Mohon tunggu...
Veronika Nainggolan
Veronika Nainggolan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Baru selesai kuliah, sdg mengadu nasib di ibukota. \r\n\r\nMotto : "MENGAMATI lalu MENULIS" \r\n \r\nuntuk KEDAMAIAN NEGERI......\r\n \r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bakar Batu, Syukuran Adat Pelantikan Gubernur Papua (2)

11 April 2013   17:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:22 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_254107" align="aligncenter" width="531" caption="dok. pribadi"]

13656765031899885168
13656765031899885168
[/caption]

Proses membakar batu awalnya dengan cara menumpuk batu sedemikian rupa kemudian mulai dibakar sampai kayu habis terbakar dan batu menjadi panas, bahkan sampai berwarna merah. Setelah itu, babi telah dipersiapkan untuk dipanah terlebih dahulu. Biasanya yang memanah babi adalah para kepala suku dan dilakukan secara bergantian.

[caption id="attachment_254108" align="aligncenter" width="587" caption="dok. pribadi"]

1365676537259720723
1365676537259720723
[/caption]

Setelah babi dibersihkan dan dipotong-potong, tahap berikutnya adalah memasak daging babi tersebut dengan batu panas. Potongan daging babi membungkus batu panas ditutup ubi dan sayuran lalu dibungkus daun pisang dan alang-alang sebagai penghalang agar uap dan panas batu tidak keluar. Lalu dimasukan ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan tadi.

Sambil menunggu masakan matang, di panggung utama siap menggelar kebaktian. Warga duduk di rumput menghadap panggung, mendengarkan siraman rohani dari pendeta. Usai kebaktian, dilanjutkan dengan makan bersama.

[caption id="attachment_254109" align="aligncenter" width="516" caption="dok. pribadi"]

1365676602790066182
1365676602790066182
[/caption]

Makanan yang sudah matang dikeluarkan dari lubang, dan dibawa ke tenda-tenda yang telah disiapkan panitia. Semua suku Papua berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan mulai makan bersama. Makanan hasil bakar batu dihidangkan bersama-sama dengan berbagai makanan khas Papua lainnya, seperti Barapen, sagu dingin ala Sentani dan lainnya.

[caption id="attachment_254111" align="aligncenter" width="550" caption="dok. pribadi"]

136567665813076395
136567665813076395
[/caption]

Tradisi ini dipercaya bisa mengangkat solidaritas dan kebersamaan rakyat Papua. Dalam konteks syukuran atas pelantikan Lukas Enembe dan Klemen Tinal, bakar batu kali ini tentu memiliki makna yang berbeda. Memperkuat solidaritas seluruh lapisan masyarakat yang tinggal di Papua, dari kota hingga ke kampung-kampung, dari pesisir pantai hingga ke gunung-gunung, warga asli maupun pendatang untuk memberikan dukungan yang sepenuh-penuhnya kepada Lukas dan Klemen yang baru mereka pilih untuk bersama mereka membawa Papua semakin maju, mandiri dan sejahtera.

Kalau saya boleh memberi tema acara bakar batu dan pesta rakyat kali ini, adalah : Menyatukan dan Membaharui Tekad semua Orang Papua lintas-suku bahkan lintas etnis untuk bersama Pemimpin baru mereka MEMBANGUN PAPUA dengan Semangat OTSUS, agar Papua semakin MAJU, MANDIRI, dan SEJAHTERA. Semoga......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun