Mohon tunggu...
Veronica Setiawati
Veronica Setiawati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hobby petualangan dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berkelana di Kota Satria

17 Mei 2011   06:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:33 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_108244" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid Saka Tunggal ( tampak samping )"][/caption]

Dari jalan raya menuju pintu gerbang Masjid cukup jauh jaraknya dan diantara rumah - rumah penduduk. Setelah membayar tiket, saya memasuki kawasan Masjid. Saat mendekati Masjid , beberapa ekor kera mengerubungi saya. Ada sebuah warung kecil di sana dan saya menyempatkan diri untuk membeli beberapa bungkus kacang. Dan benar saja, dari berbagai ukuran tubuh kera datang mengelilingi saya. Untunglah kera-kera ini tergolong jinak walaupun begitu, saya tetap hati-hati agar jangan sampai ada barang-barang saya yang terbawa oleh mereka. Kawasan yang sudah menjadi cagar budaya, memiliki sebuah lokasi pemakaman di belakang. Terkesan angker dan menyeramkan selain itu hanya ada satu pintu yang dapat dilalui dari pintu masuk tangga. Di pintu gerbangnya tertulis huruf Jawa dan tidak sembarang orang dapat masuk ke dalam. Saya pun enggan untuk melihat ke dalam makam.

[caption id="attachment_108247" align="aligncenter" width="600" caption="Tiang Saka Tunggal ( dalam Masjid )"][/caption]

Bentuk bangunan Masjid Saka Tunggal sungguh unik. Atapnya terbuat dari ijuk yang dirangkai menjadi genteng. Daun jendelanya terbuat dari bambu atau kayu yang bersekat tiga bagian. Begitu juga dengan daun pintu.Begitu pun juga dengan tempat mengambil air wudhu yang letaknya di bagian belakang masjid.

[caption id="attachment_108250" align="aligncenter" width="300" caption="Gapura Lokasi Pemakaman kramat"][/caption]

Kera-kera ini hanya berkeliaran disekitar halaman masjid dan tidak pernah masuk ke dalam. Disebut Saka Tunggal karena di dalam masjid hanya mempunyai satu tiang yang menjadi penopang bangunan ini dan itu sudah berdiri ratusan tahun lamanya. Curug Ceheng. Pesona yang tak kalah menariknya dari kota Satria lainnya adalah Curug Ceheng. Tentunya tidak menyangka ada sebuah tempat yang begitu mempesona. Curug Ceheng yang berada di desa Gandatapa, Kecamatan Sumbang memiliki pesona alam yang masih alami. Curug Ceheng Dari pintu gerbangnya yang dipinggir jalan akan terlihat petunjuk arah yang menunjukan lokasi curug. Setelah membayar tiket seharga Rp 1.500 per orang, saya melangkah ke dalamnya. Ada bangunan pendopo yang menghadap ke perbukitan yang masih tampak hijau. Kemudian berbagai jenis pohon yang tinggi menyapa kedatangan saya. Setelah itu saya menemukan sebuah bangunan yang konon dibangun sebagai tempat parkir motor. Sayangnya saja, lagi-lagi tidak terawat!

[caption id="attachment_108252" align="aligncenter" width="300" caption="Sungai Dari Curug Ceheng"][/caption]

Setelah melewati rimbunnya pohon bambu, saya menemukan tangga. Untuk dapat sampai ke curug Ceheng, saya menuruni tangga berbatu dan licin karena lumut. Saya harus hati-hati saat melangkah, karena tidak terdapatnya pegangan dipinggir tangga. Tetapi bila ingin mendapat pemandangan yang indah dengan elokan sungai dapat terlihat ketika menuruni anak tangga. Dengan peluh yang sudah membanjiri tubuh, akhirnya saya tiba di akhir anak tangga. Wiih.. sungai mengalir dengan deras dan dipenuhi dengan batu-batu yang besar. Ada sebuah bangunan di bawah yang digunakan sebagai tempat ganti baju atau istirahat. Tak jarang, bila pengunjung ramai dijadikan sebagai tempat berjualan. Dari sini, sudah terdengar suara air terjun. Menyenangkan akhirnya bisa menemukan air terjun! Dikelilingi tebing dengan aneka tumbuhan , air terjun ini jatuh ke bawah. Dinding tebing ada yang mengeluarkan air dan juga dari ujung daun. Air terjun ini seperti membelah dinding tebing, keren sekali!

[caption id="attachment_108254" align="aligncenter" width="300" caption="Pintu Masuk Curug Ceheng"][/caption]

Saya mendekati sampai pada batas yang masih terlihat oleh mata. Sebab dari perbedaan warna air saya memperkirakan tempat di dekat jatuhnya air terjun itu sangat dalam. Sehingga oleh petugas setempat di pasang pengumuman "Dilarang melompat - berbahaya!" cukup lama saya berada disekitar curug, karena memang tempatnya begitu sejuk dan nyaman untuk berlama-lama. Disebelah kiri dekat aliran sungai, terdapat ladang milik warga yang dibangun dengan posisi miring mengikuti struktur tanah. Saya menaiki tangga lewat jalan yang lain dan ketika diatas saya melihat bentuk dari curug Ceheng. Sangat indah , padahal jika dilihat dari aliran sungainya tidaklah begitu banyak tetapi ketika jatuh , penuh sampai ke bawah. Luar biasa. Lokasi disekitar curug juga masih sangat luas, dapat digunakan sebagai tempat perkemahan. Hanya belum tertata rapi sehingga belum banyak orang yang mengetahui ada sebuah tempat wisata yang menarik di sini. Telaga Sunyi. Salah satu tempat yang membuat saya takjub adalah Telaga Sunyi , yang merupakan salah satu kawasan wisata di Baturraden. Tempatnya memang sangat jauh dari pusat kota Purwokerto, tetapi pemandangannya tidak kalah dengan tempat-tempat yang saya kunjungi sebelumnya. Hutan Pinus Saat Memasuki Telaga Sunyi Dari pintu gerbang, saya disambut oleh hutan pinus yang masih sangat lebat. Beberapa peringatan dipasang pada plang untuk diperhatikan pengunjung. Melewati sebuah jalan yang kecil dimana ada aliran sungai dengan batu-batu kali yang sangat besar, akhirnya saya menemukan telaga itu. Disebut Telaga sunyi , karena memang letaknya yang terpencil jauh dari hiruk pikuk. Begitu damai dan nyaman berada ditempat ini. Ada air terjun mini dengan aliran air yang sangat deras. Ada tebing yang membentuk celah di dekat air terjun, dan tebing itu mengalirkan air dari sela-sela batuan.

[caption id="attachment_108256" align="aligncenter" width="300" caption="Pagar Pengamanan Di sekitar Telaga"][/caption] Air yang tenang membuat saya ingin berendam di dalamnya. Kedalaman air kira-kira 5 meter. Keamanan yang dipasang untuk para pengunjung adalah kayu-kayu yang dipasang menjadi pembatas bagi para pengunjung. Bila hujan datang sebaiknya pengunjung segera meninggalkan tempat ini. Sebab air dapat menyeret dan menimpa bebatuan besar yang ada dibawahnya. Tempat ini sangat tertutup dan dikelilingi oleh tebing yang tinggi dengan hutan diatasnya.Jalan kecil yang dilalui pun masih asli dan alami serta licin, sehingga pengunjung perlu hati-hati termasuk ketika melewati aliran sungai. Telaga sunyi memang terkesan misterius dan sangat senyap tetapi pemandangan yang disuguhkan tidaklah membosankan para pengujung yang hendak refreshing ke tempat ini. Udara yang masih sejuk dan segar dapat menjadi nilai tambah selain tempatnya yang masih asli dan alami.

[caption id="attachment_108257" align="aligncenter" width="300" caption="Telaga Sunyi Yang Dikelilingi Tebing dan Hutan"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun