Benteng peninggalan pada masa penjajahan Belanda menjadi sebuah saksi sejarah di bumi nusantara. Bukti sejarah kokohnya benteng-benteng tersebut masih bisa dilihat dan dikunjungi. Kali ini saya menceritakan ketika jejajahi benteng yang berada di kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Benteng Karang Bolong.
Untuk dapat sampai ke Benteng Karang Bolong digunakan perahu motor nelayan dari pantai Teluk Penyu menuju kawasan Pulau Nusakambangan. Tidak sampai 15 menit sudah tiba di dermaga Nusakambangan bagian timur melewati Selat Segara Anakan. Sepanjang perjalanan menuju dermaga tersebut saya melihat dua buah kapal minyak yang sedang merapat serta hijaunya Nusakambangan.
Ketinggian pulau adalah antara 0 - 50 meter diatas permukaan laut. Di sebelah selatan,barat dan timur berbatasan dengan Samudra Hindia dan sebelah utara berbatasan dengan Selat Segara Anakan, Bengawan Donan, muara sungai Citanduy, dan kota Cilacap. Selain sebagai kawasan cagar alam, Pulau Nusakambangan juga terdapat perkebunan milik warga seperti kelapa.
Nusakambangan tidak berpenduduk kecuali disekitar dermaganya itupun hanya warung-warung makanan dibuka untuk kunjungan wisata atau sebagai tempat singgah penduduk yang akan mengambil panennya. Letak Benteng
Perjalanan menuju Benteng Pendem dari dermaga cukup melelahkan karena medannya yang berbukit serta melewati kawasan hutan belukar selain itu ditempuh dengan berjalan kaki. Di dalam kawasan hutan ini, ada sebuah pohon bernama Pohon Gondong. Pohon tersebut memiliki bebijian berwarna hijau, serta berfungsi sebagai penyimpanan air minum dan juga obat-obatan. Karena air disekitar pulau ini rasanya payau sehingga penduduk menggunakan pohon ini sebagai air minum mereka.
Gerbang Benteng Karang Bolong hampir tidak terlihat karena tertutup akar pohon. Sehingga dari jauh mirip sebuah kastil yang angker dan menyeramkan untuk didekati. Bangunanya berbentuk huruf U
"Dibawah kaki kita ini adalah benteng juga, tetapi belum digali (dibaca : ekskavasi)." Demikian yang dikatakan oleh pemandunya. Saya pun sungguh heran karena tingginya benteng bahkan sampai menembus ruang bawah tanah. Hanya sayangnya tertutup lumut dan akar pohon. Diperkirakan benteng ini terdiri 4
Ruangan yang ada dibawah tanah sangat gelap begitupun ketika menuruni anak tangga yang ada di dalam benteng. Lebih baik membawa senter atau headlamp. Selesai menuruni anak tangga akan menemukan sebuah lorong yang panjang. Lorong itu merupakan jalan dimana terdapat ruangan besar yang ada dikiri dan kanannya. Ada ruang aula, barak prajurit, ruang penjara dan ruang penyiksaan serta terdapat ruang pos jaga. Di luar lorong tersebut terdapat ruang pengintaian. Lubang yang mengarah ke laut digunakan sebagai tempat penembakan jika ada musuh yang datang. Ada juga sebuah meriam yang sangat
Pemandangan lain yang dapat dilihat tidak jauh dari Benteng Karang Bolong adalah pantainya. Pesona pantai laut selatan dengan pasir putih dan karang-karang yang ada ditepi pantai. Menurut pemandunya, konon terdapat lorong bawah tanah yang menghubungkan benteng ini dengan Benteng Pendem dengan melewati dasar laut.
Benteng Pendem
Tidak jauh dari pantai Teluk Penyu terdapat sebuah benteng yang juga merupakan benteng pertahanan tentara
Benteng Pedem dinamakan demikian karena terpendam dibawah tanah. Dalam bahasa Belanda dinamakan "Usbatterij Op De Lantong Te Tjilatjap". Benteng Pendem dibangun secara bertahap pada tahun 1861 - 1879. Benteng ini dibangun karena letaknya yang strategis untuk pendaratan dan pantainya terlindung oleh Pulau Nusakambangan.
Sejarah Benteng Pendem ini menurut synopsis yang dibagikan. pada waktu tentara Jepang datang ke Indonesia, benteng Pendem dijadikan markas tentara. Selama dua tahun kosong sejak Jepang kalah oleh sekutu dan Benteng Pendem kembali ke tangan tentara Hindia Belanda ( KNIL ) sampai tahun 1950. Baru ditempati kembali pada tahun 1952 sampai akhir 1965 sebagai markas TNI pasukan Banteng Loreng. Pernah juga didipakai sebagai tempat latihan pasukan RPKAD ( Kopassus ).
Sekitar duapuluh satu tahun , benteng ini terbengkalai dan tidak terurus. Sampai suatu saat seorang warga Cilacap bernama Adi Wardoyo memberanikan diri menata dan menggali lingkungan benteng sejak tanggal 26 November 1986. Sebab, disekitar lokasi benteng, telah dibangun dermaga,kantor dan tangki kilang minyak untuk Pertamina dengan sebutan Area 70 dengan memanfaatkan sebagian areal Benteng Pendem seluas 4 ha. Kemudian sejak tanggal 28 April 1987 Benteng Pendem resmi dibuka untuk umum hingga saat ini.
Saat ini benteng pendem sudah banyak dikunjungi dengan beberapa fasilitas tempat rekreasi untuk anak-anak dan keluarga. Seorang bapak yang memandu saya dan teman-teman dari Komunitas Jelajah Budaya, mengatakan bahwa sungai besar yang pernah mengaliri tempat ini yang berasal dari laut telah dibuat menjadi kolam buatan. Lokasi Benteng ada dibagian belakang tempat rekreasi ini. Bagian awal dari lokasi Benteng Pendem adalah bangungan yang memiliki barak yang menjadi tempat tinggal para prajurit Belanda. Satu kamar terdiri dari 40 - 50 orang dan tepat di depan bangunan barak ada tempat mandi para tentara.
Dibagian lain dari lokasi benteng ada sebuah terowongan yang panjangnya sekitar 100 meter. Terowongan ini sangat gelap dan berisi air setinggi mata kaki. Tinggi terowongan sekitar 160 meter. Tempat yang lembab membuat terowongan ini penuh dengan lumut. Keluar dari terowongan ada sebuah goa jepang yang letaknya
Dekat kolam buatan, ada juga sebuah benteng yang memanjang dipakai sebagai pertahanan karena letaknya menghadap laut. Cinderamata terbuat dari kerang banyak dijual ketika menuju pintu keluar benteng. Tepat di muka benteng, terdapat sebuah menara pantai yang digunakan untuk memantau kondisi pantai Cilacap.
Kuliner dan oleh-olehdari Cilacap.
Kuliner yang ditawarkan di dekat Benteng pendem adalah makanan laut tentunya. Jika ingin mencicipi aneka seafood seperti udang goreng tepung, ikan bakar, cumi asem manis dan lainnya atau sekedar menikmati segarnya air kelapa semua dapat dinikmati di tempat makan yang ada disepanjang pantai. Bahkan sambil menyantap makanan pun masih dapat men
Kalau malam hari, disekitar alun-alun terdapat sebuah lokasi makanan yang sangat ramai dikunjungi. Tinggal pilih mau pesan makanan sesuai selera. Alun-alun sangat ramai dan jika ada yang ingin menikmati jajanan kecil dapat juga membeli disini. "Setiap hari selalu ramai, tidak tergantung malam minggu atau tidak. Tapi kalau hujan ya bubar ,Mba." ucap seorang pedagang ronde yang menjelaskan mengenai keramaian di alun-alun ini.
Cilacap, 05 Maret 2011
Veronica Setiawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H