Mohon tunggu...
Verlandi Putra
Verlandi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Manajemen Waktu dalam Kehidupan Mahasiswa

17 Juli 2024   19:30 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:41 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/kaca-bening-dengan-grainer-pasir-merah-39396/

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Educational Psychology menemukan bahwa mahasiswa yang menggunakan teknik Pomodoro melaporkan peningkatan fokus dan produktivitas sebesar 20% dibandingkan dengan kelompok kontrol. Teknik ini membantu mahasiswa untuk tetap fokus pada tugas yang sedang dikerjakan dan menghindari prokrastinasi. Selain itu, istirahat singkat antara setiap pomodoro membantu mencegah kelelahan mental dan mempertahankan tingkat energi sepanjang hari.

Penggunaan teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif dalam manajemen waktu mahasiswa. Aplikasi manajemen tugas dan kalender digital dapat membantu mahasiswa mengorganisir jadwal mereka dengan lebih baik dan mengingat tenggat waktu penting. Menurut survei yang dilakukan oleh Educause Center for Analysis and Research, 78% mahasiswa melaporkan bahwa penggunaan teknologi membantu mereka mengelola waktu dengan lebih efektif. 

Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi juga bisa menjadi sumber gangguan jika tidak digunakan dengan bijak. Mahasiswa perlu belajar untuk menggunakan teknologi secara strategis, misalnya dengan menonaktifkan notifikasi yang tidak penting selama waktu belajar atau menggunakan aplikasi pemblokir untuk membatasi akses ke situs-situs yang mengganggu.

Selain strategi individual, dukungan institusional juga memainkan peran penting dalam membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan manajemen waktu. Universitas dan perguruan tinggi dapat mengintegrasikan pelatihan manajemen waktu ke dalam kurikulum mereka atau menawarkannya sebagai bagian dari program orientasi mahasiswa baru. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan menemukan bahwa mahasiswa yang mengikuti workshop manajemen waktu di awal tahun akademik memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi dan nilai rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Institusi pendidikan juga dapat menyediakan layanan konseling dan coaching yang dapat membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengelola waktu mereka.

Penting juga untuk memahami bahwa manajemen waktu bukanlah tentang mengisi setiap menit dalam sehari dengan aktivitas produktif. Sebaliknya, ini adalah tentang menciptakan keseimbangan yang sehat antara studi, kehidupan sosial, dan waktu untuk diri sendiri. Mahasiswa yang terlalu fokus pada produktivitas dan mengabaikan aspek lain dari kehidupan mereka berisiko mengalami burnout. 

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of College Student Development, mahasiswa yang mampu menyeimbangkan waktu mereka antara studi, kegiatan sosial, dan waktu pribadi melaporkan tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi dan performa akademik yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk belajar memprioritaskan tugas-tugas mereka dan mengalokasikan waktu untuk relaksasi dan kegiatan yang mereka nikmati.

Salah satu tantangan terbesar dalam manajemen waktu adalah mengatasi prokrastinasi. Banyak mahasiswa mengaku sering menunda-nunda pekerjaan mereka, yang dapat menyebabkan stres dan penurunan kualitas hasil kerja. Sebuah studi yang dilakukan oleh Procrastination Research Group di Carleton University menemukan bahwa 80-95% mahasiswa terlibat dalam prokrastinasi pada suatu waktu, dengan hampir 50% melakukannya secara konsisten dan bermasalah. Untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa perlu memahami penyebab prokrastinasi mereka dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya. Ini bisa termasuk memecah tugas besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola, menetapkan tenggat waktu pribadi yang lebih awal dari tenggat waktu sebenarnya, atau menggunakan teknik "eat the frog" dengan mengerjakan tugas yang paling tidak menyenangkan terlebih dahulu.

Penting juga untuk memahami bahwa manajemen waktu adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan seiring waktu. Mahasiswa tidak perlu merasa putus asa jika mereka mengalami kesulitan pada awalnya. Sebuah studi longitudinal yang dilakukan oleh University of California, Berkeley menemukan bahwa mahasiswa yang secara konsisten berusaha memperbaiki keterampilan manajemen waktu mereka menunjukkan peningkatan signifikan dalam produktivitas dan kepuasan hidup selama masa studi mereka. 

Kunci keberhasilannya adalah konsistensi dan kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi. Mahasiswa perlu mengevaluasi strategi manajemen waktu mereka secara teratur dan tidak takut untuk mencoba pendekatan baru jika metode yang ada tidak lagi efektif.

Dalam era digital ini, tantangan manajemen waktu yang dihadapi mahasiswa semakin kompleks. Kehadiran media sosial dan hiburan online yang selalu tersedia dapat menjadi pengalih perhatian yang signifikan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Common Sense Media menemukan bahwa mahasiswa rata-rata menghabiskan sekitar 9 jam sehari menggunakan media, termasuk 6 jam untuk hiburan.

 Angka ini menunjukkan betapa pentingnya bagi mahasiswa untuk mengembangkan disiplin diri dan strategi manajemen waktu yang kuat untuk menghindari terjebak dalam "lubang hitam" media digital. Beberapa strategi yang dapat diterapkan termasuk penggunaan aplikasi pemblokir konten, menetapkan batas waktu harian untuk penggunaan media sosial, atau menerapkan "digital detox" secara berkala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun