Mohon tunggu...
Verna Varensia
Verna Varensia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Opini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Nilai Kasih dalam Membangun Pendidikan

18 Oktober 2023   14:48 Diperbarui: 18 Oktober 2023   14:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus siswa yang menganiaya gurunya menggunakan celurit hingga bersimbah darah membuat tanda tanya yang besar dari masyarakat. Kok bisa, ya?

Seorang siswa Madrasah Aliyah di Demak, Jawa Tengah berinisial MAR (17) membacok guru olahraga berinisial (AFR). Pelaku telah ditangkap dan diamankan pada Senin (25/9) oleh Polda Jawa Tengah.

Diduga pelaku nekat membacok gurunya didasarkan perkara nilai. Hasil Penilaian Tengah Semester (PTS) yang kurang memuaskan. Kepala Tata Usaha sekolah, Aneul Ibad, menyebut peristiwa terjadi saat korban sedang membagikan soal ujian di dalam kelas. Siswa datang mengucapkan salam dan mendadak menyabetkan sabit ke guru. Kondisi korban yang kritis dengan luka terbuka di leher dan lengan, langsung dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Kasus murid dan guru ini menuai beragam pandangan masyarakat dari segi pendidikan dan psikologis. Sebenarnya siapa yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut? Perkembangan anak dipengaruhi pendidikan, baik dari keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Ketika faktor-faktor yang mempengaruhi pola pikir anak berada dalam suasana yang buruk, maka anak-anak adalah korban diikuti perilaku buruk dan tingkah destruktif mereka.

Jika guru adalah korban kasat mata, maka murid adalah korban dari perkembangan globalisasi dan era digital bebas ini. Anak usia remaja masih sangat mengedepankan emosi. Pengambilan keputusan untuk menyakiti orang lain didasari keagresifan yang kuat. Anak tidak bisa berpikir jernih antara emosi dengan realita.

Menurut saya, perlu adanya pengelolahan pengawasan yang ketat bagi pendidikan karakter anak. Baik dari keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Pendidikan untuk kemanusiaan dan hati nurani memerlukan perhatian lebih, seperti nilai-nilai moral kehidupannya di dalam masyarakat.

“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:43–44). Ayat ini bisa menjadi panduan mengimplementasikan nilai kehidupan dalam kasih. Tidak selalu mengedepankan emosi semata, tetapi sadar dengan nilai kehidupannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun