pemimpin sejati bisa diajarkan dan dibentuk.". Sekian dan terimakasih.

 

Daftar Pustaka:

Detik News. 2014. "Kisah Awal Jokowi Terjun ke Dunia Politik", https://news.detik.com/berita/d-2645557/kisah-awal-jokowi-terjun-ke-dunia-politik/3, diakses pada tanggal 2 Juli 2022

Rohmat Setiawan. 2021. https://cakrawala.co/mengulik-prestasi-dan-gaya-kepemimpinan-jokowi/, "Mengulik prestasi dan gaya kepemimpinan Jokowi", diakses pada tanggal 30 Juni 2022

Siswanto. 2014. https://yoursay.suara.com/news/2014/06/16/185152/karakteristik-kepemimpinan-jokowi, "Opini: Karakteristik Kepemimpinan Jokowi", diakses pada tanggal 30 Juni 2022

Tim penyusun modul. 2022. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Estetika Humanisme 10: Leadership; Seni dan Gaya Kepemimpinan. Jakarta: Universitas Siber Asia

Tim penyusun modul. 2022. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Estetika Humanisme 11: Conflict Management. Jakarta: Universitas Siber Asia

Tim penyusun modul. 2022. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Estetika Humanisme 13: Social Capital & Soft Power. Jakarta: Universitas Siber Asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun