Pada akhirnya, kata "cukup sampai di sini" adalah kata pemanis untuk menyembunyikan dendam yang masih ada sampai akhirnya berkarat. Â Semakin lama disimpan, semakin berkarat dan kutemukan aku sedang tidak baik-baik saja dengan kondisi hati yang seperti ini. Kehidupan ibadah pun seperti kain kotor. Namun, meskipun suara itu seperti hakim atasku, memintaku berhenti saja, doa-doa tetap kunaikkan, kidung pujian tetap kunyanyikan dan Kitab Suci tetap kurenungkan. Aku sedang berjuang untuk bisa mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali... Aku sedang berjuang untuk berkata kepada mereka yang berhenti kukasihi,
"Cukup sampai di sini aku menutup hati, sekarang tiba waktuku membuka untukmu, ini aku mau mengasihimu.."
Aku sedang berjuang membersihkan dendam yang berkarat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H