Kalau banyak sekali unggahan di media sosial mengenai bagaimana aktivitas lockdown, PSBB, self quarantine, dan kawan-kawannya ini waktu bagi bumi untuk 'sembuh'.. Eits, tunggu dulu. Kalau jalanan memang semakin sepi, langit Jakarta berwarna biru dan berawan cerah bukan berarti permasalahan lingkungan itu selesai. Lingkungan bukan cuma soal polusi udara saudara-saudara.
Siapa sih yang nggak suka minuman manis, dingin di tengah panasnya hari-hari #DiRumahAja ini?Â
Saya sendiri sebenarnya bukan pecinta minuman manis dan dingin, masih penggemar setia air mineral saja. Tapi saking panasnya udara dalam hari-hari ini jadi kepingin juga. Tidak banyak keluar rumah menjadikan saya dan kebanyakan dari kita harus memesan secara online, melalui aplikasi jasa pemesanan dan pengiriman makanan.Â
Tapi, dari seluruh keputusan untuk membeli -- saya selalu dan patut dihantui perasaan bersalah. Pengiriman menyebabkan adanya kebutuhan wadah, dan yang kita semua tau: plastik. Lain halnya apabila kita datang sendiri ke lokasi dan membawa wadah.
Berusaha untuk semaksimal mungkin mengurangi pemesanan makanan via kirim. Alasannya jelas: mengurangi penggunaan plastik.
Kembali ke soal minuman manis dingin menyegarkan ditengah cuaca yang panas-panasnya. Saya kemudian tidak bisa diam lagi, akhirnya mengajak salah satu kawan yang berdomisili dekat dengan saya untuk berjalan kaki menuju lokasi penjual minuman.Â
Sudah siap dengan botol bahkan tepak makan kalau-kalau saya lapar mata dan ingin membeli makanan, mengingat sudah berminggu-minggu lamanya sejak Maret lalu tidak keluar rumah.
Kalau untuk jalan keluar, menyiapkan wadah dan niat saja sudah cukup membuat malas banyak orang, rupanya tidak sampai disitu 'ujian' untuk upaya pengurangan plastik.
Saya pun tiba di lokasi pembelian minuman. Ada promo menggunakan salah satu jenis pembayaran akan mendapatkan cashback hingga 60%. Terakhir kali saya membeli, dengan tawaran yang sama - saya tidak dapat menggunakan botol sendiri (karena penggunaan botol sendiri mendapatkan potongan harga sebanyak 10%).Â
Jelas, lebih banyak 60% dan dari segi ekonomi tentu lebih ramah untuk kantung. Waktu itu saya sudah bulat tekad untuk membeli di botol, jadi saya buang kesempatan potongan harga lebih banyak.
 Untungnya, dalam pembelian ini, saya dapat menggunakan tawaran cashback 60% dengan menggunakan botol sendiri! Kurang senang apa saya coba?
Membeli makanan/minuman harus penuh kesadaran. Saya sendiri berusaha keras untuk menerapkannya. Tidak asal beli, meski tidak saya pungkiri saya belum 100% menghindari plastik. Dalam beberapa kesempatan saya memesan makanan online, dalam beberapa kesempatan lain minuman kemasan.Â
Selain itu, setidaknya dalam 1 tahun terakhir ini saja bisnis minuman kemasan mulai kopi hingga brown sugar milk tea mulai merajai pasar. Peminatnya pun begitu tinggi. Bahkan sudah menjadi gaya hidup sehari-hari.Â
Tidak dapat dibayangkan lagi, dalam 1 hari saja sudah berapa banyak kemasan gelas plastik yang digunakan. Kampanye sedotan stainless dan reusable mulai marak, tapi penggunaan botol sendiri saya yakini tidak efektif dan efisien bagi mayoritas masyarakat kini yang mobilitas tinggi -- yang sekarang menjadi dibatasi.
Kisah yang saya bagikan ini harapannya bisa menjadi pengalaman berharga untuk kawan-kawan semua yang membaca. Bumi sedang tidak baik-baik saja, untuk itu mari kita lakukan upaya sekecil apapun itu untuk memperbaikinya.Â
Perlu diingat juga, permasalahan lingkungan bukan hanya soal kualitas udara dan plastik. Dalam kesempatan lain, saya akan membagikan cerita-cerita lain juga.Â
Semoga bermanfaat! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H