Mohon tunggu...
Veri Setiawan
Veri Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Cuma seorang guru yang hobi nulis

Saya adalah seorang guru yang biasa mengisi waktu luang dengan menulis. Dengan menulis kita akan membaca, Dengan membaca kita akan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Fakta Menarik "Bapak Penerbang Indonesia" Agustinus Adisutjipto

29 November 2021   16:00 Diperbarui: 29 November 2021   16:07 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Indonesia terbaru, film Kadet 1947, baru saja dirilis pada Kamis, 25 November 2021. Film bertemakan sejarah ini diproduksi Celerina Judisari, Temata Studio, dan disutradarai oleh Rahabii Mandra dan Winaldo Artaraya Swastia. 

Film ini dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris terkenal Indonesia seperti Bisma Karisma, Kevin Julio, Omara Esteghlal, Marthino Lio, Ibnu Jamil, Aryo Bayu, dan sederet pemain lainnya. 

Film ini mengisahkan kadet atau taruna sekolah penerbang Maguwo pada tahun 1947 yang ingin berperan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Salah satu tokoh yang disorot dalam film itu adalah sosok Agustinus Adisutjipto yang diperankan oleh Andri Mashadi. Berikut ini adalah 5 fakta menarik tentang tokoh Agustinus Adisutjipto. Yuk simak!

1. Terlahir dari Orang Tua Beda Agama

Adisutjipto lahir pada tanggal 4 Juli 1916 di kota Salatiga, Jawa Tengah. Ayahnya beragama Katolik bernama Pius Roewidodarmo, dan ibunya beragama Islam bernama R. Ng. Latifatun. 

Roewidodarmo memberinya nama Adisutjipto, karena ia berharap kelak anak tersebut menjadi orang yang baik, berakhlak mulia dan berguna bagi negara dan bangsa. Saat dibaptis di Gereja Katolik Santo Paulus Miki, Salatiga, Adisutjipto menerima nama baptisnya, Agustinus. Jadilah nama Agustinus Adisutjipto.

2. Diramalkan Sejak Kecil Tidak Akan Berumur Panjang

Adisutjipto juga mendapat tambahan nama dari kakeknya, yakni Mbah Wirjo dari Wonosari, Magelang. Mbah Wirjo memberi Adisutjipto nama tambahan, Palgunadi. 

Nama tersebut diambil dari cerita wayang yang menggambarkan seorang tokoh yang tidak mengikuti perang Balatayuda tetapi meninggal dalam keadaan moksa. 

Ramalan itu berarti Adisutjipto tidak akan berumur panjang. Pemberian nama ini seolah menjadi pertanda nasib Adisutjipto. Dia meninggal saat melakukan misi di udara ketika dia masih muda.

3. Keinginannya Menjadi Seorang Penerbang Sempat Terhalang Restu Orang Tua

Saat lulus Meer Uitgebreid Camp Onderwijs (MULO), Adisutjipto ingin mengikuti ujian sekolah penerbangan di Kalijati. Permintaan ini ditolak oleh ayahnya sehingga ia masuk ke Algeemene Middelbare School (AMS) di Semarang. 

Setelah lulus pada tahun 1936, Adisutjipto meminta kembali ayahnya untuk bersekolah di sekolah militer di Breda, Belanda. Sebaliknya, ayahnya menasihatinya untuk belajar kedokteran. 

Adisutjipto pun mengikuti nasihat ayahnya. Ia belajar di Genneskundige Hooge School di Jakarta. Selama masa studinya, Adisutjipto diam-diam lulus masuk Sekolah Militaire Luchtvaart Opleidings atau Sekolah Penerbangan Militer di Kalijati. 

Ia lulus dengan hasil yang sangat memuaskan. Karena hasil ini, ayahnya akhirnya mengizinkan Adisutjipto untuk belajar di sekolah penerbangan.

4. Salah Satu dari Dua Kadet Pribumi yang Mendapatkan Gelar Groot Militaire Brevet atau Brevet Penerbang Tingkat Atas

Adisutjipto diterima sebagai kadet pilot setelah menyelesaikan jenjang pertama. Bersama sembilan siswa lainnya, Adisutjipto mencapai level Vaandrig Kortverbang Vlieger atau calon letnan muda untuk posisi pilot dengan ikatan pendek. 

Namun karena masih adanya diskriminasi antara Belanda dan Indonesia pada saat itu, hanya lima dari 10 siswa yang lulus ujian. Kelima orang ini telah mencapai level Klein Militaire Brevet atau Brevet Penerbang Tingkat Pertama. 

Dari lima orang tersebut, hanya dua orang yang dapat menerima Groot Militaire Brevet atau Brevet Penerbangan Tingkat Atas, yaitu Agustinus Adisutjipto dan Sambudjo Hurip.

5. Mendapat Julukan 'Bapak Penerbang Indonesia'

Sosok Adisutjipto telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan TNI AU. Adisutjipto muda memimpin dalam membangun sekolah penerbangan Indonesia sebagai bekal untuk  Angkatan Udara Indonesia di masa depan. 

Pada masa awal kemerdekaan, Adisutjipto dan rekannya Sukarnen Matodisumo menjadi asisten S. Sudayarma selaku Kepala Seksi Penerbangan TNI AU. 

Pada tanggal 15 November 1945, Adisutjipto mengusulkan untuk mendirikan sekolah terbang di Maguwo, Yogyakarta. Sekolah penerbangan ini adalah pendahulu dari Akademi Pendidikan Angkatan Udara. 

Di sekolah penerbangan Maguwo, Adisucipto menangani tugas pendidikan dan pelatihan. Karena jasanya tersebutAdisucipto dikenal sebagai 'Bapak Penerbangan Indonesia'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun