Mohon tunggu...
Veronica Maureen
Veronica Maureen Mohon Tunggu... Penulis - Communication Science Student

I am a communication student who loves to write and tell inspirational stories. Interested in environmental issues and sustainable living.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menimbun Barang, Beli Lagi dan Lagi: Kesalahan Otak Kita?

23 Agustus 2020   17:27 Diperbarui: 23 Agustus 2020   18:21 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu titik, kita merasa bahwa begitu banyak barang yang tidak terpakai di dalam kamar -- bahkan seluruh isi rumah kita. Ketika waktunya tiba, yang kita lakukan ialah mengambil kresek besar lalu mulai menyortir barang mana saja yang sudah expired, dan kita buang. Dan tidak jarang bahwa isinya masih banyak, atau bahkan kadang belum pernah kita gunakan.

Kenapa kita membeli semua barang itu ketika bahkan kita tidak menggunakannya?

The Buyer's Stockholm Syndrome

Sindroma ini terjadi dalam kepala kita - merasionalisasikan isi kepala kita bahwa barang yang kita beli berguna/akan dibutuhkan di waktu mendatang/sesuai dengan harga/dan sederet alasan lain kenapa kita membelinya. 

Hal ini sering terjadi pada saya, terlebih ketika saya melihat harga yang tertera mendapatkan diskon atau potongan. Worth it. Itulah yang sering saya gumamkan kepada diri saya sendiri ketika melihat barang dengan harga murah.

Seperti yang sudah kita sering dengar, kita harus mampu membedakan mana hal yang kita INGINKAN, dan mana hal yang kita BUTUHKAN. The things we need and the things we want to - Proses memikirkan hal ini tidak jarang memakan waktu yang lama (hingga saya membawa barangnya hingga akhir proses belanja) atau hanya beberapa menit saja. Tergantung dari jenis barang, toko, dan juga harga yang ditawarkan. 

Ketika otak saya mulai merasionalisasikan bahwa saya butuh barang ini, apa yang coba saya pikirkan dan saya tanyakan ke diri saya sendiri?

1. Apakah saya akan menggunakannya dalam waktu dekat?

2. Apakah sudah ada barang sejenis yang mangkrak (terbengkalai) di sudut kamar saya, berdebu dan tidak saya gunakan?

3. Jangan membeli hanya karena murah.

4. Dan sebagai penutup saya mencoba mengingat momen-momen saya membuang barang-barang tidak terpakai dan sudah kadarluasa ditambah dengan pemikiran bahwa yang saya lakukan hanyalah menimbun sampah dan berdampak buruk bagi lingkungan.

Yap. Terkadang kontrol diri saya menang. Saya meletakkan barang tersebut di rak awal atau menjelang mendekati kasir. Tapi kadang saya kalah.

Habiskan dulu, baru membeli yang baru. #HabisinDuluYuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun