NAMA : VERY IRAWAN SIMBOLON
NIM : 2315091092
ROMBEL : 16
Tri Hita Karana merupakan sebuah konsep filosofis dalam kebudayaan Bali yang mengedepankan keseimbangan dan keselarasan antara tiga unsur yaitu Pawongan (hubungan antar manusia), Palemahan (hubungan antara manusia dengan alam), dan Parahyangan (hubungan antara manusia dengan dewa). Berikut beberapa contoh penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari:
Â
1. Pawongan (hubungan antar manusia)
 - Keluarga dan komunitas:
  Dalam konsep Tri Hita Karana, keluarga dianggap sebagai landasan sosial dan spiritual. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tercermin dari pentingnya mendukung dan menghormati anggota keluarga. Misalnya dengan berbagi tanggung jawab keluarga, berkomunikasi secara efektif, dan memberikan dukungan emosional. Di tingkat masyarakat, bekerja sama untuk memecahkan masalah bersama atau mendukung kegiatan sosial adalah implementasi sebenarnya dari nilai ini.
Â
 - Pekerjaan dan karier:
  Dalam lingkungan kerja, prinsip Tri Hita Karana menekankan pentingnya kolaborasi dan hubungan yang sehat di tempat kerja. Karyawan yang menghayati nilai-nilai tersebut akan berusaha menciptakan lingkungan kerja yang positif dimana mereka saling mendukung dan berbagi tanggung jawab. Etos kerja yang kuat, tanggung jawab terhadap tugas, dan komunikasi terbuka merupakan elemen dari aspek ini.
Â
 - hubungan sosial:
  Dalam kehidupan sehari-hari penerapan Tri Hita Karana antara lain hubungan dengan tetangga dan sahabat. Menghargai privasi tetangga, berpartisipasi secara sosial dalam komunitas, dan memberikan bantuan bila diperlukan adalah contoh dari nilai-nilai ini. Menerima dan menghormati perbedaan dalam masyarakat juga akan menciptakan keharmonisan dan keharmonisan.
Â
2. Palemahan (hubungan manusia dengan alam):
 - Konservasi alam:
  Salah satu aspek yang paling nyata dalam penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari adalah pelestarian alam. Hal ini mencakup langkah-langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, berpartisipasi dalam skema penanaman pohon, dan mendukung inisiatif konservasi alam. Menyadari dampak tindakan sehari-hari terhadap lingkungan adalah kunci untuk menciptakan keseimbangan dengan alam.
Â
 - Pertanian berkelanjutan:
  Konsep ini dapat diterjemahkan ke dalam praktik pertanian berkelanjutan. Petani yang menerapkan Tri Hita Karana akan mengadopsi metode pertanian organik, mengurangi penggunaan pestisida berbahaya, dan mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab. Hal ini tidak hanya menjaga produktivitas pertanian tetapi juga melindungi lingkungan alam.
Â
 - Pengelolaan sampah:
  Pengelolaan sampah berkelanjutan merupakan langkah penting menuju kehidupan yang harmonis dengan alam. Daur ulang, pengurangan sampah plastik dan mendukung program pengelolaan sampah yang efektif adalah contoh nyata dari pemahaman dan penghormatan terhadap alam.
Â
3. Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan):
 - Agama dan ritual:
  Dari segi keagamaan, penerapan Tri Hita Karana antara lain melakukan ritual sesuai keyakinan masing-masing individu. Hal ini mencakup partisipasi dalam ibadah keagamaan, doa, dan penghormatan terhadap tempat ibadah. Kesatuan dalam beribadah juga mempererat hubungan antar individu dalam masyarakat.
Â
 - Etika dan moral:
  Tri Hita Karana mendorong pengembangan akhlak dan akhlak yang tinggi dalam berperilaku sehari-hari. Hal ini mencakup perilaku etis di tempat kerja, di rumah, dan di masyarakat. Dalam konteks ini, menjunjung tinggi nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan empati merupakan bagian integral dalam hubungan manusia dengan Tuhan.
Â
 - Refleksi diri:
  Aspek ini mencakup refleksi diri dan pengembangan spiritual. Melalui introspeksi, seseorang dapat mengenali dan mengoreksi aspek-aspek dalam dirinya yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai spiritual. Melakukan aktivitas meditasi atau refleksi diri juga dapat membantu membangun hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.
Â
  Penerapan Tri Hita Karana bukan hanya sekedar kewajiban budaya tetapi juga fundamental untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan, harmonis, dan berketahanan. Nilai-nilai tersebut jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan turut menciptakan landasan kuat bagi keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Â
  Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari hari yang saya lakukan seperti yg ada di video penugasan dimulai dari Pawongan (hubungan antar manusia) yaitu menjaga hubungan dengan sesama teman. Di kehidupan sehari hari saya mengimplementasikan nilai ini dengan cara yaitu itu dapat menggunakan banyak cara seperti yg saya lakukan di video bersantai, bercengkrama, bernyanyi dan banyak hal lagi untuk menjaga hubungan yang baik dengan teman.
Â
  Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari hari kedua yg saya lakukan adalah Palemahan (Hubungan Manusia dengan Alam). Di kehidupan sehari hari saya mengimplementasikan nilai ini dengan cara menjaga alam atau lingkungan tempat tinggal sseperti membersikan sekitar tempat tinggal, kita dapat memulai dengan menyapu teras rumah yg kotor karena itu sudah bagian dalam menjaga alam, saya juga menyiramm tanaman sebagai bagian dari menjaga alam yang ada di sekitar kita.
Â
  Selanjutnya Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari hari yang saya lakukan adalah Parahyangan (Hubungan Manusia dengan Tuhan). Di kehidupan sehari hari saya mengimplementasikan nilai nilai ini dengan cara berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita perlu berdoa kepada Tuhan setiap harinya. Dimulai dari hal hal kecil seperti berdoa sebelum makan.
TERIMAKASIH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H