Mohon tunggu...
Veronika Nainggolan
Veronika Nainggolan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Baru selesai kuliah, sdg mengadu nasib di ibukota. \r\n\r\nMotto : "MENGAMATI lalu MENULIS" \r\n \r\nuntuk KEDAMAIAN NEGERI......\r\n \r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

New Castle University Beri Penghargaan untuk Profesor Wanita Pertama Papua

16 September 2014   19:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:31 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_359595" align="aligncenter" width="502" caption="Prof.DR. Yohana Susana Yembise (dok.suarapapua.com)"][/caption]

Tokoh Perempuan dari Papua Prof. DR. Yohana Susana Yembise, M.A baru saja menerima Tuto Thansen and Fainting Alumni Awards 2014″ dari New Castle University Australia. Ia berhasil masuk sebagai salah satu finalis kuat untuk kategori “National Leadership” . Ada delapan kategori dalam ‘2014 Alumni Awards’ ini dengan keseluruhan finalis berjumlah 32 orang dari berbagai negara.

Penghargaan ini diberikan bagi para alumni New Castle University yang dinilai berhasil mengukir prestasi di lingkungan tempat pengabdiannya masing-masing, dan kesuksesan itu telah mengharumkan nama alma mater yang telah mendidik mereka. Prestasi Prof. Yohana adalah telah meraih prestasi akademik tertinggi, yaitu telah dikukuhkan sebagai perempuan Papua pertama yang menjadi Guru Besar (Profesor) pada 14 November 2012 di Kampus Universitas Cenderawasih Jayapura. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan gelar kepadanya sebagai Profesor Doktor bidang Silabus Desain dan Material Development.

Wanita asal Biak kelahiran Manokwari 1 Oktober 1958 ini selama ini mengajar di Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen baik di S1 maupun S2. Selama ini, Prof Yohana telah menerima sejumlah penghargaan baik di tingkat lokal maupun nasional. Pada 21 April 2014 lalu bertepatan dengan Hari Kartini, Prof Yohana menerima penghargaan sebagai “10 Tokoh Perempuan Papua Terbaik “ dan mendapatkan ‘Kartini Award’ dari Gubernur Papua Lukas Enembe.

Ikhwal penghargaan dari New Castle University itu, Duta besar Australia untuk Indonesia mengakui bahwa Prof. Yohana adalah alumni yang memiliki kontribusi besar bagi pembangunan sumber daya manusia di Tanah Papua maupun Indonesia.

Yang membuat kita bangga adalah keikutsertaan ibu Prof. Yohana sebagai finalis dalam international event ini adalah satu-satunya yang mewakili Negara Indonesia. Panitia penyelenggara penghargaan di Universitas New Castle Australia sempat mengira kalau Prof Yohana berasal dari Papua New Guinea (PNG).

Dalam ajang ini, Prof Yohana akan bersaing dengan 3 nominee (calon) dari negara lain, yaitu Phil Foreman AM yang merupakan Profesor emeritus dari New South Wales (NSW) Institute of Teachers (Australia), Paul Graham yang merupakan ahli ekonomi dalam bidang analisis pasar energi di Australia, dan Kessarawan Nilvarangkul yang merupakan seorang peneliti  pada Faculty of Nursing di Khon Kaen University (Thailand).

Dia mengaku, penghargaan yang diterimanya nanti akan dipersembahkan bagi seluruh masyarakat Papua, khususnya kaum wanita Papua sebagai motivasi untuk terus berkarya bagi kemajuan Tanah Papua dan Indonesia.

Sedikit tentang perjalanan hidup Prof Yohana, setelah lulus sekolah menengah atas tahun 1982, Yohana melanjutkan pendidikan sarjana/S1 di program studi bahasa Inggris jurusan pendidikan bahasa dan seni FKIP UNCEN. Semasa kuliah, dia bekerja sebagai asisten dosen di program studi yang digelutinya selama tiga tahun, sejak 1983-1986. Semasa kuliah di tempat ini, ia aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Tahun 1984, ia terpilih menjadi wakil ketua KNPI Kabupaten Paniai. Di samping kesibukan yang menyita waktunya itu, ia juga aktif dalam kegiatan kesenian Papua yang didanai oleh Pemda setempat.

Sebagai mahasiswa, ia sempat ikut sebagai salah satu peserta pertukaran pemuda antarIndonesia dan Canada. Ia terpilih mewakili Papua bersama pemuda Indonesia lainnya ke Canada selama satu tahun. Kendati aktivitasnya sangat padat, namun ia dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.

Sejak tahun 1987, ia sudah menjadi dosen tetap pada program studi itu. Selain sebagai dosen, ia pernah memegang jabatan sebagai kepala Laboratorium Bahasa UNCEN setahun (1991). Lompatan jabatan perempuan asli Papua ini boleh dibilang cepat. Tahun 1992 menjadi Diplomat Applied Linguistic TEFL (Dip. TEFL) dari Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapore. Pada 1994 ia menyelesaikan pendidikan di Faculty of Education, Simom Fraser University British Colombia Canada dengan gelar Master of Art (MA). Pengalaman luar negeri lainnya, pernah sebagai anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship dari ADS/USAID tahun 2011.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun